Melacak Kehadiran Gong Nekara Selayar yang Dipercaya Berumur Ribuan Tahun

Melacak Kehadiran Gong Nekara Selayar yang Dipercaya Berumur Ribuan Tahun
info gambar utama

Bagi wisatawan yang memiliki minat sejarah tidak akan akan lengkap ketika berkunjung ke Sulawesi Selatan tetapi tak datang ke Kabupaten Kepulauan Selayar. Karena di sana, terdapat sebuah rumah nekara yang berumur ribuan tahun lalu.

Dimuat dari Kompas, nekara yang tersimpan di Kelurahan Bontobangun, Kecamatan Bontoharu, sekitar tiga kilometer dari Benteng pusat kota Selayar itu dipercaya dibuat pada 300 atau 600 tahun sebelum Masehi.

Tinggi dari benda mirip dandang terbalik itu 92 sentimeter dengan ukuran keliling dasarnya 414, cm. Inilah nekara terbesar di Asia Tenggara dan tertua kedua setelah nekara yang terdapat di China.

Kaya Akan Rempah Sejak Dulu, Indonesia Jadi Produsen Kayu Manis Terbesar di Dunia

Ahmad Wahidin petugas museum menyatakan nekara itu terdapat di rumah opu, panggilan keturunan kerajaan di Selayar. Dikatakannya atas kesepakatan dengan keluarga pemilik, nekara itu tak boleh berpindah tempat.

Opu Aru Tandjeng Karaeng Tinggimae, generasi ketujuh dari Sijati Karaeng Manena, salah satu Raja Bontobangun menyebut nekara itu masih berada di sana sejak awal. Walau dirinya takut rumah itu akan roboh.

“Pernah ada 250 turis naik kapal pesiar datang. Mereka menyaksikan nekara dan berfoto di rumah ini. Saya takut rumah ini bakal roboh,” katanya.

Legenda dari nekara

Asal usul nekara ini memiliki berbagai versi, salah satunya berasal dari keluarga pemilik sendiri. Dikisahkan bahwa nekara selayar ditemukan pada 1686 di Papanlohea oleh Sabura, petani penggarap tanah kerajaan.

“Cangkul Sabura membenturnya. Dibawa pada raja, nekara dijadikan pusaka kerajaan,” jelas Opu Aru.

Dikatakannya, nekara berasal dari satu kerajaan di China. Ketika itu Sawerigading, tokoh utama dalam La Galigo asal Luwu datang ke China untuk berdagang. Pada masa bersamaan, kerajaan itu membuat sayembara membunuh raksasa Oro.

Jalur Rempah Indonesia di Daftar Warisan Budaya UNESCO

“Sawerigading yang memiliki banyak ilmu ikut sayembara itu. Dia membunuh Oro, lalu dapat hadiah harta kerajaan, salah satunya nekara. Sawerigading bahkan dinikahkan dengan We Cuddai, putri kerajaan,” ujarnya.

Dari legenda tersebut diceritakan saat Sawerigading bersama istrinya dan ketiga anaknya melakukan perjalanan dari China ke Luwuk. Dia singgah di Selayar, tepatnya di Putabangun dan membawa nekara perunggu besar.

Saksi kejayaan Selayar

Asal pasti nekara memang hingga kini masih misteri. Tetapi para sejarawan menduga nekara ini terkait dengan perjalanan para pengelana yang mencari rempah-rempah di Tanah Air, khususnya di Kepulauan Maluku.

Dalam sejarahnya, Selayar menjadi titik collecting centre yang berperan dalam mengumpulkan komoditas kemudian akan dikirimkan ke pelabuhan internasional yang dalam hal ini adalah Makassar.

Pada titik inilah terjadi persebaran nekara karena adanya hubungan bilateral kerajaan pada masa lampau. Adanya hubungan ini diperkuat dengan simbol perpaduan unsur budaya dari Indonesia, China, dan Vietnam di tubuh nekara perunggu.

Andaliman, Rempah Andalan Sumatera yang Jarang Ditemui

Tetapi di luar silang pendapat mengenai asal usulnya, nekara ini berperan penting dalam hidup masyarakat lokal. Nekara dijadikan alat musik saat upacara meminta hujan hingga mengumpulkan makanan.

“Konon pukulan nekara dapat mengobati penyakit, seperti lumpuh,” lanjut Opu Aru.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini