Kesehatan Mental Kalah Menarik di Era Digital ?

Kesehatan Mental Kalah Menarik di Era Digital ?
info gambar utama

Fisik masih menjadi topik utama penilaian seseorang seolah-olah hanya yang terlihat oleh mata yang layak mendapatkan validasi. Tubuh bugar, tangan kuat, dan mata segar berperan sebagai penilaian dasar atas sehatnya kondisi seseorang.

Berbeda dengan kondisi psikis, seringkali ketika mendengar istilah mental health, masyarakat menganggap itu adalah hal yang tidak perlu dipertimbangkan. Anggapan bahwa orang dengan isu kesehatan mental merupakan orang gila, masih kental di benak masyarakat hingga saat ini.

Sekarang merupakan era digital di mana semua lini usia mulai dari anak-anak hingga dewasa menggunakan teknologi canggih dalam aktivitasnya, bahkan beberapa lansia turut berpartisipasi dalam sistem ini.

Menurut Don Tapscott, era digital adalah sebuah revolusi yang sedang terjadi di mana teknologi digital dan internet telah mengubah semua aspek bisnis, pemerintahan, dan kehidupan sosial. Era digital menghadirkan teknologi terbaru yang dapat menggantikan teknologi masa lalu agar semakin praktis dan modern.

Mengenal Fenomena Likuifaksi yang Terjadi Pada Gempa di Palu

Dampak Negatif Penggunaan Teknologi Digital

Media Sosial

Beragam Media Sosial | Sumber Gambar: productschool.com

Salah satu implementasi teknologi digital yaitu media sosial. Penggunaan media sosial memiliki dampak yang beragam baik positif maupun negatif. Semuanya bergantung pada individu masing-masing apakah bisa merespon hal tersebut dengan baik atau tidak. Dampak negatif muncul dari berbagai faktor sebagai berikut:

  • Hedonisme dan kesempurnaan: Masyarakat cenderung memamerkan kehidupan yang sempurna seperti liburan, kekayaaan, dan kesuksesan.
  • Kecanduan: Ketika terjun ke media sosial, waktu seolah tidak terasa sehingga akan memicu penggunaan yang berlebihan.
  • Kebebasan berekspresi: Banyak orang yang sangat mudah melontarkan komentar negatif kepada pihak atau orang lain. Melalui konten yang dilihat, komentar tersebut muncul disertai perdebatan yang tentunya tidak etis dilakukan.
  • Hoax: Berita hoax sering sekali muncul sehingga menyebabkan huru-hara yang semestinya tidak terjadi.
  • Ambisi: Keinginan untuk mendapatkan like yang banyak dan usaha untuk mendapatkan perhatian dapat merugikan diri sendiri.

Korelasi Kesehatan Mental dengan Teknologi

Faktanya, semua hal di atas dapat berpengaruh terhadap kesehatan mental seseorang. Bagaimana tidak, kita harus membandingkan kisah hidu kita dengan orang lain. Selain itu, komentar negatif dapat memicu depresi seseorang, bahkan dapat memicu perkelahian atau peperangan kedua belah pihak.

Sebenarnya masih banyak lagi pengaruh media sosial terhadap kesehatan mental seseorang. Apabila ini dibiarkan, tentu atmosfer kehidupan akan memburuk di mana manusia akan saling menjatuhkan, sifat iri dengki yang makin merajalela, dan munculnya trust issue global yang bisa menggerus rasa percaya terhadap suatu hal.

Situasi kian memburuk ketika masalah psikis dipandang sebelah mata. Baik dari pemerintah, lingkungan, maupun individu masing-masing perlu memberikan perhatian lebih pada masalah ini. Secara sederhana, orang-orang dengan masalah kesehatan mental hanya perlu didengar, dihargai, dan diperhatikan.

Pada konteks era digital sekarang, pengungkapan perasaaan dapat melalui story, status, feed, hingga YouTube. Jika posisi kita sebagai penonton, jangan langsung menghakimi mereka. Usahakan kita melihat dari sudut pandang “pelaku”. Bukankah setiap orang pasti mengalami kondisi yang berbeda-beda? Jika tidak mampu mendukung, yang perlu dilakukan adalah diam.

5 Planet Sejajar Akan Muncul Malam Ini, Begini Cara Melihatnya

Bagaimana jika posisi kita bernasib sama? Tentu hal ini akan lebih mudah karena sudut pandangnya sudah menyatu. Namun, bukan berarti hanya tinggal diam dan menangis bersama. Saling support sudah seharusnya dilakukan dengan saling introspeksi dan mencari solusi dari masalah yang timbul. Banyak orang ”senasib” bersekongkol untuk melakukan balas dendam atas pihak yang menyakiti mereka. Rantai itu tidak akan pernah habis jika balas dendam dilakukan. Oleh karena itu, salah satu bentuk self healing adalah memaafkan baik kepada diri sendiri dan orang lain.

Kita tidak akan membahas lebih lanjut mengenai self healing di sini, Kawan. Fokus pada pentingnya kesehatan mental untuk lebih diperhatikan. Secara tidak disadari, dampak dari masalah kejiwaan atau psikis bisa lebih berbahaya daripada masalah fisik.

Menurut laman resmi Asosiasi Pencegahan Bunuh Diri Indonesia (INASP), terdapat 670 jumlah kasus bunuh diri yang resmi dilaporkan. Selain itu, terdapat lebih dari 303 persen kasus bunuh diri yang tidak dilaporkan, data tersebut diperoleh berdasarkan perbandingan data kepolisian dan SRS.

Presiden dan pendiri yayasan Emotional Health For All (EHFA) mengatakan bahwa Berdasarkan penelitian terbaru, kami menemukan bahwa setidaknya kasus bunuh diri di Indonesia sejumlah empat kali lipat lebih tinggi dari angka yang dilaporkan. Sedangkan, jumlah percobaan bunuh diri setidaknya tujuh kali lipat dari jumlah tersebut.

Mengenal Aksara Sunda dari Sejarah dan Jenisnya secara Lengkap

Dari data tersebut, faktor utamanya ialah depresi dan kecemasan yang menunjukkan sangat berbahayanya dampak dari kesehatan mental. Penanganan yang dilakukan baik oleh komunitas, pemerintah, psikiater harus efektif untuk menanggulangi kasus ini.

Referensi: accurate.id | mijil.id | buletin.kpin.org

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AK
GI
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini