Pegunungan Sewu Sebagai Kawasan Industri Alat-Alat Batu Zaman Purba

Pegunungan Sewu Sebagai Kawasan Industri Alat-Alat Batu Zaman Purba
info gambar utama

Gunung Sewu memiliki segala sumber daya yang menarik manusia untuk menghuni kawasan itu sejak ratusan ribu tahun silam. Bukti hunian ini tersebar di sungai-sungai, dataran, dan gua-gua di lereng perbukitan kapur di karst Pegunungan Sewu.

Lokasi gua yang tidak jauh dari sungai dan jalan yang tidak terjal disukai manusia purba sebagai habitat tempat tinggal mereka. Arkeolog Harry Truman Simanjuntak menjelaskan sungai merupakan bagian dari kegiatan sehari-hari manusia gua.

Dikatakannya perubahan iklim dan paleografi merupakan fenomena penting dalam kehidupan manusia di kawasan Asia Tenggara. Sejak 40.000 tahun lalu, peneliti menemukan adanya evolusi baru pada perkembangan manusia.

5 Peninggalan Zaman Logam, Bukti Kreativitas Peradaban Purba Masa Lampau

Harry menjelaskan bahwa berdasarkan hasil penelitian di banyak situs, Homo sapiens diduga menghuni Asia Tenggara, bahkan Australia. Mereka semua tinggal di tempat terbuka, terutama di daerah pinggiran sungai.

Tetapi setelah akhir pleistosen, 20.000 - 10.000 tahun lalu, ketika es mencair, homo sapiens kemudian mulai tinggal di gua dan ceruk batu karang. Pegunungan Sewu lantas menjadi pilihan masyarakat purba ini.

“Hunian di Pegunungan Sewu hanyalah bagian kecil dari tren hunian gua di Asia Tenggara,” ungkapnya yang dimuat Kompas.

Evolusi budaya

Lapisan budaya manusia yang tinggal di kawasan Karst Sewu terentang dalam waktu panjang. Karena itulah masyarakat purba ini bisa mengembangkan teknologi peralatan yang berbeda-beda untuk menyokong kehidupan pada masa itu.

Harry menyebut ada temuan artefak alat-alat yang dikembangkan manusia di kawasan itu menunjukkan adanya evolusi budaya prasejarah dari zaman batu awal (paleolitik), zaman batu transisi (preneolitik), zaman batu muda (neolitik) hingga mengenal logam.

Karena itu bagi Harry membuat kawasan Karst Sewu menjadi laboratorium penting bagi penelitian prasejarah. “Situs di karst Sewu merupakan situs terlengkap untuk persejarah,” katanya.

Sekilas tentang Pithecanthropus Soloensis: Ciri-Ciri dan Sejarahnya

Misalnya di kawasan Pacitan yang menyimpan jejak “industri” alat-alat batu. Kesimpulan ini muncul karena ditemukannya begitu banyak alat batu, terutama di daerah terbuka, seperti di sungai-sungai.

Di daerah Sungai Baksoka yang berada tidak jauh dari Song Keplek, hingga kini masih bisa dengan mudah ditemukan alat-alat batu seperti serpih dan batu inti yang pengerjaannya sangat sederhana.

Hal ini juga sama juga mudah ditemukan di sungai-sungai lain di sekitar Punung, seperti Kali Giriwoyo di Wonogiri dan Kali Oya di Wonosari, DI Yogyakarta. Karena itu dia meyakini, Baksoka, Griwoyo dan Oya menjadi pusat kegiatan manusia purba.

“Manusia pada masa paleolitik membuat semacam “stasiun” sebagai hunian sementara. Ketika sumber makanan mulai sedikit, mereka berpindah dan membangun “stasiun” lain di tempat yang lebih menjanjikan,” paparnya.

Alat batu

Biasanya masyarakat purba memperoleh makanan dengan cara berburu atau mengumpulkan bahan yang ada. Untuk kebutuhan itu, mereka memerlukan alat-alat serpih dan batu inti yang bentuknya tajam.

“Mereka menciptakan model seperti kapak perimbas, kapak genggam, kapak penetak, pahat genggam, dan alat-alat serpih,” ucap Harry.

Arkeolog prasejarah, Fadhlan S Intan dalam buku Gunung Sewu in Prehistoric Times mengungkapkan bahwa jenis batuan di Pacitan memiliki tingkat kekerasan tinggi dan tidak mudah pecah jika dibentuk.

Benarkah Masih Ada Manusia Purba yang Hidup di Pulau Flores? Ini Kata Ilmuwan

Biasanya masyarakat purba menggunakan jenis batuan seperti chert, jasper, meta-limestone, andesite, dan fosil kayu. Dari jenis itu, chert yang paling sering dipakai untuk alat batu.

“Batuan ini banyak ditemukan di wilayah perbukitan Karst Sewu, jenis yang dominan adalah limestone,” paparnya

Puncak teknologi alat batu di Gunung Sewu terjadi pada masa holosen, ketika zaman es berakhir lebih kurang 10.000 tahun atau sekitar 9560-9300 sebelum Masehi. Pada masa itu alat batu mulai diproduksi di dalam gua.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini