Dorong Pembangunan Desa Lewat Aksi Anak Muda

Dorong Pembangunan Desa Lewat Aksi Anak Muda
info gambar utama

Akar kita adalah desa. Mulai dari lahir hingga dewasa, sebagian besar warga Indonesia berasal dari desa. Satuan kewilayahan terkecil ini sering kali dipandang sebelah mata, padahal solusi dari masalah di masa depan ada di desa.

Butuh inovasi dan dukungan untuk memajukan potensi desa dalam memaksimalkan kekayaan alam, budaya, dan sumber daya manusia. Dukungan tersebut bisa diperoleh dari anak muda di desa.

Banyak kali disebutkan anak muda adalah tonggak perubahan bangsa. Mari kita mulai dari satuan terkecil dulu, yakni desa.

Aksi Anak Muda Desa

Ekonomi Kreatif Desa Minggirsari
info gambar

Aksi anak muda terbukti berperan besar. Di Desa Minggirsari, Blitar, sejumlah anak muda turut serta menciptakan desa ekonomi kreatif. Di Yogyakarta dan Pasuruan, anak muda menggerakkan desa wisata. Di Desa Jimbar, Wonogiri, anak muda menjadi petani dan sukses meningkatkan ekonomi warga desa.

Mengintip Rempah-Rempah di Dapur Orang Eropa pada Abad Pertengahan

Mengapa aksi anak muda dibutuhkan dalam pembangunan desa?

"Saya selalu beri pertanyaan ketika sinau bareng (belajar bersama), desa ini butuh Anda atau Anda butuh desa?" kata Kepala Desa Minggirsari Kabupaten Blitar Eko Haryadi dalam acara Good Movement, Senin (13/3/2023).

"Kebanyakan menjawab desa yang butuh kita. Coba saya detailkan, Anda lahir di mana? Sekolah di mana? Desa. Berarti yang membutuhkan, Anda atau desa?" lanjutnya.

Eko Haryadi menuturkan karena membutuhkan desa, maka apa yang bisa kita lakukan untuk desa?

Pertanyaan ini bisa dijawab melalui kontribusi aktif dalam setiap kegiatan yang bertujuan membangun desa.

Anak muda dianggap memiliki ide-ide segar dan inovatif dalam memecahkan masalah masyarakat desa. Kapasitas semangat mereka masih penuh dan berani mencoba hal baru.

Anak muda juga memiliki kemampuan menggerakkan masyarakat. Paling penting, anak muda lebih mudah beradaptasi dengan perkembangan teknologi informasi.

Berdasarkan penemuan Litbang Kompasbersama Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, ternyata infrastruktur fisik bukanlah faktor utama pembangunan seluruh desa. Melainkan akses teknologi dan informasi yang berperan penting dalam kemajuan desa.

Oleh karena itu, gerakan digitalisasi desa kini diunggulkan. Anak muda bertugas menjadi pendiri gerakan, pencetus, dan komunikator.

Digitalisasi Desa

Pemerintah berfokus pada sistem pemerintahan digital yang diawali dari desa. Melansir aptika.kominfo.go.id, tiga hal dalam digitalisasi desa yang sedang digarap pemerintah, yaitu digital goverment, digital society, dan digital economy.

Namun, desa dan digital cenderung paradoks. Realita menunjukkan masih banyak desa tertinggal yang belum mendapatkan akses internet. Bisa jadi sudah ada akses internet, tetapi belum ada penggerak yang membawa perubahan tersebut.

Perbaikan pertama adalah infrastruktur jaringan internet. Apabila desa telah memenuhi akses internet, maka selanjutnya adalah literasi digital.

Indonesia Kini Punya Sistem Dokumentasi Bahasa Secara Digital Bernama LADIN

Literasi digital diperlukan untuk memahami informasi di internet. Jangan sampai terjebak dalam disinformasi atau termakan hoaks.

Beberapa alasan mengapa literasi digital penting di desa, antara lain meningkatkan akses informasi, kesempatan kerja, dan berpartisipasi dalam pembangunan desa.

Terakhir, bagaimana masyarakat desa memaksimalkan penggunaan internet dan keterbukaan terhadap teknologi.

Tentu setiap desa memiliki karakteristik atau keunikan masing-masing yang bisa diulik. Misal dalam hal ekonomi, produk lokal dari desa bisa dijual melalui media sosial atau marketplace. Bila berbasis wisata, bisa dipromosikan di media sosial.

Dalam digitalisasi desa, anak muda diperlukan karena lebih cepat memahami alur teknologi informasi.

Sinergi

Kegiatan Masyarakat Desa Minggirsari
info gambar

Generasi muda dan generasi tua harus menciptakan kesadaran yang sama untuk membangun desa.

"Tanpa generasi tua, anak muda tidak mau berinovasi karena tidak ada dukungan. Begitu pun sebaliknya, kalau generasi tua tidak memberdayakan anak muda, akan banyak ketertinggalan yang terjadi," ujar Founder Palu Produktif Biondi Sanda Sima dalam acara Good Movement, Senin (13/3/2023).

Sinergi antara generasi muda dan generasi tua di desa sangat dibutuhkan untuk membawa perubahan. Melalui diskusi aktif, anak-anak muda akan semakin bersemangat membangun desanya menjadi lebih maju.

Menilik Kemeriahan Arisan dalam Tradisi Sandur Khas Bangkalan Madura

Anak muda bangun desa bukanlah sebuah kerugian. Tak melulu harus ke kota, nyatanya desa juga bisa menjadi wadah meraih impian dan pundi-pundi. Kira-kira, apa, nih, kontribusi yang sudah Kawan GNFI lakukan untuk membangun desa?

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

F
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini