Menilik Kemeriahan Arisan dalam Tradisi Sandur Khas Bangkalan Madura

Menilik Kemeriahan Arisan dalam Tradisi Sandur Khas Bangkalan Madura
info gambar utama

Apa yang ada di benak Kawan kalau mendengar arisan? Perkumpulan ibu-ibu mengundi kumpulan uang yang diselingi gosip dan gelak tawa? Uniknya, arisan di Bangkalan Madura tak sesederhana itu. Ratusan lelaki melaksanakan arisan dengan pertunjukkan meriah dalam tradisi sandur.

Tradisi sandur termasuk pentas seni rakyat yang diiringi tarian dan lagu-lagu bahasa Madura. Biasanya masyarakat melaksanakan tradisi ini seusai panen sebagai ungkapan rasa syukur.

Tradisi ini utamanya berkembang di Jawa Timur, terutama di daerah Bangkalan, Surabaya, Jombang, Tuban, Pamekasan, Probolinggo, dan Jember.

Mengenal Suku Madura yang Gemar Merantau

Tradisi Sandur khas Bangkalan

Melansir warisanbudaya.kemdikbud.go.id, kata sandur berasal dari kata san artinya selesai panen (isan) dan kata dhur artinya sampai habis (ngedhur). Ada pula yang mengatakan sandur berasal dari bahasa Belanda, yakni soon artinya anak-anak dan door artinya meneruskan.

Mengutip VICE Indonesia, sandur adalah arisan sakral bagi komunitas Madura asal Bangkalan sejak sebelum tahun 1940-an. Bila ingin ikut sandur, seseorang harus tergabung dulu dalam komunitas Bangkalan. Anggota komunitas ini terdiri dari ratusan lelaki masyarakat kelas biasa, pengusaha, politikus, hingga wali kota.

Dahulu, peserta sandur identik seram karena terdiri dari para jawara. Kini, keseraman itu tercermin dalam busana para peserta. Senjata tajam, seperti golok, parang, dan celurit menjadi aksen di balik pakaian para peserta.

Berbeda dari arisan ibu-ibu yang diakhiri gelak tawa, sandur biasanya berakhir ricuh karena persoalan utang piutang. Pada 2000-an bahkan terjadi perkelahian mematikan dalam tradisi sandur. Meski begitu, sandur tetap dilakukan komunitas Bangkalan demi mempererat solidaritas dan mempertahankan kesenian.

Mengenal Bau Nyale, Tradisi Unik di Pantai Selatan Lombok NTB

Pelaksanaan Sandur

Pelaksanaan Sandur | Foto: Tangkapan Layar/Channel Youtube Orang-Orang Madura
info gambar

Sandur dimulai semalam suntuk. Garis besar pelaksanaannya tak jauh berbeda dari arisan biasa.

Dua orang lenggek, penari pria berdandan seperti wanita dengan riasan dan sanggul, menari anggun dan menyanyikan tembang tradisional Madura, menyambut peserta maju menyerahkan sejumlah uang ke wadah yang telah disiapkan. Uang akan dicatat oleh petugas dalam buku kas.

Lenggek ditemani oleh satu orang lelaki berpakaian khas jawara Madura, jaket kulit dengan sarung dan peci hitam. Mereka percaya diri menari di antara ratusan lelaki yang duduk bersila di bawah tenda.

Menunggu giliran maju, para peserta lain akan menikmati lagu-lagu Madura sambil memainkan kartu.

Tuan rumah acara akan mendapatkan jatah uang arisan malam itu. Sang tuan rumah disebut Kak Tuan. Pengaruh dan kharisma Kak Tuan akan menentukan jumlah peserta yang datang.

Sandur dibagi tiga babak utama, yakni dhing-endingan, ndhung-endhung, dan andongan.

Dhing-endhingan memutar gendang-gending Madura tanpa syair, menunggu datangnya seluruh peserta selesai salat Isya. Ndhung-endhung menari dan menyanyi menyambut para tamu menjelang tengah malam. Terakhir, andongan adalah babak para peserta bergiliran maju menyerahkan uang sambil menari bersama lenggek.

Komunitas biasa melaksanakan kegiatan ini selama empat kali seminggu. Pelaksanaan yang sangat meriah bahkan sampai menutup jalan kampung. Perkumpulan masyarakat asli Bangkalan di perantauan juga tetap melaksanakan tradisi ini.

Melihat Ragam Tradisi Minum Teh Unik dari Seluruh Dunia

Tradisi Sandur Bojonegoro dan Tuban

Sedikit berbeda dari sandur khas Bangkalan, masyarakat daerah Bojonegoro dan Tuban melaksanakan tradisi ini sebagai ungkapan rasa syukur terhadap hasil panen yang dicapai. Tradisi sandur menggabungkan kesenian dan ritual karena mendatangkan roh halus.

Sandur dilakukan di tanah lapang dan dibatasi pagar tali bujur sangkar berukuran 8 x 8 meter disebut Blabar Janur Kuning. Acara dilaksanakan malam hari mulai pukul 21.00 WIB—03.00 WIB.

Pementasan berupa sandiwara, tari, karawitan, dan akrobatik yang dipadukan dengan unsur mistis. Pemeran terdiri dari 20-25 orang. Acara diiringi musik dari tabuhan gong bumbung dan kendang batangan.

Tradisi sandur telah diresmikan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia dari Jawa Timur pada 2018. Sandur diharapkan terus ada secara turun temurun sebagai kebudayaan asli Jawa Timur. Semoga informasi ini membuat Kawan semakin tahu tentang Indonesia, ya!

Kampung Miduana, Dihuni Keturunan Kerajaan dan Punya Tradisi Unik

Referensi: VICE Indonesia | Warisan Budaya Takbenda Indonesia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

F
KO
SA
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini