Polemik Mie Instan yang Bermasalah, Mengganggu Kesehatan?

Polemik Mie Instan yang Bermasalah, Mengganggu Kesehatan?
info gambar utama

Belakangan ini, mi instan besutan Indofood, yakni Indomie ramai menjadi perbincangan di beberapa negara karena faktor kesehatan. Merujuk pada tirto.id, Badan Pengawas Obat dan Makanan Nigeria (NAFDAC) menyampaikan bahwa mereka sedang melakukan penyelidikan dengan mengambil sampel acak atas Indomie, termasuk bumbunya, serta merek mi instan lain yang beredar.

Tindakan ini diambil sebagai respons atas penemuan Departemen Kesehatan Taipei terkait Indomie Rasa Ayam Special asal Indonesia dan Mie Kari Putih Ah Lai asal Malaysia yang dianggap berbahaya. Food and Drug Agency (FDA) Taiwan melaporkan adanya EtO pada bumbu mi instan sebesar 0,187 mg/kg (ppm). Oleh karena itu, Taiwan yang tidak memperbolehkan kandungan EtO dalam produk pangan, memerintahkan distributor agar menarik Indomie dari pasar.

'Indomie: Rasa Ayam Spesial’ dari Indonesia dan 'Ah Lai White Curry Noodles’ dari Malaysia | Foto: wartabulukumba.pikiran-rakyat.com
info gambar

Zat berbahaya yang diidentifikasi tersebut adalah etilen oksida (C2H4O). Zat ini umumnya ditemukan pada bermacam produk poliester, deterjen, tekstil, hingga pestisida. Zat kimia ini berbentuk gas tidak berwarna, mudah terbakar, dan berbau agak manis. Parahnya, paparan dari ethylene oxide melalui udara atau makanan dapat menyebabkan kerusakan dan mutasi genetik pada DNA sehingga meningkatkan risiko kanker.

Nasi Jinggo, Makanan Sederhana yang Jadi Penyelamat Ekonomi Bali

Dengan bahayanya ini, WHO juga telah menetapkan etilen oksida berpotensi menjadi karsinogen bagi tubuh manusia. Selain kanker, paparan bahan kimia berbahaya ini juga dapat menyebabkan gangguan pada saraf, organ reproduksi, dan sistem kekebalan tubuh.

Tidak dipungkiri lagi, ini bukan kali pertamanya mie instan atau Indomie mendapat kecaman kesehatan. Pernah ingat mitos mie instan yang terbuat dari lilin? Atau, mie instan yang mengandung lemak dan garam tinggi sehingga menambah resiko obesitas? Beberapa orang berpendapat bahwa mie instan kurang sehat karena mengandung banyak bahan pengawet, pewarna, dan pengental yang dapat membahayakan kesehatan jika dikonsumsi secara terus-menerus.

Namun, di sisi lain, ada juga orang yang berpendapat bahwa mie instan adalah makanan yang praktis dan murah, serta memiliki nilai gizi yang cukup. Terlebih lagi, ada juga mie instan yang diberi tambahan bumbu alami dan tidak menggunakan bahan pengawet yang berbahaya.

Yang pasti, memang ada beberapa bahaya mie instan yang perlu diwaspadai. Banyak penelitian mengungkapkan bahwa terlalu sering mengonsumsi mie instan berkaitan dengan buruknya kualitas makanan yang dikonsumsi. Hal ini tentu berdampak pada kurangnya asupan nutrisi dalam tubuh.

Lebih lanjut lagi, konsumsi mie instan yang berlebihan dapat menimbulkan gangguan pada saluran pencernaan, menyebabkan tekanan darah tinggi, meningkatkan resiko penyakit jantung, gagal ginjal, bahkan kanker.

Maka dari itu, penting untuk diingat bahwa konsumsi mie instan sebaiknya tidak berlebihan, dan harus diimbangi dengan konsumsi makanan sehat lainnya seperti sayur-sayuran dan buah-buahan.

Terlepas dari itu semua, masyarakat Indonesia tidak hanya identik dengan mengkonsumsi nasi sebagai makanan utamanya, tetapi mie instan juga akan tetap sukses menjadi salah satu makanan yang memiliki banyak penggemar dari berbagai kalangan di Indonesia. Berdasarkan data World Instant Noodles Association, penduduk RI mengonsumsi 13,27 miliar bungkus pada 2021, porsinya naik 4,98% dari 2020. Dari data tersebut, dapat diketahui bahwa mie instan mendominasi permintaan di Indonesia.

Crab Cakes, Makanan Khas Amerika yang Ternyata Diproduksi dan Diekspor oleh Indonesia

Namun, ada beberapa tips untuk Kawan GNFI agar bisa lebih berhati-hati dalam mengonsumsi makanan instan. Seperti membaca label kemasan (izin edar, kandungan, maupun kadaluwarsa) dengan cermat, menghindari makanan yang diproses secara berlebihan, membatasi makanan yang diawetkan, mencuci bahan mentah dengan air mengalir, serta memilih makanan organik yang lebih banyak mengandung vitamin dan anti oksidan. Ingat untuk selalu menjaga kesehatan lewat makanan, Kawan!

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

SC
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini