Seburuk Apakah Dampak Fast-Fashion?

Seburuk Apakah Dampak Fast-Fashion?
info gambar utama

Fast fashion adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan model bisnis dan tren dalam industri fashion yang berfokus pada produksi dan penjualan pakaian yang murah dan cepat sebagai respons terhadap tren mode terkini. Ciri khas dari fast fashion adalah koleksi yang berubah dengan cepat, harga yang rendah, dan tingkat pergantian barang yang tinggi.

Model bisnis fast fashion didorong oleh permintaan konsumen untuk mendapatkan pakaian yang murah, trendy, dan cepat di pasaran. Perusahaan fast fashion sering kali menghasilkan pakaian dalam jumlah besar dengan biaya produksi rendah, menggunakan bahan yang murah, dan menggunakan tenaga kerja yang murah di negara-negara dengan upah rendah.

Namun, fast fashion juga dikenal akan dampak buruknya, baik bagi lingkungan maupun sosial. Berikut ini adalah beberapa dampak buruk signifikan yang perlu diperhatikan sebelum membeli produk fast fashion:

Baca juga:10 Brand Fashion Indonesia yang Mengusung Konsep Sustainable Fashion
Konsumen Fast Fashion| Foto: Greeners.co
info gambar

Dampak Terhadap Lingkungan

Industri fast fashion memiliki dampak besar terhadap lingkungan. Proses produksi yang cepat dan massal menghasilkan limbah tekstil yang signifikan. Bahan kimia yang digunakan dalam produksi pakaian dapat mencemari air dan tanah. Selain itu, bahan-bahan yang murah sering kali tidak tahan lama, sehingga menyebabkan peningkatan limbah dan konsumsi sumber daya alam.

Lebih lanjut, industri fast fashion menghasilkan jumlah limbah tekstil yang besar. Pakaian yang diproduksi dengan cepat dan murah sering kali memiliki umur pakai yang singkat, sehingga banyak yang dibuang. Limbah tekstil ini seringkali sulit didaur ulang atau diuraikan secara alami, menyebabkan penumpukan di tempat pembuangan akhir atau pembakaran limbah, yang berdampak negatif terhadap kualitas udara dan tanah.

Pemborosan Sumber Daya

Fast fashion mendorong konsumsi yang berlebihan dan pemborosan sumber daya alam. Pakaian yang diproduksi secara cepat sering kali memiliki umur pakai yang singkat dan cepat dibuang, menyebabkan peningkatan jumlah limbah tekstil.

Baca juga: Mengenal Karl Lagerferd, Ikon Fashion Legendaris yang Jadi Tema Met Gala 2023

Isu Buruh dan Hak Asasi Manusia

Industri fast fashion sering dikaitkan dengan pelanggaran hak asasi manusia di sepanjang rantai pasokan. Pekerja di pabrik garmen seringkali bekerja dalam kondisi kerja yang buruk, seperti upah rendah, jam kerja yang panjang, kekurangan keamanan dan kesehatan kerja, serta pembatasan hak asosiasi dan kebebasan berserikat

Dampak Terhadap Ekonomi lokal

Praktik fast fashion, seperti produksi di negara-negara dengan upah rendah, dapat mengganggu industri lokal di negara-negara maju. Industri tekstil dan garmen tradisional di negara-negara tersebut seringkali terdesak karena harga yang lebih rendah dan persaingan dari produk fast fashion.

Memiliki Kualitas rendah

Produk fast fashion umumnya dibuat dengan kualitas yang rendah. Perusahaan fast fashion seringkali menggunakan bahan-bahan murah untuk mengurangi biaya produksi. Dalam upaya untuk mengurangi biaya produksi, fast fashion seringkali mengurangi kualitas detail pada pakaian, seperti kancing yang lepas atau aksesori yang murah.

Bahan yang murah dan teknik produksi yang sering diterapkan menghasilkan pakaian yang cepat rusak dan tidak tahan lama. Ini berkontribusi pada pola konsumsi yang berlebihan dan meningkatkan limbah tekstil.

Mengatasi dampak buruk fast fashion membutuhkan perubahan dalam industri dan keputusan pembelian yang lebih bertanggung jawab dari konsumen. Perusahaan dan merek fashion perlu mengadopsi praktik berkelanjutan dan bertanggung jawab, sementara konsumen dapat memilih untuk mendukung merek yang memprioritaskan praktik yang lebih baik untuk lingkungan dan kesejahteraan sosial.

Baca juga: Selain llegal, Fashion Thrift dari Pakaian Impor Berdampak Buruk pada Industri Dalam Negeri

Selain itu, sebagai konsumen, kita juga dapat berperan dengan memilih produk yang tahan lama, memperpanjang umur pakai pakaian, dan mendukung ekonomi sirkular melalui konsep membeli kembali, mengalihfungsikan, atau mendaur ulang pakaian kita.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

SC
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini