Menilik Penyakit Ngorok yang Timbulkan Kematian Puluhan Kerbau di Riau

Menilik Penyakit Ngorok yang Timbulkan Kematian Puluhan Kerbau di Riau
info gambar utama

Pada September 2022 silam, para peternak di Kecamatan Kampa dan Tambang, Kabupaten Kampar, Riau kehilangan puluhan ekor kerbau yang mati diduga karena Septicaemia Epizootia (SE) atau penyakit ngorok.

Dimuat dari Kompas, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) melalui Kabid Kesehatan Hewan, Faralinda menjelaskan penyakit ini diduga karena perpindahan ternak yang sakit beberapa hari lalu pada kedua kecamatan tersebut.

“Penyebaran penyakit ini diduga karena ada perpindahan sapi yang sakit dari XIII Koto Kampar ke beberapa lokasi karena saat itu ada kegiatan jual beli ternak oleh belantik yang membeli ternak dengan harga murah dari peternak. Mungkin itu yang dibawa pada beberapa lokasi lain,” paparnya.

Tradisi Makepung, Balapan Kerbau ala Petani Jembrana Bali Rayakan Pesta Panen

Karena itu, dirinya saat itu meminta agar para peternak lebih memperhatikan hewan-hewan miliknya. Bila ada ternak yang mengalami sakit, sebaiknya tidak dikeluarkan dari kandang dan tempatkan pada kandang terpisah.

“Karena penularan penyakit SE ini juga cepat, terutama dari cairan tubuh ternak. Jadi jika ada ternak yang sakit, hendaknya dikurung di kandang saya, jangan di bawa ke padang rumput atau ke luar kandang apalagi dijual,” paparnya.

Ditolak vaksin

Faralinda menyatakan bahwa penyakit ngorok ini berjangkit sudah lama namun karena kondisi musim hujan dan panas datang, hal ini membuat hewan ternak stres, dan penyakit ini bisa menular sesama hewan ternak.

Dikatakannya Dinas Peternakan Kampar telah turun ke lokasi kerbau mati terpapar SE. Terutama pada kerbau yang belum terpapar di wilayah penyebaran sudah ditangani sehingga perlu divaksin.

Kala Rumah dan Budaya Gembala Kerbau dari Lombok Tergeser Investasi

“Jadi kendalanya itu kerbau peternak yang mati tidak mendapat vaksin,” katanya.

Dia mengungkapkan peternak di desa tidak mau kerbau atau sapinya divaksin. Akibatnya hewan ternak di sana mudah terjangkit penyakit dan alami kematian massal. Karena itu, dirinya menyebut petugas kesehatan hewan Kampar terus menggencarkan sosialisasi.

Mengenal penyakit ngorok

Dimuat dari laman Kementerian Pertanian (Kementan), penyakit ngorok merupakan penyakit yang sering menyerang hewan ternak ruminansia, khususnya sapi dan kerbau yang sifatnya akut atau fatal.

Penyakit ngorok banyak terjadi di musim hujan. Jika sapi belum memiliki kekebalan tubuh yang kuat terhadap penyakit ngorok dan sedang dalam kondisi ketahanan tubuh yang menurun, maka dapat terserang penyakit yang berakibat fatal.

Diyakini Bisa Mengantar ke Surga, Kerbau Tana Toraja Bisa Dibanderol Rp1 Miliar

Karena itu pelaksanaan Vaksinasi SE sangat perlu dilakukan secara rutin di daerah yang rawan. Hal ini agar tidak terjadi dampak yang buruk sebelum tersebarnya penyakit tersebut kepada hewan ternak.

Di Indonesia, penyakit ngorok menjadi penyakit yang mengakibatkan kerugiaan ekonomi yang besar. Misalnya pada tahun 1997, penyakit ngorok telah menyebabkan kematian 9.288 ekor hewan ternak.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini