Keajaiban Tersembunyi: Spesies Baru Ditemukan di Wilayah Mekong Asia Tenggara

Keajaiban Tersembunyi: Spesies Baru Ditemukan di Wilayah Mekong Asia Tenggara
info gambar utama

Antara tahun 2021 dan 2022, Kawasan Mekong Raya di Asia Tenggara menjadi saksi kehadiran 380 spesies yang sebelumnya tidak dikenal, sebuah temuan menarik yang diungkapkan oleh World Wildlife Fund (WWF) dalam laporan terbarunya. Penemuan-penemuan baru ini mencakup beragam jenis makhluk hidup, termasuk 24 amfibi yang menakjubkan, 19 ikan, satu mamalia, 290 tanaman dan 46 reptil. Laporan ini juga menyoroti keberadaan spesies kadal yang dapat mengubah warna tubuhnya, ular berbisa yang baru-baru ini ditemukan, dan tanaman anggrek yang memiliki kemiripan dengan karakter "Muppet".

Laporan ini mengungkapkan kolaborasi ratusan ilmuwan dari universitas, organisasi konservasi, dan lembaga penelitian di seluruh dunia. Mereka melakukan penemuan di wilayah Kamboja, Laos, Myanmar, Thailand dan Vietnam. Hasilnya, jumlah total spesies tanaman vaskular, ikan, amfibi, reptil, burung, dan mamalia yang tercatat di Wilayah Mekong Raya sejak tahun 1997 mencapai 3.389 spesies.

Penemuan yang Menakjubkan

Cambodian Blue-Crested Agama Ditemukan di Wilayah Mekong(© Henrik Bringsoe / WWF UK)
info gambar

Para ilmuwan yang bekerja dengan WWF-Greater Mekong telah mengungkapkan keberadaan makhluk "langka dan ikonik" di wilayah tersebut, termasuk agama jambul biru Kamboja, kadal agresif yang ditemukan di dekat situs arkeologi era Angkor. Kadal ini memiliki kemampuan untuk mengubah warna tubuhnya sebagai bentuk pertahanan yang unik.

Tokek Kaki Bengkok Thailand yang Ditemukan di Pegunungan Tenasserim(©Taman Nasional Thailand / Creative Commons)
info gambar

Sebuah penemuan menarik telah ditemukan di Pegunungan Tenasserim, Thailand, yang berbatasan dengan Myanmar. Temuan itu adalah seekor tokek dengan jari-jari kaki yang ditekuk ke bawah. Spesies ini diberi nama Cyrtodactylus rukhadeva, sejenis hewan arboreal yang menghabiskan sebagian besar hidupnya di pepohonan. Nama ilmiahnya terinspirasi dari Rukha Deva, peri pohon dalam mitologi Thailand yang dipercaya melindungi hutan.

Vibrant Reddish Orange Toads yang Ditemukan di Semenanjung Thailand-Melayu (© Parinya Pawangkhanant / WWF UK)
info gambar

Dalam laporan tersebut, para peneliti juga mengungkapkan penemuan katak kecil yang menarik yang ditemukan di semenanjung Thai-Malay. Gambar di atas adalah katak dengan nama ilmiah Ansonia infernalis, yang juga dikenal sebagai katak aliran neraka karena karakteristik warna oranye kemerahan pada tungkai dan sisinya, yang menyerupai api neraka. Penemuan ini memberikan gambaran yang menakjubkan tentang keunikan dan keindahan alam, yang menginspirasi para peneliti.

Laporan WWF juga menyebutkan penemuan menarik secara kebetulan dari Dendrobium fuscifaucium, sejenis anggrek. Ini adalah jenis anggrek mini dengan warna merah muda mencolok dan kuning cerah, memberikan tampilan yang mirip dengan karakter ceria dan menggemaskan seperti "Muppets".

Kisah menarik ini dimulai ketika seorang pemilik nursery membeli anggrek ini dari penjual lokal di perbukitan batu kapur di Provinsi Vientiane, Laos. Ketika tanaman tersebut akhirnya mekar, penjual tersebut mengirimkan foto-foto anggrek tersebut kepada Pankaj Kumar, seorang ahli anggrek Asia dan profesor tamu di Texas Tech University. Menyadari adanya kemungkinan spesies baru, Kumar bekerja sama dengan para ahli anggrek lainnya di Laos untuk menentukan asal-usul anggrek tersebut. Namun, hingga saat ini, para ilmuwan belum dapat menemukan anggrek ini berbunga secara alami di alam liar.

Anggrek Merah Muda Laos yang Menyerupai Karakter
info gambar

Dalam kesempatan ini, Kumar mengatakan kepada WWF bahwa anggrek yang ditemukan ini bukanlah anggrek pertama yang diidentifikasi melalui perdagangan di Laos. Faktanya, beberapa spesies telah diidentifikasi melalui perdagangan di negara ini selama dekade terakhir. Anggrek-anggrek yang ditemukan ini menawarkan keindahan yang luar biasa dengan ukurannya yang mini dan bunganya yang besar, sehingga memiliki potensi nilai hias yang sangat tinggi.

Namun, penting untuk diingat bahwa meskipun hampir semua anggrek yang diperdagangkan secara legal dikembangbiakkan secara artifisial, perdagangan dan eksploitasi berlebihan terhadap populasi liar masih menjadi ancaman serius bagi banyak spesies. WWF menyoroti hal ini dalam laporannya, mengingatkan kita akan pentingnya melindungi keanekaragaman hayati dan berhati-hati terhadap praktik-praktik perdagangan yang berpotensi membahayakan.

Terancam Punah

Dalam laporannya, WWF menyatakan kegembiraannya atas penemuan spesies baru di wilayah Mekong Raya. Namun, mereka juga menyatakan keprihatinan serius mengenai keselamatan spesies-spesies tersebut dan mendesak pemerintah setempat untuk memberlakukan undang-undang perlindungan lingkungan untuk melindungi mereka dari ancaman kepunahan yang disebabkan oleh aktivitas manusia.

Dalam laporan tersebut, WWF mengatakan bahwa spesies-spesies baru ini menghadapi tekanan kuat dari deforestasi, degradasi habitat, pembangunan infrastruktur, hilangnya aliran sungai, polusi, penyakit yang disebabkan oleh manusia, persaingan dari spesies invasif dan perdagangan satwa liar yang merusak. Mereka menyayangkan bahwa banyak spesies yang telah punah sebelum sempat ditemukan. Sementara itu, K. Yoganand, pemimpin satwa liar regional WWF-Greater Mekong, mengatakan bahwa kita memiliki tanggung jawab untuk mencegah kepunahan mereka, melindungi habitat mereka dan membantu mereka pulih.

Mark Wright, direktur sains WWF-Inggris, juga menyebutkan bahwa laporan terbaru ini merupakan pengingat akan ancaman ekstrem yang dihadapi banyak spesies dan habitat. Ia menekankan perlunya tindakan segera dan komitmen yang kuat dalam menanggapi risiko yang kita hadapi jika kita tidak mengambil langkah-langkah yang diperlukan.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Diandra Paramitha lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Diandra Paramitha.

Terima kasih telah membaca sampai di sini