Tiga Desa Telah Terapkan Water, Sanitation dan Hygiene, Apa Manfaatnya?

Tiga Desa Telah Terapkan Water, Sanitation dan Hygiene, Apa Manfaatnya?
info gambar utama

Tiga desa yang berada di Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau (Kepri) yakni Desa Busung, Kuala Sempang, dan Pengujan menjadi desa pertama yang menerapkan Water, Sanitation and Hygiene (WASH) di Indonesia.

Dinukil dari Kompas, WASH adalah program yang diadakan oleh tim Safe Water Garden yang bekerja sama dengan Global Water Partnership, Universitas Gadjah Mada, UMRAH yang mendapatkan hibah dari Tauw Foundation.

Dorong Pembangunan Desa Lewat Aksi Anak Muda

Penerapan program WASH ini berhasil menghasilkan fasilitas yang meliputi sistem sanitasi berupa septic tank, wastafel dapur, tandon air, dan water filter. Hal ini memberikan dampak yang tak sedikit.

DIkabarkan dengan terpasangnya 48 unit Safe Water Garden (SWG), 5 tandon air, 51 wastafel dapur, 48 toilet, dan 58 filter Nazava. Sebanyak 216 warga dari 58 kepala keluarga telah terdampak positif oleh program ini, serta munculnya 13 usaha mikro baru.

Diapresiasi

Desa Busung/Instagram
info gambar

Gubernur Kepri Ansar Ahmad menjelaskan persoalan sanitasi dan air bersih merupakan hal mendasar yang mempengaruhi kesehatan masyarakat. Karena itu jelasnya membutuhkan perhatian secara khusus dalam penanganannya.

“Pemerintah tentunya telah memberikan dukungan dan mendorong upaya peningkatan kualitas hidup melalui berbagai program kesehatan. Sanitasi dan air bersih menjadi hal pertama yang kita tangani dulu,” kata Ansar.

Mitos Dua Desa yang Tak Bisa Menyatu di Ponorogo

Ansar juga mengapresiasi seluruh pihak yang terlibat serta mengajak seluruh masyarakat untuk turut serta mendorong kesadaran akan pentingnya kesehatan. Dirinya berharap program ini terus berlanjut.

“Saya mengapresiasi seluruh pihak-pihak yang terlibat di mana Pemerintah Kabupaten Bintang dan Loola Adventure atas diterapkannya program ini,” sebut Ansar.

Gandeng dana desa

Desa Busung/Shutterstock
info gambar

Founder Safe Water Garden sekaligus pemilik Loola Adventure Resort, Marc Van Loo menyatakan pendanaan program ini tak sepenuhnya menggunakan dana penyandang program tetapi juga menggandeng dana desa sebesar 50 persen.

Hal ini jelasnya menunjukkan adanya kolaborasi yang erat antara pemerintah daerah dan masyarakat setempat dalam memajukan program ini. Hal ini juga jadi upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat.

“Meskipun program serupa biasanya didanai sepenuhnya, namun melibatkan dana desa sebagai salah satu sumber pendanaan memberikan peluang pemberdayaan ekonomi masyarakat di tingkat lokal,” terangnya.

Mitos Dua Desa Yang Tak Bisa Bersatu di Ponorogo

Dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan partisipasi masyarakat SWG juga mengadakan pelatihan untuk enam orang sebagai trainer yang akan melanjutkan pembinaan WASH di desa-desa lainnya.

Diharapkan dengan adanya trainer WASH, desa-desa lain yang ingin mengikuti program ini bisa juga melakukan. Dalam kegiatan tersebut juga diberikan sertifikat WASH kepada WASH Trainer yang diserahkan oleh Gubernur Kepri Ansar.

“Kami ingin program ini terus dilakukan secara berkelanjutan, maka dari itu dilakukan juga pelatihan untuk enam orang trainer yang sekarang telah paham tentang program WASH ini,” pungkasnya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini