“Sapi Berkaus Kaki” dan Desa Sobangan, Mengwi

“Sapi Berkaus Kaki” dan Desa Sobangan, Mengwi
info gambar utama

Sudah beberapa kali tim KKN-PPM UGM mengunjungi Desa Sobangan untuk keperluan survei dan hal-hal lainnya. Namun, pesona desa ini memang tak pernah cukup untuk dieksplorasi dalam waktu singkat. Hamparan sawah yang luas, perumahan warga dengan sentuhan ciri khas Bali, dan pemandian sungai menjadi pemandangan yang menyegarkan mata tim KKN-PPM UGM begitu sampai di Desa Sobangan.

Pada suatu siang, terik matahari tepat berada di atas kepala kami. “Sudah pernah ke sentra sapi? Ayo coba ke sana… Sapinya ada banyak,” ucap seorang warga kepada kami. Begitu mendengar ajakan tersebut, pikiran kami langsung terarah pada sapi berwarna hitam putih yang biasa kami lihat di buku-buku pelajaran anak. Tak ada yang istimewa dari seekor sapi, pikir kami.

Dengan berbekal rasa penasaran yang tinggi karena hampir setiap warga merekomendasikan kami untuk pergi ke tempat tersebut, kaki kami pun melangkah mengikuti arahan jalan dari para warga. Kami memasuki sebuah jalanan kecil yang dipenuhi dengan tumbuhan tinggi di kanan kiri jalan. Tumbuhan-tumbuhan tersebut tampak asing hingga akhirnya kami sampai di sebuah tempat bertuliskan Sentra Sapi Bali, UPTD Pusat Kesehatan Hewan Mengwi.

Mengenal Gamagora 7, Varietas Padi Buatan UGM yang Kuat Dengan Hama

Sambutan Hangat yang Kami Terima

Sumber: Dokumentasi pribadi KKN Unit Mengwi
info gambar

Begitu sampai di depan sebuah kantor yang nampak sederhana, kami langsung disambut oleh bapak-bapak yang sedang meminum kopi. Kami dapat menangkap tatapan penuh kebingungan dari bapak-bapak tersebut. Mereka pasti bertanya-tanya siapa kami dan darimana asal kami karena wajah kami pastinya sangat asing di desa tersebut. Meski begitu, tatapan penuh kebingungan tersebut segera terganti dengan tatapan hangat.

Untuk sejenak, kami merasa seolah-olah sedang disambut oleh keluarga lama yang tak pernah kami kunjungi selama beberapa tahun. Rasanya seperti berkunjung ke rumah nenek saat lebaran, begitulah salah satu dari kami menyebutkan tatapan tersebut.

Setelah mengisi buku tamu dan berkenalan secara singkat dengan pegawai yang ada di sana, kami langsung diajak untuk berkeliling. “Melihat sapi khas Bali”, kata mereka.

Selama perjalanan, berbagai pertanyaan turut dilontarkan kepada kami, khususnya mengenai cara kami bisa KKN di tempat yang jauh dari kampus. Meski kami tak bisa menceritakan secara rinci mengenai proses keberangkatan kami ke Mengwi, para pegawai tetap mendengarkan cerita kami dengan penuh antusias disertai berbagai candaan berlogat Bali. Candaan-candaan tersebut membuat kami berpikir bahwa setelah KKN nanti keterampilan bercanda kami akan turut meningkat seiring dengan meningkatnya kemampuan kami dalam berinteraksi dengan masyarakat.

Sapi Bali, “Sapi Berkaus Kaki” yang Gencar Diberdayakan oleh Pemerintah

Sumber: Dokumentasi pribadi KKN Unit Mengwi
info gambar

Dalam sudut pandang kami, hal paling mengesankan dari tempat tersebut adalah tujuan didirikannya tempat tersebut. Tempat tersebut dipenuhi oleh kurang lebih 200 ekor sapi khas Bali yang terdiri atas jantan, betina, dan peranakannya. Meski demikian, sapi-sapi tersebut tidak untuk dikonsumsi oleh masyarakat. Sapi-sapi tersebut memang murni diberdayakan agar kemudian dapat didistribusikan kepada para warga yang berkenan untuk memelihara sapi bali.

Dengan kualitas yang tinggi, sapi bali memiliki ciri khas yang membuat sapi ini dianggap istimewa oleh pemerintah Bali. Secara umum, sapi-sapi tersebut berwarna coklat. Namun, bagian kaki sapi berwarna putih. Hal inilah yang membuat para pegawai menyebut sapi-sapi tersebut dengan “sapi berkaus kaki putih”. Selain itu, warna sapi akan berubah menjadi hitam begitu sapi mengalami pubertas. Saat itulah sapi akan dikawinkan sehingga pemberdayaan sapi bali dapat dilakukan.

Pemberdayaan sapi bali dilakukan secara maksimal guna menghasilkan bibit sapi yang berkualitas. Makanan dan perawatan yang berkualitas tinggi turut diberikan kepada sapi-sapi tersebut. Betapa senangnya kami mendapatkan kesempatan untuk memberi makan para sapi yang terlihat sangat menggemaskan. Meski takut badan kami akan ikut ditarik oleh sapi saat memberi makan, berkali-kali kami berusaha “menyuapi” para sapi agar terus tumbuh sehat dan bertambah besar.

Mengenal Mallika, Kedelai Hitam Ikonik yang Ternyata Ciptaan Dosen UGM

Selain melihat dan memberi makan sapi-sapi, kami juga melihat proses pembuatan makan sapi-sapi tersebut. Bahkan, kami juga melihat tempat yang memang dikhususkan untuk tempat berfoto para tamu yang datang ke sana. Sayang sekali kami tidak sempat berfoto di tempat tersebut. Padahal, kami akan sangat senang bisa berfoto dengan latar belakang sapi-sapi khas Bali dan hamparan lapangan hijau yang luas. Tempat ini pastinya bisa menjadi tujuan utama Kawan GNFI yang senang mendatangi kawasan eduwisata. Yuk, datang ke Desa Sobangan di Kabupaten Badung, Bali. Kami siap menemani Kawan GNFI yang ingin bereduwisata!

Sumber: Dokumentasi pribadi KKN Unit Mengwi
info gambar

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

KM
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini