Perkembangan Kemampuan Motorik Dalam Pelatihan Kreasi Gelang

Perkembangan Kemampuan Motorik Dalam Pelatihan Kreasi Gelang
info gambar utama

Kemampuan motorik menjadi tugas perkembangan yang setidaknya harus dicapai oleh individu, salah satunya pada anak-anak maupun remaja. Kawan GNFI harus ketahui bahwa pemenuhan tugas perkembangan itu bisa saja datang dari beragam aktivitas sehingga tidak hanya tanggung jawab penuh dari orang tua saja.

Dua program kerja yang dilaksanakan oleh mahasiswa KKN-PPM Universitas Gadjah Mada, yaitu Ivana Justine Yusuf dan Marita Novianka di Desa Bandulu, Kecamatan Anyar. Mereka akan memberikan pelatihan membuat gelang tali serut serta aktivitas meronce menjadi salah satu upaya untuk memenuhi tugas perkembangan tersebut.

Tim KKN-PPM UGM Kitorang Sarmi Disambut Secara Adat oleh Masyarakat Liki

Pelatihan meronce dengan penanggung jawab Marita Novianka dari Fakultas Ilmu Budaya dilakukan selama dua hari yaitu di Kampung Cirunten Girang dan Kampung Karangge. Kawan GNFI sudah tepat menebak jika peserta sangat antusias mengikuti kegiatan ini, terutama dikarenakan pilihan manik-manik sangat bervariasi dan menarik perhatian mata setiap orang.

Kampung Cirunten Girang menjadi lokasi pertama pelaksanaan program dengan peserta kegiatan sebanyak enam anak. Anak-anak diarahkan untuk memilih manik-manik yang akan digunakan dalam gelang dan membuatnya secara mandiri. Kawan GNFI harus ketahui bahwa aktivitas ini merupakan upaya untuk pemenuhan perkembangan motorik halus.

Hal tersebut dikarenakan, peserta diarahkan untuk memasukkan manik-manik dengan diameter kecil ke dalam benang elastis yang juga berukuran kecil. Selain itu, perkembangan motorik halus juga terlihat dalam kegiatan mengikat benang elastis ketika gelang sudah selesai dibuat.

Lokasi kedua dilaksanakan di Kampung Karangge dengan partisipan remaja dan anak-anak sebanyak 16 orang. Aktivitas yang sama seperti di Kampung Cirunten Girang juga dilakukan di Kampung Karangge. Sebagai tambahan, program kerja ini juga meningkatkan kemampuan kreativitas. Hal tersebut dikarenakan, peserta kegiatan diarahkan untuk memilih manik-manik dan dihias dengan kreativitas masing-masing.

Tidak hanya pelatihan meronce, tetapi juga dilakukan pelatihan membuat gelang tali serut dengan penanggung jawab Ivana Justine dari Fakultas Psikologi. Pelatihan dilakukan selama tiga hari di Kampung Karangge dan Kampung Cirunten Girang.

Kawan GNFI harus tahu juga bahwa nyatanya kegiatan ini tidak jauh berbeda dengan pelatihan meronce. Letak perbedaannya terletak pada bahan yang digunakan dan kemampuan dalam membuat simpul gelang. Akan tetapi, manfaat yang didapatkan tetap sama dengan pelatihan meronce, yaitu perkembangan motorik halus dan kemampuan kreativitas.

Pada hari pertama, pelatihan membuat gelang tali serut dihadiri oleh empat orang remaja putri di Kampung Karangge. Kegiatan diawali dengan pembukaan dan pengajaran membuat simpul gelang yang diajarkan secara langsung. Bahan yang digunakan adalah tali korea dan juga manik-manik dengan teknik membuat simpul yang sedikit berbeda.

KKN UGM, Memaknai Kebahagiaan Sederhana dari Anak-Anak Desa Ngemplak

Peserta kegiatan diarahkan untuk memutar tali sebanyak dua kali membentuk lingkaran kecil dan diikat. Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan melatih kemampuan motorik halus dari peserta. Selain itu, juga disediakan pilihan manik-manik untuk menghias gelang sesuai dengan kreativitas masing-masing.

Pelaksanaan pelatihan membuat gelang tali serut di Kampung Karangge dilakukan sebanyak dua hari dikarenakan jumlah peserta yang banyak. Kemudian, pelaksanaan hari ketiga dilakukan di Kampung Cirunten Girang dengan rincian kegiatan yang sama dan diakhiri dengan sesi dokumentasi serta pembagian makanan ringan sebagai bentuk pemberian hadiah. Peserta kegiatan dapat membawa gelang hasil kreasi masing-masing untuk dibawa pulang ke rumah.

Pelaksanaan kegiatan meronce dan membuat gelang tali serut dapat bermanfaat di masa yang akan datang dalam tujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Hal tersebut dikarenakan, perkembangan motorik halus dan kreativitas bisa dijadikan bekal untuk dapat bersaing di masa yang akan datang. Program kerja ini tentunya dapat juga dilakukan oleh peserta kegiatan secara mandiri dikarenakan bahannya mudah untuk dibeli dan harga yang ramah di kantong.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

KB
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini