Dolar Melemah di Tengah Dedolarisasi, Apa yang Harus Kita Lakukan?

Dolar Melemah di Tengah Dedolarisasi, Apa yang Harus Kita Lakukan?
info gambar utama

Dedolarisasi merupakan sebuah fenomena ketika negara-negara di dunia melepaskan diri dari ketergantungan akan mata uang asing, dalam hal ini dolar Amerika Serikat (USD). Seperti yang Kawan tahu, USD merupakan mata uang yang dominan digunakan dalam transaksi internasional.

Bentuk “melepaskan diri” tersebut salah satunya terwujud kala negara-negara seperti India dan Indonesia mulai menggunakan mata uang lokal dalam transaksi bilateralnya dengan negara lain. Negara-negara anggota BRICS (Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan) telah menggunakan mata uang masing-masing dalam melakukan transaksi satu sama lain. Skema serupa juga tengah diterapkan oleh kesepuluh negara anggota ASEAN.

Dalam dedolarisasi, mata uang lokal, terutama rupiah tentunya jadi punya peluang tinggi untuk terus menguat. Sebaliknya, dolar menjadi lemah. Lantas, apa yang harus kita lakukan dalam menyikapi fenomena ekonomi ini?

Faktor Penyebab Dedolarisasi

Inflasi jadi salah satu penyebab dedolarisasi. | Foto: Pixabay/Pexels
info gambar

Ada banyak faktor yang melatarbelakangi depresiasi mata uang dolar. Kebijakan moneter yang dikeluarkan Federal Reserve atau Fed (bank sentral Amerika Serikat) menjadi salah satunya. Sebagai contoh, Fed memiliki kewenangan untuk menurunkan suku bunga, sehingga menarik para investor untuk meminjam uang. Tujuannya agar dolar yang dipinjam dapat dibelanjakan oleh konsumen hingga pada akhirnya merangsang pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat.

Di sisi lain, kelonggaran seperti itu juga berdampak pada inflasi karena Fed mencetak banyak uang. Inflasi tersebutlah yang menjadi pemicu depresiasi pada USD.

Selain itu, melansir Tempo.co, aktor lain yang membuat USD melemah adalah defisit neraca pembayaran yang dialami Amerika Serikat beberapa tahun terakhir. Kondisi tersebut membuat USD menjadi lebih sensitif dan mudah bergejolak dengan adanya berbagai isu global.

Dampak Dedolarisasi bagi Indonesia

Rupiah menguat berkat dedolarisasi. | Foto: Ahsanjaya/Pexels
info gambar

Sebelum isu dedolarisasi santer dibicarakan, Indonesia sudah lebih dulu berupaya untuk lepas dari ketergantungan USD. Salah satu caranya adalah dengan menerapkan LCT alias local currency transaction (transaksi menggunakan mata uang lokal) dengan negara-negara ASEAN.

Tentu Kawan masih ingat dengan kerja sama QRIS yang sempat viral antara Indonesia dengan Thailand, bukan? Selain Thailand, Indonesia juga telah aktif mengimplementasikan LCT dengan tiga negara ASEAN lain, yaitu Singapura, Filipina, dan Malaysia.

Sejauh ini, Indonesia memang merasakan banyak keuntungan dari dedolarisasi. Menurut kepala ekonom Bank Permata Josua Pardede seperti yang dikutip Tempo.co, dedolarisasi membuat rupiah makin stabil. Stabilnya rupiah akan mendorong meningkatnya aktivitas perdagangan sehingga perekonomian Indonesia pun jadi lebih maju.

Selain itu, dedolarisasi juga membuat hubungan dagang Indonesia dengan negara lain jadi semakin erat, khususnya dengan sesama negara ASEAN. Berkurangnya ketergantungan terhadap USD juga memungkinkan Indonesia untuk menyesuaikan kebijakan moneter dengan kondisi perekonomian dalam negeri.

Baca juga: Eksportir Wajib Simpan Dolar di RI Minimal 3 Bulan Mulai 1 Agustus

Cara Menyikapi Dedolarisasi

Dedolarisasi menguatkan perekonomian Indonesia. | Foto: Muhammad Ilyas/Pexels
info gambar

Kawan bisa memanfaatkan momen dedolarisasi ini dengan beberapa hal. Pertama, dengan melakukan investasi pada instrumen-instrumen yang diperkirakan akan membawa keuntungan. Instrumen tersebut adalah emas, sebab ketika USD melemah maka minat pembelian emas biasanya akan meningkat begitu juga dengan harganya.

Instrumen yang lain adalah saham-saham emiten dengan hutang berdenominasi USD serta emiten yang sering mengimpor bahan baku dari luar negeri, sebab kala dedolarisasi otomatis beban impor turut berkurang.

Selain itu, Kawan juga bisa berkontribusi mendukung penguatan mata uang rupiah dengan membeli produk-produk dalam negeri. Kawan juga bisa turut menggunakan mata uang rupiah dalam bertransaksi internasional dengan negara-negara yang memang telah mendukung LCT tersebut.

Baca juga: BI Sudah Siap untuk Redenominasi Rupiah, Kapan Implementasinya?

Dedolarisasi merupakan peluang yang baik bagi kemajuan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Di samping itu, menguatnya rupiah juga bisa menjadi simbol dari kemandirian bangsa Indonesia sebagai negara menengah ke atas dalam urusan pendapatan nasional. Yuk, kita kawal bersama!

Sumber referensi:

  • https://koran.tempo.co/read/ekonomi-dan-bisnis/481850/apa-itu-dedolarisasi-ini-pengertian-keuntungan-dan-kerugian-yang-bisa-didapatkan-indonesia
  • https://www.kompas.id/baca/opini/2023/06/05/dedolarisasi-dan-deglobalisasi
  • https://www.investopedia.com/articles/forex/051115/top-economic-factors-depreciate-us.asp#:~:text=These%20include%20monetary%20policy%2C%20rising,economic%20growth%2C%20and%20export%20prices.
  • https://kumparan.com/kumparanbisnis/ekonom-ungkap-dampak-dedolarisasi-untuk-ri-apa-saja-20Hts0BIIuB
  • https://www.cnbcindonesia.com/mymoney/20230504170424-72-434508/dedolarisasi-jadi-tren-3-instrumen-investasi-ini-bisa-ngegas

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

S
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini