Kampung Lebah Multiflora: Dari Wisata Kuliner Hingga Wisata Alam Edukasi

Kampung Lebah Multiflora: Dari Wisata Kuliner Hingga Wisata Alam Edukasi
info gambar utama

Windusari, Magelang- Lebah, serangga yang seringkali dihindari dan ditakuti oleh banyak orang karena sengatnya yang menyakitkan, justru menjadi pemandangan sehari-hari yang menyenangkan bagi warga Dusun Plalar, Windusari, Kabupaten Magelang. Di kampung lebah multiflora ini, lebah ditempatkan di depan rumah, lorong-lorong, dan berbagai lokasi yang berdekatan dengan kehidupan masyarakat. Di sini, lebah mendapatkan tempat istimewa di hati warga Dusun plalar.

Plalar, kampung lebah multiflora, telah lama menjadi rumah bagi peternakan lebah ini. Kegiatan beternak lebah ini telah menjadi tradisi turun-temurun yang diturunkan dari nenek moyang warga Plalar. Sejak lama, masyarakat dusun ini telah berkecimpung dalam beternak lebah, hingga akhirnya pada tahun 2017 dibentuklah kelompok tani hutan lebah madu resmi yang menjadi perkumpulan para petani lebah di Dusun Plalar.

Perayaan Kuno yang Menyatu dalam Jejak Waktu: Kisah Tradisi Kenduri Suroan

Kelompok ini kini memiliki 27 anggota aktif dan ratusan kotak lebah yang tersebar di Hutan Gunung Giyanti yang berlokasi di belakang Dusun Plalar, serta di berbagai sudut perumahan dan lorong-lorong pemukiman warga.

Jenis madu yang dihasilkan oleh kampung lebah ini adalah madu multiflora. Madu multiflora sendiri merupakan jenis madu yang berasal dari gabungan berbagai macam nektar tanaman yang dikumpulkan oleh lebah Apis mellifera. Madu ini sangat khas dengan cita rasa yang lezat dan manfaat kesehatan yang luar biasa. Madu yang dihasilkan dari peternakan ini adalah madu asli, murni tanpa campuran bahan kimia.

Keaslian madu inilah yang menarik minat banyak pelanggan. Tak hanya dimanfaatkan untuk konsumsi pribadi, madu dari peternakan ini juga menarik banyak pelanggan yang datang langsung ke lokasi perkebunan. Kita bisa mencicipi langsung madu segar dari sarang lebah. Sensasi mencicipi madu asli dari sarangnya menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung.

Selain menyajikan daya tarik wisata kuliner, peternakan lebah madu ini juga memiliki potensi besar sebagai destinasi agrowisata. Dulloh, ketua kelompok tani hutan, menyebutkan bahwa lokasi peternakan lebah ini kerap mendapatkan kunjungan dari berbagai instansi pertanian dan pendidikan sebagai bagian dari pembelajaran tentang peternakan lebah dan ekosistemnya.

Potensi yang dimiliki oleh peternakan lebah madu ini dapat menjadi potensi pariwisata yang dapat meningkatkan popularitas daerah Windusari dan mendongkrak perekonomian masyarakat sekitar. Kepala Desa Genito, Transmantoto, menyatakan bahwa kampung lebah madu ini merupakan salah satu kekayaan alam yang dimiliki oleh desa mereka. Transmantoyo berharap potensi kampung lebah multiflora ini dapat semakin dikembangkan dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat setempat.

Tak hanya sebagai daya tarik dalam wisata kuliner dan wisata alam, di sini lebah madu juga dijadikan sebagai sarana terapi penyembuhan. Terapi ini telah dikenal warga setempat mampu meredakan berbagai masalah kesehatan. Sayangnya, praktik terapi sengat lebah yang menjanjikan kesehatan ini belum tersentuh izin resmi, sehingga belum dipublikasikan secara luas.

Ancaman Penurunan Fungsi Hutan Desa Sumbergondo: Kebakaran dan Penyalahgunaan Lahan

Di tengah pesatnya perkembangan teknologi dan urbanisasi, keberadaan kampung lebah madu di Dusun Plalar merupakan sebuah daya tarik tersendiri. Dusun Plalar menjadi tempat yang menghidupkan harmoni antara manusia dan lebah, menunjukkan bahwa keberadaan serangga kecil ini dapat memberikan manfaat besar bagi masyarakat setempat.

Perjuangan para petani lebah dalam melestarikan tradisi ini tidak hanya menciptakan madu berkualitas tinggi, tetapi juga membuka peluang untuk pengembangan pariwisata berbasis alam yang berkelanjutan. Keberadaan peternakan lebah madu multiflora di Dusun Plalar patut diapresiasi sebagai upaya konservasi lingkungan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat setempat.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

KW
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini