Mahasiswa KKN UNS Dorong Pemanfaatan Air Cucian Beras Menjadi Pupuk Organik Cair (POC)

Semarang (10/8), nasi sudah menjadi bahan makanan wajib yang harus ada di setiap rumah masyarakat Indonesia. Bahkan muncul istilah “belum makan, kalau belum ada nasi” begitulah warga yang tinggal di Negara agraris seperti Indonesia.

Sebelum menjadi nasi ada proses panjang di belakangnya. Mulai dari membajak sawah, memanen padi, menggiling padi, mencuci beras, hingga dimasak menjadi nasi yang siap dihidangkan di atas meja makan. Namun, pada saat pelatihan pembuatan POC di Dusun Wonogiri, Desa Papringan masih banyak masyarakat yang tidak mengetahui manfaat dari air cucian beras yang biasanya hanya dibuang begitu saja.

Air cucian beras atau disebut juga air leri merupakan air yang diperoleh dari proses pencucian beras sebelum dimasak. Ternyata air leri memiliki banyak kandungan, loh! Seperti vitamin B6 yang dapat melindungi tanaman dari kematian sel dan B12. Kandungan yang ada di dalam air leri ini dapat membantu penghijauan daun, melindungi jaringan fotosintesis, bahkan dapat memperkuat perkembangan batang tanaman.

Baca juga: Air Nira sebagai Cara Meredam Kepahitan Kopi Ala Masyarakat Nusantara

Cara Membuat Pupuk Organik Cair Dari Air Leri

Pemanfaatan air cucian beras menjadi Pupuk Organik Cair (POC) menjadi salah satu solusi agar air sisa cucian beras ini tidak terbuang begitu saja. POC adalah pupuk organik berbentuk cair yang berasal dari fermentasi air cucian beras.

Bahan yang dibutuhkan untuk membuat POC terbilang sederhana, yaitu satu liter air cucian beras, satu sendok gula pasir/jawa yang dilarutkan, satu tutup botol Effective Microorganism 4 (EM4), dan air secukupnya.

Proses pembuatan POC terbilang sangat mudah, dan bisa Kawan lakukan di rumah juga. Berikut tahapan pembuatan pupuk organik cair dari air leri:

Larutkan gula;
Masukkan air cucian beras yang telah didiamkan 1-3 hari sebelumnya, gula yang sudah dilarutkan, dan 1 tutup botol EM4 ke dalam botol kemudian aduk semua bahan tersebut supaya tercampur merata;
Tutup botol dengan rapat dan diamkan selama 7 – 14 hari;
Letakkan pada tempat yang gelap (tidak terpapar sinar matahari) dan memiliki suhu yang relatif hangat.

Selain lebih ramah lingkungan, POC lebih ekonomis dan dapat dibuat di mana saja. Kondisi ini sesuai dengan karakteristik masyarakat di Desa Papringan, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Semarang yang sebagian besar bekerja sebagai petani dan pekebun.

Warga dapat memanfaatkan pupuk ini untuk diaplikasikan pada tanaman sayur, tanaman obat keluarga (Toga), dan lain sebagainya. Indikator keberhasilan dari pembuatan POC dapat dilihat dari adanya jamur putih di atas permukaan botol, bau fermentasi atau seperti tape, dan tidak adanya gas pada botol tempat penyimpanan POC.

Pengaplikasian Pupuk Organik Cair

Pupuk Organik Cair (POC) dapat diaplikasikan pada tanaman dengan perbandingan 1:10, artinya tiap 1 liter POC yang sudah siap, harus dicampur dengan 10 liter air sebelum di semprotkan pada tanaman atau diaplikasikan ke tanah di sekitar tanaman.

Air cucian beras yang di buat pupuk ini harus digunakan tidak lebih dari sekali karena mengandung karbohidrat yang kaya dan memiliki kandungan yang dapat mengeraskan tanah. Pengaplikasian pupuk ke tanah maupun tanaman pun, tidak boleh berlebihan karena justru dapat merusak struktur tanamannya.

Baca juga: Kehebatan dari Akar Banir, Penopang Kekokohan Sebatang Pohon

“Yang diajarkan mbak-mbak kkn ini sangat bermanfaat bagi ibu-ibu di Dusun Wonogiri untuk memanfaatkan leri yang biasanya dibuang gitu aja. Jadi ya, kita bisa belajar memanfaatkan sisa air beras dan menghemat buat beli pupuk,” ujar Bu Dewi, peserta pelatihan pembuatan POC.

“Ke depan harapannya pelatihan pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) dan pelatihan lain yang diadakan dapat relevan dengan kebutuhan masyarakat di Desa. Sehingga ilmu yang disalurkan di lokasi KKN dapat terus berlanjut, tidak hanya saat kegiatan KKN ini saja dilakukan,” imbuhnya.