Hujan Buatan Turun di Jakarta, Yuk Kenali Mekanismenya!

Hujan Buatan Turun di Jakarta, Yuk Kenali Mekanismenya!
info gambar utama

Melansir dari BBC, sudah hampir tiga bulan Jakarta sering menduduki peringkat pertama sebagai kota yang udaranya paling berpolusi di dunia. Parameter polusi tersebut mengacu pada AQI (Air Quality Index) yang terus diperbarui. Kualitas udara di ibu kota sendiri terus-menerus berada pada zona oranye (tidak sehat bagi kelompok sensitif) hingga zona merah (tidak sehat).

Kondisi tersebut tentu berbahaya bagi kesehatan warga yang tinggal di Jakarta. Situs AQI memaparkan bahwa buruknya kualitas udara di Jakarta ini telah menyebabkan 8700 kematian pada tahun 2023.

Pemerintah dan lembaga terkait pun tak tinggal diam. Salah satu cara yang mereka upayakan untuk mengurangi tingkat polusi udara di Jakarta adalah dengan melakukan modifikasi cuaca. Modifikasi tersebut akhirnya menghasilkan hujan turun cukup lebat di daerah Jabodebek pada Minggu (27/9). Simak selengkapnya tentang fenomena hujan buatan ini, yuk!

Hujan Buatan Jakarta

Pelaksanaan modifikasi cuaca untuk menurunkan tingkat polusi udara di Jakarta ini konon telah dimulai sejak 24 Agustus. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksikan bahwa ada Gelombang Rossby aktif di sekitar Jawa Barat pada 26 hingga 27 Agustus. Gelombang tersebut merupakan gelombang yang meningkatkan potensi curah hujan di daerah yang dilalui.

Adapun persiapan yang dilakukan untuk menyambut sang gelombang adalah dengan melakukan penyemaian garam pada ketinggian 8.000 kaki di langit Jakarta, Bekasi, dan Depok. Penyemaian tersebut dilakukan oleh tim modifikasi cuaca (TMC).

Seperti diwartakan Kompas, hujan buatan bisa turun dengan cara penyemaian zat glasiogenik yang dilakukan di atas ketinggian empat hingga tujuh ribu kaki. Tak boleh sembarangan, penyemaian tersebut harus dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai faktor, seperti arah dan kecepatan angin.

Setelah dua kali melakukan penyemaian, hujan buatan Jakarta akhirnya menurunkan peringkat Jakarta dari kota paling berpolusi kedua di dunia menjadi peringkat kelima. Namun, perbaikan tersebut tidak berlangsung lama. Pada pagi harinya, Jakarta kembali naik ke peringkat kedua. Indeks kualitas udara daerah metropolitan tersebut mencapai angka 163.

Tak hanya BMKG, hujan buatan ini juga melibatkan lembaga lain, yakni Pusat Riset Iklim dan Atmosfer Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) serta Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BPNB). Meski telah beroperasi selama beberapa hari, sayangnya, tingkat efektivitas hujan buatan ini masih banyak menjadi perdebatan.

Baca juga: Menghirup Polusi Udara di Batavia Sejak Zaman Kolonial Belanda

Faktor Tingginya Polusi Udara di Jakarta

Banyak ahli menyatakan opini bahwa hujan buatan ini bukanlah sebuah solusi yang definitif. Seperti diwartakan Liputan 6, Charlie Albajili dari Greenpeace Indonesia mengatakan, “Tidak akan menyelesaikan masalah kalau tidak menyasar sumber-sumber pencemar, entah dari transportasi, industri, pembakaran sampah, maupun pembakaran batubara dari industri PLTU.”

Seperti yang kita tahu, Jakarta memang sudah lama menghadapi masalah polusi udara, jauh sebelum problematika ini menjadi besar dan viral. Penyebabnya pun berbagai macam, mulai dari banyaknya industri yang menghasilkan polusi hingga padatnya kendaraan yang mengeluarkan emisi karbon.

Adapun penyebab polusi Jakarta kali ini juga bisa diurai menjadi berbagai hal. Menurut CNN, ada setidaknya lima hal yang menjadi akar penyebab polusi udara yang makin parah di Jakarta.

Pertama, polusi berasal dari 16 pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang tersebar di Banten dan Jawa Barat. Kedua, padatnya transportasi di Jakarta, yang ternyata menjadi penyebab signifikan dari keruhnya udara ibu kota. Ketiga, uap air. Dilanjut dengan kebakaran hutan di Kalimantan, serta yang teakhir adalah fenomena alam bernama El Nino.

Baca juga: Inilah Upaya Penanganan Polusi Jabodetabek dalam Sektor Kesehatan

Demikianlah mekanisme hujan buatan di Jakarta yang turun baru-baru ini. Kita sama-sama berdoa agar kondisi segera membaik sehingga warga Jakarta mampu beraktivitas dengan normal, ya!

Sumber referensi:

  • https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/01/060000569/hujan-buatan-proses-dan-manfaatnya
  • https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20230827103741-199-990996/5-biang-kerok-polusi-udara-jakarta#:~:text=Selain%20kendaraan%20bermotor%2C%20penyumbang%20CO,2%2C5%2C%20dan%20BC.
  • https://www.liputan6.com/hot/read/5382061/hujan-buatan-bmkg-di-jakarta-ampuh-atasi-polusi-simak-hasilnya
  • https://www.bbc.com/indonesia/articles/cjmy2nez84vo
  • https://www.liputan6.com/hot/read/5382061/hujan-buatan-bmkg-di-jakarta-ampuh-atasi-polusi-simak-hasilnya

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

S
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini