Lewat Pendidikan, Jamaluddin Ajak Masyarakat Menjaga Lingkungan dan Meningkatkan Ekonomi

Lewat Pendidikan, Jamaluddin Ajak Masyarakat Menjaga Lingkungan dan Meningkatkan Ekonomi
info gambar utama

Menjaga lingkungan sambil meningkatkan produktivitas pertanian dan perekonomian masyarakat lewat pendidikan. Itulah yang dilakukan Jamaluddin, seorang pemuda dari Desa Kanreapia yang terletak di Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa.

Dulu, Jamaluddin harus melihat sebuah kenyataan pahit: Banyak orang-orang di desanya yang mengabaikan pentingnya menjaga lingkungan. Padahal sebagian besar dari mereka bekerja sebagai petani yang kesehariannya sangat bergantung kepada alam.

Banyaknya orang yang membuang sampah ke sungai dan bertani menggunakan bahan-bahan kimia yang merusak lingkungan adalah sebagian kenyataan pahit itu. Dari situ, Jamaluddin kemudian mulai menjalankan sebuah misi, yakni mengubah kebiasaan masyarakat agar lebih bisa menjaga lingkungan.

Jamaluddin memilih pendidikan sebagai jalan untuk menjalankan misinya. Untuk itu, ia menginisiasi sebuah gerakan bernama Gerakan Cerdas Anak Petani. Sebagai langkah awal. Jamaluddin membangun sebuah rumah baca untuk anak-anak yang dinamakan Rumah Koran.

"Rumah bacanya bernama Rumah Koran. Lokasinya ada di sebuah bangunan yang awalnya merupakan kandang bebek. Bangunan itu ditempeli koran-koran bekas. Setelah dibaca, koran kan jadi sampah, berita-berita itu disortir lalu ditempel hingga jadilah Rumah Koran." ujar Jamaluddin.

Setiap akhir pekan, anak-anak dan pemuda desa biasa berkumpul di Rumah Koran. Di sana, mereka mencari berita-berita terkait lingkungan atau hal lain yang menginspirasi. Kemudian mereka juga pergi ke sungai untuk bersih-bersih dan melalukan aktivitas rekreasi lainnya. Berkat Jamaluddin dan warga yang ikut membantunya, sungai seperti menjadi tempat anak-anak desa mengecap pendidikan nonformal.

"Kita memperkenalkan aneka jenis tumbuhan sehingga anak-anak mengenal alam di sekitar. Mereka menghitung batu, tujuannya agar mereka ada rasa bahwa mereka bisa dipercaya. Mereka bisa saja berbohong dan tidak menghitung, tetapi mereka diminta menghitung dengan tujuan (juga) agar anak-anak petani itu dekat dengan sungai." kata Jamaluddin.

Dari aktivitas di Rumah Koran dan sungai, anak-anak mendapat pemahaman mengenai pentingnya menjaga lingkungan. Lambat laun, kebiasaan membuang sampah ke sungai pun semakin berkurang dan anak-anak punya kesadaran untuk tidak melanjutkan perilaku negatif itu.

Kisah Kampung Berseri Astra Layana Indah yang Bangkitkan Kemandirian Warga

Memberdayakan Ekonomi

Selain anak-anak, Jamaluddin juga membidik para orang tua untuk diedukasi mengenai pentingnya mengubah kebiasaan mereka. Ini tentu saja tidak mudah karena kebiasaan membuang sampah di sungai sudah dilakukan sejak lama.

Jika edukasi tentang pentingnya menjaga sungai dilakukan dengan mendekatkan anak-anak dengan sungai itu sendiri, Jamaluddin punya cara tersendiri untuk mengedukasi orang tua yang berprofesi petani agar mau meninggalkan bahan kimia dan mulai bertani secara organik, yakni memberi pupuk secara cuma-cuma.

Hadirlah program Berbagi Seribu Pupuk Organik. Sembari membagikan pupuk, Jamaluddin berusaha meyakinkan bahwa pertanian organik jauh lebih bagus.

"Sekeras apapun orang, ketika diberikan secara cuma-cuma atau gratis, dia akan ambil itu," tutur Jamaluddin dengan yakin.

Tidak hanya sekedar diberi pupuk, petani juga mendapat pendampingan selama masa penanaman hingga waktunya panen tiba. Bahkan Jamaluddin juga membantu memasarkan komoditas pertanian organik dari desanya.

Peralihan metode bertani dari anorganik ke organik tidak hanya berdampak baik bagi lingkungan, namun juga perekonomian masyarakat. Sebagaimana diketahui, komoditas pertanian organik punya nilai ekonomi yang lebih tinggi di pasaran ketimbang anorganik.

Ini menjadi sangat penting mengingat Desa Kanreapia dikenal sebagai sentra penghasil sayur-mayur besar di Sulawesi Selatan. Desa di kaki Gunung Bawakaraeng itu bahkan mampu memproduksi berton-ton sayuran setiap harinya.

"Kita sampaikan, jika kita pakai organik maka itu (komoditas pertanian) bisa masuk supermarket, pasar yang lebih modern, bahkan bisa untuk ekspor." papar Jamaluddin.

Dengan apa yang sudah dilakukannya di Desa Kanreapia, Jamaluddin menjadi sosok inspiratif yang mampu berkontribusi bagi komunitas lokalnya. Gerakan serupa kini sudah merambah ke desa-desa tetangga dan Jamaluddin sendiri menjadi penerima apresiasi SATU Indonesia Awards 2017, ajang pemberian penghargaan bagi para tokoh inspiratif yang diselenggarakan oleh Astra.

Mewujudkan Sekolah Kehidupan Dibayar Dengan Sayuran : Kisah Inspirasi Muhammad Farid

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan A Reza lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel A Reza.

Terima kasih telah membaca sampai di sini