Deretan Pelatih Belanda yang Pernah Menukangi Timnas Indonesia, Semua Punya Satu Kesamaan

Deretan Pelatih Belanda yang Pernah Menukangi Timnas Indonesia, Semua Punya Satu Kesamaan
info gambar utama

Bagi sebuah tim sepak pola, keberadaan pelatih tentu saja hal yang wajib. Maka dari itu, manajemen tim harus cermat memilih sosok yang tepat untuk diangkat menjadi pelatih.

Timnas Indonesia pun demikian. Telah ada puluhan orang yang silih berganti menjadi pelatih Indonesia. Mereka semua direkrut agar Indonesia mampu meraih prestasi tertinggi.

Di antara para pelatih yang pernah membesut Indonesia, tak sedikit yang merupakan orang asing. Sebagian dari mereka berasal dari Belanda.

Dalam artikel ini, GNFI akan mengulas profil lima orang pelatih asal Belanda yang pernah membesut Timnas Indonesia. Siapa saja mereka?

Perlu diketahui, Timnas Hindia Belanda yang oleh FIFA dianggap sebagai cikal-bakal Timnas Indonesia pernah dilatih oleh orang Belanda bernama Johannes Christoffel Jan Mastenbroek. Namun, tulisan ini hanya akan membahas pelatih yang menangani timnas yang dibentuk setelah Indonesia merdeka dan mengusung nama Timnas Indonesia.

Mastenbroek sendiri juga merupakan Pelatih Hindia Belanda di Piala Dunia 1938. Saat itu, tim besutannya tercatat dalam sejarah sebagai negara Asia pertama yang tampil di Piala Dunia.

1. Wiel Coerver

Wiel Coerver lahir di Kerkade, Belanda, pada tanggal 3 Desember 1924. Ia awalnya menjadi pemain di kota kelahirannya dengan membela klub Roda JC.

Perjalanan karier kepelatihan Coerver dimulai pada tahun 1959. Sejak itu, ia menjalani karier kepelatihannya di beberapa klub Belanda seperti Roda JC dan Feyenoord.

Pada tahun 1975, Coerver memutuskan untuk mengambil tantangan baru dengan melatih Timnas Indonesia. Masa kepelatihannya di Indonesia tidak berlangsung lama. Belum sempat mempersembahkan gelar bergengsi, ia hengkang pada 1976.

Setelah hengkang, Coerver pulang kampung ke Belanda. Di sana ia melatih klub Go Ahead Eagles.

Coerver mendapat kesempatan keduanya untuk melatih Indonesia pada 1979. Ia sebetulnya punya kesempatan untuk meraih prestasi dengan lolos ke Olimpiade 1976 Montreal, Kanada, dan juara SEA Games 1979. Namun, keduanya gagal.

Coerver adalah pelatih yang istimewa dan jenius. Buktinya adalah adanya metode pelatihan sepak bola inovatif yang dikembangkannya. Metode tersebut dikenal sebagai "Coerver Method." Itu pula yang membuat Coerver juga dijuluki sebagai "Albert Einstein di dunia sepak bola."

Sayangnya, dunia kehilangan seorang legenda sepak bola ini pada bulan April 2011 ketika Coerver meninggal karena penyakit pneumonia. Meskipun telah berpulang, warisan dan metodenya telah membantu banyak pelatih untuk mengasah pemain agar berkembang secara optimal.

2. Frans van Balkom

Setelah Coerver pergi, Indonesia dilatih oleh pelatih lokal yakni Suwardi Arland 1976 pada 1978. Setelahnya, Indonesia kembali dilatih oleh pelatih Belanda yang kali ini bernama Frans van Balkom.

Frans van Balkom adalah pelatih yang lahir pada 23 Oktober 1939. Seperti Coerver, ia juga berasal dari Kota Kerkrade.

Sebelum Indonesia, van Balkom terlebih dahulu melatih di Asia bersama tiga tim, yakni Shahin Tehran (Iran), Timnas Hongkong, dan Yomiuri FC (Jepang). Ia pun sempat melatih klub Galatama, NIAC Mitra.

Nasib van Balkom di Indonesia sama seperti Coerver. Ia hanya melatih sebentar, tepatnya hingga 1979 dan belum sempat mempersembahkan pencapaian apik. Ia sebenarnya ditugasi menukangi Indonesia di Pra-Olimpiade 1980, namun gagal ke putaran final.

Mirisnya, perpisahan van Balkom dengan Indonesia tak berlangsung secara baik-baik. Kontraknya diputus oleh PSSI karena dianggap bersikap kasar kepada sekretaris umum. Posisinya kemudian digantikan oleh pelatih asal Belanda, Marek Janota.

3. Henk Wullems

Sepeninggal van Balkom, Indonesia cukup lama tidak menggunakan jasa pelatih Belanda. Penerus Coerver dan Balkom bernama Henk Wullems baru datang pada 1996.

Henk Wullems lahir di Haarlem, Belanda, pada 21 Januari 1936. Karier kepelatihannya dimulai pada 1968 bersama klub Blauw-Wit Amsterdam.

Setelah melatih di Belanda bersama berbagai klub, Wullems mengadu nasib ke Indonesia untuk yang pertama kalinya pada 1995. Bukan Timnas Indonesia, saat itu ia melatih Bandung Raya.

Tak lama di Bandung Raya, Wullems direkrut oleh Timnas Indonesia. Hanya saja, masa kepelatihannya sama saja seperti Coerver dan van Balkom yang cuma bertahan seumur jagung.

Pada masa yang singkat itu, Wullems mendampingi Indonesia berlaga di SEA Games 1997. Hasilnya, medali perak mampu diraih.

Setelah meninggalkan Timnas Indonesia pada 1997, Wullems tak lantas langsung angkat kaki dari negeri ini. Ia beralih membesut sejumlah klub, mulai dari PSM Makassar di mana ia menjabat direktur teknik, juga Arema Malang dan Bali Persegi FC sebagai pelatih kepala.

Wullems meninggal dunia di Belanda pada 15 Agustus 2020 karena penyakit yang menjangkiti otaknya.

4. Wim Rijsbergen

Rijsbergen punya catatan yang terbilang mentereng saat baru datang di Indonesia. Ia adalah eks pemain Feyenoord Timnas Belanda. Prestasi terbesarnya adalah ikut membawa Belanda menjadi runner-up pada Piala Dunia 1974 dan Piala Dunia 1978.

Sebagai pelatih, pria kelahiran Leiden 18 Januari 1952 itu telah memulai kariernya sejak 1986. Tim pertama yang dilatihnya adalah Ajax Amsterdam junior.

Pencapaian tertingginya adalah menjadi asisten pelatih Timnas Trinidad dan Tobago di Piala Dunia 2006. Setelahnya, ia naik jabatan menjadi pelatih kepala, lalu ke Indonesia pada 2010.

Di Indonesia, awalnya Rijsbergen melatih PSM Makassar. Pada 2011, PSSI merekrutnya sebagai pelatih timnas.

Kepelatihan Rijsbergen di timnas termasuk suram. Bukannya mendulang prestasi, yang ada justru tim dibelit masalah. Permainan tim tidak menunjukkan perbaikan, para pemain pun membencinya karena Rijsbergen disebut suka memaki-maki mereka.

Ujungnya sudah bisa ditebak. PSSI memecat Rijsbergen. Posisi Pelatih Kepala Timnas Indonesia lalu diisi oleh Aji Santoso.

5. Pieter Huistra

Pieter Huistra telah bergabung dengan Timnas Indonesia sejak 2014. Namun, saat itu ia bukan menjabat pelatih, melainkan direktur teknik.

Huistra yang lahir pada 18 Januari 1967 merupakan mantan pemain yang pernah membela beberapa klub di Eropa, di antaranya FC Groningen, FC Twente, dan Rangers FC. Ia juga pernah bermain di Jepang bersama Sanfreece Hiroshima.

Saat pertama datang ke Timnas Indonesia, posisi pelatih kepala ditempati oleh Alfred Riedl. Kegagalan di Piala AFF 2014 membuat Rield dipecat PSSI dan Huistra ditunjuk menjadi pelatih pengganti untuk sementara.

Baru hitungan bulan melatih, Huistra terpaksa harus angkat kaki. Penyebabnya adalah Indonesia dibekukan oleh FIFA sehingga mau tidak mau ia pun tak bisa lanjut bekerja. Hal itu patut disayangkan berhubung Huistra punya perhatian besar terhadap sepak bola Indonesia.

Saat ini Huistra masih berkarier di Indonesia. Ia saat ini adalah pelatih Borneo FC yang berkompetisi di ajang Liga 1. Sebelumnya, ia melatih di Uzbekistan untuk klub Pakhtakor.

Itulah sederet pelatih asal Belanda yang pernah menukangi Timnas Indonesia. Jika diamati, ternyata ada satu kesamaan di antara mereka, yakni semuanya hanya menjalani masa kepelatihan yang sangat singkat. Tidak ada yang melatih Indonesia sampai bertahun-tahun lamanyan dalam satu periode.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan A Reza lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel A Reza.

Terima kasih telah membaca sampai di sini