Uni Afrika Kini Resmi Menjadi Anggota G20. Apa Saja Implikasinya?

Uni Afrika Kini Resmi Menjadi Anggota G20. Apa Saja Implikasinya?
info gambar utama

Negara-negara anggota G20 telah sepakat secara bulat untuk memberikan status keanggotaan permanen kepada Uni Afrika (AU/African Union). Keputusan yang diambil pada KTT G20 di New Delhi, India ini, sepakat meningkatkan status Uni Afrika, yang terdiri dari 55 negara anggota, dari status saat ini menjadi posisi sejajar dengan Uni Eropa dalam G20.

Berbagai negara telah lama mendorong peningkatan keterlibatan Afrika dalam urusan internasional. Sebelumnya hanya Afrika Selatan, negara dengan ekonomi terbesar kedua (di bawah Nigeria) di benua itu, yang memiliki keanggotaan G20. Dengan Uni Afrika sekarang mendapatkan status permanen dan memiliki ketua yang dijabat secara bergantian, mereka memastikan kehadiran yang berkelanjutan dalam KTT-KTT G20 di masa depan.

Afrika: Arena Baru Persaingan Kekuatan Global

China telah lama mengejar kepentingan ekonominya di benua Afrika yang kaya sumber daya alam melalui investasi infrastruktur dan proyek pada yang dinamai Belt Road Initiative (BRI). Sementara Rusia, yang sedang terlibat dalam konflik dengan Ukraina, aktif terlibat dalam politik di negara-negara Afrika melalui proxy mereka. Mereka telah mendukung serangkaian kudeta militer baru-baru ini di wilayah Sahel Afrika Barat, yang menggulingkan pemimpin yang dianggap dekat dengan kekuatan Barat, terutama Prancis, mantan penguasa kolonial wilayah tersebut.

Eropa, yang lama menguasai benua tersebut selama berabad-abad, masih belum bisa melepaskan pengaruhnya di Afrika, dan terus berusaha mengambil hati mereka melalui berbagai kebijakan. Negara-negara Eropa akan berusaha sekuat tenaga untuk memastikan bahwa para pemimpin Afrika lebih condong ke mereka di banding ke kekuatan-kekuatan lain.

Cadangan sumber daya alam yang begitu besar di Afrika, mulai dari logam tanah jarang (rare earth) seperti litium dan kromium, bersama dengan mineral lain seperti nikel, emas, kobalt, uranium, dan tembaga, telah menarik perhatian pemain global . Sumber daya ini sangat penting untuk mendorong transisi ke teknologi hijau. Baik China maupun Amerika Serikat bersaing untuk mendapatkan pengaruh di antara negara-negara Afrika guna mendapatkan akses ke sumber daya yang menguntungkan ini.

Implikasi Keanggotaan G20 bagi Afrika

Pemberian keanggotaan permanen G20 menandai kenaikan pangkat sebuah benua yang populasi muda, saat ini sekitar 1,3 miliar (diperkirakan akan dua kali lipat pada tahun 2050), yang menyumbang seperempat dari populasi dunia. Uni Afrika, yang terdiri dari 55 negara anggota, telah lama mendorong peran substantif dalam organisasi global yang telah lama mewakili tatanan pasca-Perang Dunia II, termasuk di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Mereka juga menyuarakan reformasi dalam sistem keuangan global, termasuk institusi seperti Bank Dunia, untuk memperbaiki ketidakadilan yang memaksa negara-negara Afrika membayar biaya pinjaman yang lebih tinggi, yang memperburuk beban utang mereka. Afrika semakin menarik investasi dan perhatian politik dari generasi baru kekuatan global di luar Amerika Serikat dan mantan kekuasaan kolonial Eropa. China menjadi mitra dagang terbesar Afrika dan pemberi pinjaman utama, sementara Rusia menjadi pemasok senjata utamanya. Negara-negara Teluk telah muncul sebagai investor penting di benua tersebut, dan Turki menjaga basis militer dan kedutaan besarnya yang terbesar di luar negeri di Somalia. Selain itu, baik Israel maupun Iran sedang memperluas jangkauan mereka dalam mencari mitra di benua tersebut.

Para pemimpin Afrika tidak lagi puas dengan gambaran benua mereka selama ini, yakni korban perang, ekstremisme, kelaparan, dan bencana, dan dipaksa untuk bersekutu dan memilih salah satu dari kekuatan-kekuatan global. Mereka kini mulai aktif bertindak sebagai mediator, seperti yang terlihat dalam upaya perdamaian Afrika setelah invasi Rusia ke Ukraina. Penyertaan Uni Afrika dalam G20 seolah pengakuan global, bahwa benua ini adalah kekuatan global yang harus diperhitungkan.

Apa yang Ditawarkan oleh Uni Afrika kepada G20

Dengan keanggotaan penuh G20, AU dapat mewakili benua yang memiliki area perdagangan bebas terbesar di dunia. Selain itu, Afrika memiliki sumber daya berlimpah yang krusial untuk mengatasi perubahan iklim, meskipun berkontribusi paling sedikit terhadap emisi global tetapi paling menderita dari konsekuensinya. Benua Afrika memiliki 60% dari aset energi terbarukan dunia dan lebih dari 30% dari mineral-mineral yang penting untuk teknologi terbarukan dan rendah karbon. Misalnya, Kongo sendiri memiliki hampir setengah dari cadangan kobalt dunia, komponen penting dalam baterai litium-ion, seperti yang diindikasikan oleh laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa terbaru tentang perkembangan ekonomi Afrika.

Pemimpin Afrika semakin tidak puas dengan eksploitasi sumber daya benua mereka oleh pihak luar, pemrosesan sumber daya tersebut di tempat lain, dan meraup keuntungan tanpa manfaat substansial yang diterima oleh ekonomi Afrika. Mengingat aset alam Afrika, benua ini memiliki kekayaan yang sangat besar, seperti yang ditekankan oleh Presiden Kenya William Ruto selama Pertemuan Iklim Afrika yang pertama. Pertemuan ini diakhiri dengan seruan untuk perlakuan yang lebih adil oleh lembaga keuangan, pemenuhan janji negara-negara kaya selama ini sebesar $100 miliar per tahun dalam pembiayaan iklim untuk negara-negara berkembang, dan pelaksanaan pajak global atas bahan bakar fosil.

Mencapai posisi bersatu di antara negara-negara anggota Uni Afrika, yang mencakup negara-negara kuat secara ekonomi seperti Nigeria dan Ethiopia bersama dengan beberapa negara terburuk di dunia, bisa menjadi tantangan. Selain itu, AU telah mendapatkan panggilan dari beberapa Afrika untuk mengadopsi sikap yang lebih tegas dalam merespons kudeta dan krisis lainnya. Kepemimpinan AU yang berubah setiap tahun juga memunculkan tantangan terkait konsistensi kebijakan.

Namun, pemimpin Afrika juga telah menunjukkan kesediaan mereka untuk mengambil tindakan kolektif. Selama pandemi COVID-19, mereka bergabung untuk dengan keras mengkritik penimbunan vaksin oleh negara-negara kaya dan bekerja sama dalam pengadaan besar-besaran persediaan untuk benua tersebut. Sekarang, sebagai anggota G20, tuntutan Afrika akan mendapatkan perhatian dan pertimbangan yang lebih besar.

Sumber referensi:

“African Union and G20: Future Geopolitical and Economic Implications || Business Post Nigeria.” Business Post Nigeria, businesspost.ng/featureoped/african-union-and-g20-future-geopolitical-and-economic-implications.

Anna, Cara. “The African Union Is Joining the G20, a Powerful Acknowledgement of a Continent of 1 Billion People | AP News.” AP News, 9 Sept. 2023, apnews.com/article/g20-membership-africa-economy-india-ae58459261bc2722b54da422debc5b83.

Bhattacharya, Shubhayan. “G20 Summit: Significance of African Union Joining and India’s Goals Therein.” BQ Prime, 9 Sept. 2023, www.bqprime.com/g20-summit-2023/g20-summit-significance-of-african-union-joining-and-indias-goals-therein.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Akhyari Hananto lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Akhyari Hananto.

Terima kasih telah membaca sampai di sini