Melihat Lebih Dekat Istana Kepresidenan Yogyakarta (Gedung Agung)

Melihat Lebih Dekat Istana Kepresidenan Yogyakarta (Gedung Agung)
info gambar utama

Istana Kepresidenan Yogyakarta (Gedung Agung) merupakan salah satu dari enam istana Kepresidenan Indonesia. Terletak di Jalan Ahmad Yani, Ngupasan, Kecamatan Gondomanan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55122.

Sebagai istana kepresidenan, Gedung Agung menyimpan sejarah yang panjang dan daya tarik tersendiri. Gedung ini pun juga memiliki museum yang menawarkan berbagai koleksi lukisan menarik.

Sejarah Singkat Istana Kepresidenan Yogyakarta (Gedung Agung)

Sejarah Istana Kepresidenan Yogyakarta
info gambar

Gedung Agung pertama kali dibangun pada Mei 1824 atas prakarsa Residen Yogyakarta ke-18, Anthonie Hendriks Smissaert. Pembangunan gedung ini bertujuan supaya setiap residen Belanda di seluruh Indonesia memiliki “istana yang berwibawa”, termasuk Residen Belanda di Yogyakarta.

Sempat terhenti akibat Perang Diponegoro (1825-1830), pembangunan gedung ini terus dilanjutkan sampai akhirnya selesai pada tahun 1832. Pada 10 Juni 1867, gedung ini sempat ambruk akibat gempa bumi yang terjadi saat itu. Gedung ini lantas dibangun kembali dengan bangunan baru yang kelak menjadi Gedung Agung yang kita kenal seperti sekarang.

Baca juga : Istana Tampaksiring, Satu-Satunya Istana Kepresidenan yang Dibangun RI Pasca Merdeka

Fungsi Istana Kepresidenan Yogyakarta (Gedung Agung)

Istana Kepresidenan Yogyakarta (Gedung Agung)
info gambar

Sejak masuknya Jepang ke Indonesia, gedung ini sudah bukan menjadi tempat tinggal Residen Yogyakarta atau gubernur Belanda di Yogyakarta. Saat Yogyakarta menjadi ibukota Indonesia pada 6 Januari 1946, gedung ini ditempati Presiden Soekarno dan keluarganya.

Sejak Jakarta dijadikan ibukota Indonesia, Gedung Agung tidak menjadi tempat tinggal utama presiden Indonesia. Meski begitu, gedung ini masih difungsikan menjadi kantor dan menjadi tempat tinggal saat presiden berada di Yogyakarta.

Pada 17 Agustus 1991, gedung ini digunakan sebagai venue untuk memperingati Proklamasi Kemerdekaan Indonesia oleh masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta.

Daya Tarik Istana Kepresidenan Yogyakarta (Gedung Agung)

Daya Tarik Istana Kepresidenan Yogyakarta
info gambar

Saat memasuki area Istana Kepresidenan Yogyakarta, Kawan akan disambut arca batu kuno setinggi 3,5 meter yang terlihat seperti lilin jika dilihat dari kejauhan. Maka tidak heran jika banyak orang menyebut arca tersebut sebagai patung lilin.

Masuk ke dalam gedung, Kawan akan menjumpai Ruang Garuda yang merupakan ruang utama gedung ini. Dalam ruang tersebut, terdapat dua ruang lagi yang memiliki nilai sejarah, yakni: Ruang Soedirman dan Ruang Diponegoro.

Ruang Soedirman merupakan ruangan yang dibangun untuk menghormati jasa Jenderal Sudirman. Ruangan tersebut juga menjadi saksi bisu saat Jenderal Sudirman berpamitan untuk melakukan perang gerilya.

Sementara itu, Ruang Diponegoro merupakan ruangan yang dibangun untuk mengingat perjuangan Pangeran Diponegoro saat melawan penjajah. Di salah satu sudut ruangan ini, terdapat lukisan Pangeran Diponegoro yang sedang berkuda.

Di luar ruangan Gedung Agung, ada satu gedung bernama Gedung Senisono. Gedung yang kini berganti nama menjadi Museum Istana Kepresidenan Yogyakarta. Berbagai koleksi lukisan dari para pelukis Indonesia bisa Kawan temukan di dalam gedung ini.

ada pula lukisan yang menggambarkan para presiden Indonesia. Mulai dari Presiden Soekarno sampai Presiden Jokowi. Pada waktu-waktu tertentu, gedung ini akan difungsikan sebagai venue untuk berbagai acara seremonial khusus. Misalnya untuk menyambut para delegasi dari berbagai negara.

Referensi:

https://id.wikipedia.org/wiki/Gedung_Agung

https://id.wikipedia.org/wiki/Istana_Presiden_Indonesia#:~:text=Istana%20Presiden%20Indonesia%20adalah%20kediaman,adalah%20daftar%20Istana%20Kepresidenan%20Indonesia.

https://warta.jogjakota.go.id/detail/index/6943

https://jogjaprov.go.id/berita/museum-instana-kepresidenan-yogyakarta

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Anggie Warsito lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Anggie Warsito. Artikel ini dilengkapi fitur Wikipedia Preview, kerjasama Wikimedia Foundation dan Good News From Indonesia.

AW
MS
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini