Menjadi Penyala Minat Baca: Heri Chandra Santoso dan Jejaknya di Komunitas Lereng Medini

Menjadi Penyala Minat Baca: Heri Chandra Santoso dan Jejaknya di Komunitas Lereng Medini
info gambar utama

Di balik redupnya perpustakaan, berita penutupan toko buku satu persatu, tingkat literasi membaca rendah, terdapat seorang pemuda dengan semangat membara dan memiliki cinta yang mendalam terhadap sastra.

Namanya adalah Heri Chandra Santosa, yang tidak hanya memperoleh penghargaan bergengsi ASTRA, namun juga memimpin sebuah gerakan luar biasa di dunia sastra lokal. Bersama rekan-rekannya, mereka berhasil menciptakan Komunitas Lereng Medini, sebuah tempat di mana minat baca ditanamkan, dan apresiasi terhadap kata-kata mengalir begitu alami. Ingin tahu lebih banyak tentang kisah inspiratif mereka? Mari kita jelajahi perjalanan mengagumkan ini bersama.

Pemuda bernama lengkap Heri Chandra Santosa, merupakan salah satu peraih anugrah Apresiasi Satu Indonesia Award (ASTRA) tahun 2011. Ia merupakan seorang lulusan sarjana dari jurusan Sastra Indonesia, fakultas Sastra, di Universitas Diponegoro.

Heri bersama rekannya yakni Sigit Susanto, yang menyediakan rumahnya sebagai tempat perpustakaan karena ia tinggal di Swiss; dan Nurhadi. Mereka adalah penggagas berdirinya Komunitas Lereng Medini , hal ini terjadi saat mereka mengobrol di sebuah acara Parade Obrolan Sastra tanggal 3 sampai 11 Mei tahun 2008 di Pondok Maos Guyub.

Keistimewaan Katak Pohon Mutiara yang Ditemukan Setelah Hilang 8 Tahun

Pemilihan kata 'Medini' atas kesepakatan mereka bertiga, karena nama tersebut telah menjadi simbol ikon lokal di Pondok Maos Guyub. Medini ialah nama dari sebuah perkebunan teh yang terletak di sebelah barat Gunung Ungaran. Hal ini menjadi inspirasi bagi mereka karena menggambarkan penduduk desa yang memiliki juang tinggi dalam bekerja dan senantiasa bersemangat dalam belajar sastra.

Komunitas Lereng Medini yang disingkat dengan KLM, ialah suatu komunitas yang terbuka bagi siapa pun, yang ingin belajar dan tertarik dengan dunia sastra. Masyarakat umum pun bisa, bahkan para petani dan peternak juga turut meramaikan.

Tak hanya menyediakan bacaan atau menjadi tempat baca, mereka terus membuat gebrakan dengan inovasi-inovasi terbaru yang menyesuaikan dengan keadaan kondisi setempat dengan tujuan untuk menumbuhkan minat baca warga sekitar supaya berkembang. Apa sajakah kegiatan yang diadakan komunitas ini? Mari, simak artikel di bawah!

1. Bedah Buku dan Seminar Penulisan Kreatif

Sebuah agenda rutin yang diadakan setiap bulan. Biasanya, bertepatan dengan Bulan Bahasa pada bulan Oktober. kegiatan ini juga berupa lomba karya tulis, dan hal menarik lainnya seputar kepenulisan.

2. Grup Membaca

Agenda rutinan setiap Sabtu sore per Minggu. Biasanya yang menghadiri kegiatan tersebut para kalangan pelajar dari tingkat SD hingga Mahasiswa, dan masyarakat umum turut memeriahkan. Komunitas Lereng Medini juga memperolehkan peserta membuat grup membaca sendiri jika ingin memperdalam bacaan bukunya dan tidak ingin terburu-buru.

Kegiatan ini berupa membedah buku bacaan yang telah mereka selesaikan atas kesepakatan mereka. Bukunya pun beragam dari bacaan bahasa Indonesia hingga bahasa Inggris.

3. Kendal Novel Award di Tahun 2022

Sebuah kegiatan untuk mengapresiasi penulis yang telah menulis karya tulis dari daerah Kendal, terdapat pemilihan juara yang akan mendapatkan hadiah.

Bentuk hadiahnya pun unik-unik yakni hewan unggas seperti kambing etawa; kelinci; ayam; dan bebek untuk para juaranya.

Dengan dedikasi dan semangatnya, Heri Chandra Santosa bersama dengan rekan-rekannya telah menciptakan Komunitas Lereng Medini, sebuah wadah untuk belajar dan menyukai dunia sastra.

Bukit Peramun Belitung Raih Rekor MURI sebagai Hutan Digital Pertama di Indonesia

Dengan berbagai kegiatan seperti bedah buku, seminar penulisan kreatif, dan grup membaca, komunitas ini telah berhasil membawa semangat membaca kepada masyarakat sekitar.

Dalam perjalanannya, mereka juga telah menginisiasi Kendal Novel Award, sebuah penghargaan untuk mendorong para penulis lokal. Melalui upaya mereka, Komunitas Lereng Medini membuktikan bahwa minat baca dapat tumbuh dan berkembang di tengah-tengah masyarakat, tanpa memandang latar belakang atau profesi.

Dengan kerja keras dan semangatnya, mereka memperlihatkan bahwa sastra dapat menjadi jembatan yang menghubungkan berbagai kalangan, dan bahwa setiap orang memiliki potensi untuk menemukan keajaiban dalam halaman-halaman buku.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

SH
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini