Mahasiswa Unesa Telusuri Solusi HIV Lewat Kandungan Biji Palem Putri

Mahasiswa Unesa Telusuri Solusi HIV Lewat Kandungan Biji Palem Putri
info gambar utama

Khalayak umum tentunya akrab dengan sebutan mahasiswa sebagai agent of change bangsa. Sosok perubah nasib bangsa yang selalu siap berjuang secara cerdas hingga mampu berikan sumbangsih gemilang kepada tanah air. Hal yang sama ternyata juga dilakukan oleh sekelompok mahasiswa asal Universitas Negeri Surabaya yang lolos pendanaan Program Kreativitas Mahasiswa Riset Eksakta (PKM-RE) 2023.

PKM Kemdikbud merupakan kegiatan yang bertujuan melatih mutu peserta didik perguruan tinggi agar dapat menerapkan, mengembangkan, dan meyebarluaskan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki kepada masyarakat. Melalui program tersebut, sekelompok mahasiswa kreatif asal Unesa bernamakan Hive Merrillii mencetuskan gagasan menarik berupa pemanfaatan biji palem putri sebagai solusi penyebaran Human Immunodeciency Virus (HIV).

Kelompok yang beranggotakan Riska Ayu Sutriyansyah, Ariij Hady Tsana, Dyah Ayu Ramadhani, Heti Kristyandari, dan Rizq Rachmad ini memperoleh buah pikiran inovatif berdasarkan hasil observasi permasalahan masyarakat. Nantinya, ide yang ada akan mereka kompetisikan dalam ajang ilmiah bergengsi milik Kemdikbud tersebut.

Penerimaan Terhadap Keberagaman: Singapura Menempati Posisi Pertama di Asia Tenggara
Palem Putri | Foto: Dokumen Pribadi
info gambar

"Kami, tim PKM-RE FMIPA Unesa menyadari keresahan masyarakat terkait penyebaran HIV yang mengakibatkan angka kematian tinggi. Tim berupaya mencari solusi dari wabah yang tak kunjung mendapatkan penanganan medis secara efektif ini," tutur Riska Ayu, ketua kelompok Hive Merrillii saat memaparkan latar belakang gagasan penelitian.

Sebelumnya, HIV memang menjadi salah satu ancaman kesehatan terbesar di dunia. Menurut WHO, penyakit AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) yang disebabkan oleh HIV terhitung telah merenggut nyawa sebanyak 630 ribu jiwa. Upaya alternatif penanganan HIV kerap dilakukan, hanya saja banyak dari mereka memicu efek samping baru yang tidak jauh berbahaya dari HIV. Hal ini mendasari Hive Merrillii mencari solusi berupa pemberdayaan bahan alam yang ramah akan efek samping.

"Setelah melalui studi awal dan diskusi kelompok, kami menemukan bahwa ekstrak biji palem putri berpotensi sebagai obat herbal HIV karena mengandung sejumlah senyawa potensial, seperti rutin," ungkap Rizq Rachmad saat menuturkan kegunaan tersembunyi biji Palem Putri.

Menurut Rachmad, kandungan senyawa potensial biji palem putri sebagai calon obat herbal HIV dilaporkan mengandung bioaktivitas flavonoid yang berkhasiat sebagai antioksidan, antikanker, dan antivirus. Bahkan, potensi kelompok flavonoid, seperti krisin, apigenin, dan luteolin sebagai senyawa penghambat replikasi virus HIV sudah termuat dalam Jurnal Biochemical Pharmacology.

Tim Hive Merrillii | Foto: Dokumen Pribadi
info gambar

Adapun, penelitian uji antioksidan dan uji bioaktivitas senyawa biji palem putri menjadi fokus utama tim. Uji bioaktivitas senyawa biji palem putri sebagai calon penyusun obat anti-HIV dilakukan dengan metode molecular docking. Sejumlah senyawa potensial telah ditemukan melalui uji ini, salah satunya yaitu epigallocatechin gallate (EGCG), anggota kelompok flavonoid.

Museum Batik Sudah Dibuka, Jadi Sarana Baru untuk Pengetahuan Tentang Batik

"Hasil penelitian secara in silico menunjukkan senyawa epigallocatechin gallate pada ekstrak biji palem putri memiliki potensi besar untuk menghambat pertumbuhan virus HIV," ujar Dyah Ayu menjelaskan secara singkat hasil pengujian, "Nilai afinitas pengikatan senyawa EGCG sebagai inhibitor tiga reseptor utama HIV-1 lebih rendah dari obat FDA kontrol sehingga senyawa ini sangat berpotensi digunakan sebagai inhibitor alami."

Penelitian Hive Merrillii | Foto: Dokumen Pribadi
info gambar

Menurut Heti Kristyandari, jenis riset yang tim lakukan membutuhkan ketelitian tinggi sehingga proses penelitian masih harus terus dikaji. Nantinya, penelitian lebih dalam secara komprehensif sangat perlu dilakukan agar hasil data yang diperoleh semakin valid. Heti menyampaikan bahwa harapan tim saat ini, yaitu hasil riset yang didapatkan dapat dijadikan sebagai acuan baru dalam dunia ilmiah untuk pembuatan obat HIV yang ramah akan efek samping.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AT
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini