Berawal dari Kaki Lima hingga Bermanfaat bagi Rakyat Sumatera

Berawal dari Kaki Lima hingga Bermanfaat bagi Rakyat Sumatera
info gambar utama

Kreatifitas menjadi barang yang mahal dan dibutuhkan banyak orang, termasuk para wirausahawan, entah untuk memulai atau mempertahankan usahanya. Hal ini jugalah yang dilakukan oleh Yudi Efrialdi penggagas minuman unik yang akhirnya viral bernama “Es Gak Beres” di daerah Sumatera. Yudi adalah salah satu penerima Apresiasi SATU Indonesia Award pada tahun 2021. Idenya yang brilian telah membantu banyak orang sehingga apresiasi ini layak didapatkan Yudi dengan Es Gak Beresnya.

Dalam acara webinar “Inspirasi dari Kisah Sukses: Membangun Masa Depan Melalui Kewirausaan bersama Penerima Apresiasi SATU Indonesia Award” yang digelar GNFI pada Senin (02/10/23) lalu, Yudi menceritakan bagaimana ia memulai usaha ini. Berawal pada saat Ramadan tahun 2019, Yudi berjualan es jus buah-buahan mulai dari jam 3 hingga 6 sore. Es ini laku keras bahkan banyak yang sampai tidak kebagian padahal waktu belum menujukkan jam 6 tepat. Sampai suatu hari, teman Yudi mengatakan,”Wah, es Kau ni nggak beres!” Dan akhirnya terpikirlah untuk menjadikan feedback ini sebagai brand dan tercetuslah “Es Gak Beres”.

Pasca lebaran, Yudi memulai lagi usahanya dan ternyata berbeda 180 derajat dengan apa yang terjadi saat Ramadan. Es yang Yudi jual bisa dibilang tidak laku bahkan mendapat banyak komentar negatif dari netizen di Facebook saat itu. Alih-alih down dan menyerah, Yudi membangun kembali semangatnya, menggali ide-ide kreatif di kepalanya dan mencari inspirasi untuk membuat minuman yang unik dan berbeda dari yang sudah ada. Berbekal berbagai resep minuman yang ditemukannya di Youtube, Yudi berhasil menemukan formula minuman baru, dan kembalilah Yudi memulai usahanya dengan nama yang sama tapi dengan produk baru yang berbeda.

Tak disangka, kali ini Yudi kembali meraup keberhasilan. Es yang Yudi jual ini viral! Selain namanya yang unik, rasanya enak dan cocok di banyak lidah, harganya pun murah. Yudi memahami bahwa target dari penjualan es ini adalah mahasiswa, IRT dan anak-anak sehingga harga yang ditawarkan pun terbilang sangat murah. Hanya dengan Rp5.000,- saja, pembeli sudah dapat merasakan kesegaran minuman ini.

Mulailah berdatangan orang-orang yang ingin memasarkan Es Gak Beres ini secara resmi dan bukan asal ikut-ikutan karena viral. Yudi sangat senang, akan tetapi hal ini membawa tantangan besar. Pasalnya, banyaknya orang yang berminat menjadi mitra, membuat Yudi kebingungan mengurus semuanya. Yudi menyadari bahwa ia berasal dari pedagang kecil yang benar-benar kecil sehingga lonjakan permintaan mitra ini membuatnya kewalahan, baik dari sisi SDM maupun ketersediaan bahan baku yang harus dikirimkan kepada mitra. Terkait sistem kemitraan,Yudi memiliki aturannya sendiri, yakni bahan baku untuk setiap mitra cabang harus berasal dari pusat. Hal ini Yudi lakukan agar kualitas dan kekhasan Es Gak Beres tetap terjaga. Namun kembali, hal ini menjadi tantangan sendiri karena memonitor ratusan mitra yang tersebar di berbagai daerah juga bukan hal yang mudah.

Selain itu, kompetitor yang mulai bermunculan membuat Yudi perlu kreatifitas dan invasi agar bisnisnya tetap bertahan. Untuk mengatasi hal ini, Yudi memberikan value yang berbeda namun tetap sejalan dengan brand positioning yang dimiliki, misalnya membuat variasi ukuran dan harga, memberikan pelayanan yang terbaik dan tempat yang nyaman dan bersih. “Tantangan dalam bisnis akan selalu ada,” tutur Yudi. Namun, dengan berbagai tantangan yang datang, Yudi tetap bertahan dan kini, cabangnya sudah mencapai 500 cabang yang tersebaar di berbagai daerah di Pulau Sumatera seperti Aceh, Riau, Pekanbaru, dan Sumatera Utara, bahkan sudah mencapai Pulau Jawa juga, lho!

Baca juga: Transformasi Ajaib : Kulit Ceker Ayam Menciptakan Revolusi Sepatu
Logo Es Gak Beres, Cafe & Resto/ Facebook Page of Es Gak Beres Cafe & Resto
Logo Es Gak Beres Cafe, Resto & Rooftop | Foto: facebook.com/esgakberescafenresto/

Selain berjualan minuman, usaha Yudi ini juga sudah merambah pada bisnis restoran dan EGBM atau Es Gak Beres Market. Selain berjualan dan mendapat profit bagi diri dan usahanya, Yudi juga tidak lupa pada lingkungan. Es Gak Beres ikut terlibat menjadi sponsor dalam pengadaan ambulans gratis dan adanya program berbagi makanan di setiap hari Jumat. Yudi juga tidak pelit ilmu, Yudi seringkali memberikan pelatihan soal kewirausahaan dan UMKM kepada pelajar dan mahasiswa dengan bekerja sama dengan sekolah-sekolah penggerak di Kabupaten Asahan. Hal ini dilakukan Yudi agar anak-anak memiliki mindset kewirausahaan sejak dini dan dapat bangga menjadi seorang wirausahawan nantinya.

Baca juga: Museum Batik Sudah Dibuka, Jadi Sarana Baru untuk Pengetahuan Tentang Batik

Ternyata, ada sebuah kisah unik dibalik terpilihnya Yudi sebagai salah satu penerima Apresiasi SATU Indonesai Award pada tahun 2021. Tahun 2021 Yudi didaftarkan oleh temannya, setelah di tahun-tahun sebelumnya ia sendiri pernah mendaftar tapi belum berkesempatan menjadi pemenang. Temannya ini yakin yang Yudi lakukan layak diapresiasi. Karena selain memberikan dampak positif berupa peningkatan pendapatan masyarakat, Yudi juga memberikan kebermanfaatan yang luas dan panjang, tidak hanya bagi rakyat Sumatera tapi juga pada generasi masa depan.



Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

SH
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini