Gede Andika Relakan Beasiswa S2 Demi Cerdaskan Anak-anak di Bali

Gede Andika Relakan Beasiswa S2 Demi Cerdaskan Anak-anak di Bali
info gambar utama

Kekhawatiran yang dirasakan Gede Andika pada masa Covid-19 lalu yaitu, ketika anak-anak di Desa Pemuteran, Kabupaten Buleleng, Bali tidak bisa mendapatkan akses belajar. Seperti yang Kawan ketahui, bahwa pada masa Covid-19 kegiatan belajar mengajar dilaksanakan secara daring karena harus menjaga jarak untuk menghindari penularan virus. Lantas bagaimana dengan anak-anak yang tidak memiliki gadget atau akses untuk belajar secara daring?

Itulah yang dialami oleh anak-anak di Desa Pemuteran, Bali. Mereka tidak memiliki teknologi atau media pendukung untuk belajar secara daring. Akhirnya mereka ikut membantu pekerjaan orang tuanya sebagai petani dan nelayan. Melihat partisipasi belajar anak-anak di Desa Pemuteran Bali berkurang, pemuda dari Bali bernama I Gede Andika Wira Teja pun berinisiatif untuk membuat program KREDIBALI (Kreasi Edukasi Bahasa dan Literasi Lingkungan).

Apa itu KREDIBALI?

KREDIBALI merupakan program pengajaran bahasa Inggris kepada siswa SD dan SMP yang sekaligus memasukkan edukasi peduli lingkungan. Para peserta yang ingin belajar harus membawa sampah plastik untuk kemudian ditukar dengan beras. Beras tersebut nantinya dibagikan kepada masyaraat yang membutuhkan. Sampah plastik sendiri memiliki peran penting, yakni menunjukkan kalau itu berharga dan bisa dimanfaatkan kembali, sehingga jangan dibuang begitu saja.

4 Pondok Pesantren Berwawasan Lingkungan di Indonesia. Sangat Inspiratif!

Tingkatkan Semangat Belajar Anak-anak

Upaya yang dilakukan Gede Andika mengantarkannya sebagai peraih apresiasi SATU Indonesia Awards. Ia memulai programnya pada tahun 2020, dengan diikuti 75 siswa. Seiring berjalannya waktu, pada tahun 2023 sudah ada 275 siswa yang mengikuti program KREDIBALI. Mereka memiliki minat belajar yang tinggi. Bahkan siswa-siswi di sana sudah menunjukkan prestasinya sebagai hasil belajar bersama KREDIBALI.

Salah satunya yaitu siswa yang mendapatkan beasiswa penuh di sekolah Internasional di Bali, karena kemampuan bahasa Inggrisnya yang mumpuni. Terbukti pada prestasi yang dimiliki, yakni sebagai pemenang lomba pidato bahasa Inggris. Kemudian anak-anak di desa tersebut kini sudah bisa diajak berdiskusi, padahal sebelumnya mereka sulit untuk diajak berbicara apalagi diskusi. Kegiatan-kegiatan seperti perlombaan juga kerap diikut anak-anak hingga tingkat provinsi.

Gede Andika Tolak Beasiswa dan Prioritaskan Anak-anak

Siapa sangka, ternyata pada saat mengembangkan KREDIBALI Andika mendapatkan beasiswa S2. Namun ia menolaknya lantaran lebih memilih mengembangkan anak-anak di KREDIBALI. Pemuda lulusan Ekonomi Pembangunan UNUD Bali tersebut mengaku tidak menyesal, karena “Kalau saya menerima gelar master, artinya hanya saya yang dapat. Tapi kalau saya tidak mengambilnya dan bergerak untuk anak-anak, mereka bisa meraih pendidikan tinggi juga.” Ucap Andika dalam webinar yang mengundang para penerima apresiasi SATU Indonesia Award yang diselenggarakan oleh Astra.

Namun langkah Andika dalam menempuh pendidikan tinggi tidak berhenti begitu saja. Pada Februari 2021, Andika menjalani program Magister Sains Ilmu Ekonomi di Universitas Gadjah Mada (UGM). Berdasarkan informasi dari laman UGM, pada saat wisuda program Magister Sains dan Doktor Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM, Andika menjadi wisudawan dengan masa studi tercepat, yakni 1 tahun 11 bulan 11 hari. Hal ini menunjukkan bahwa prestasi Andika yang tiada henti.

Perluas Aksi KREDIBALI dan Kuatkan Potensi Lokal

Upaya Andika yang mengutamakan pembelajaran bahasa Inggris untuk anak-anak di Desa Pemuteran, juga tentu beralasan. Desa Pemuteran memiliki potensi pada sektor wisata internasional. Melalui peningkatan kemampuan bahasa Inggris pada anak-anak, ada peningkatan sektor wisata jangka panjang juga. Maka upaya berkelanjutan ini bisa memberikan dampak pada ekonomi masyarakat Desa Pemuteran.

Beberapa Tokoh Inspiratif Penanganan Wabah COVID-19 di Indonesia

Tidak hanya di Desa Pemuteran, KREDIBALI juga mengadakan program di Desa Bantur yang dikenal mengalami banyak penebangan pohon. Sementara plastik tidak menjadi permasalahan di desa tersebut. Maka anak-anak di Desa Bantur mendapatkan persyaratan, sebelum ikut kelas harus menyiram 1 pohon miliknya. Setiap anak bertanggung jawab atas satu pohon selama mengikuti pembelajaran di KREDIBALI. Hasil nyata dari program ini yakni, kini di Desa Bantur tidak lagi banyak pohon gundul. Melainkan banyak pohon-pohon yang telah dirawat oleh anak-anak KREDIBALI di Bantur.

Andika menunjukkan bahwa mengembangkan anak-anak juga perlu disesuaikan dengan kebutuhan mereka dan lingkungannya. Ia memberikan inspirasi kepada para generasi muda, bahwa membantu pendidikan anak-anak yang membutuhkan sangatlah berarti. Apabila di masa depan anak-anak tidak berkembang dan tidak memberi dampak pada lingkungannya. Artinya kita anak muda turut bertanggung jawab karena tidak membuat perubahan apapun.

#Kabarbaiksatuindonesia

Sumber:

https://mscdoctor.feb.ugm.ac.id/id/tasyakuran-wisuda-periode-mei-2023/

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

HN
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini