RI-Australia Kerja Sama Lindungi Warisan Budaya Bawah Air

RI-Australia Kerja Sama Lindungi Warisan Budaya Bawah Air
info gambar utama

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI bekerja sama dengan Flinders University dari Adelaide, Australia Selatan, untuk melindungi warisan budaya air Indonesia. Penandatanganan Technical Agreement telah dilakukan antara Direktur Jasa Kelautan Miftahul Huda dan Associate Professor of Archeology, Martin Polkinghorne.

Proyek kolaborasi ini akan membantu pemanfaatan koleksi Benda muatan Asal Muatan Kapal Tenggelam (BMKT) di Cileungsi untuk kepentingan penyusunan narasi pengetahuan sejarah maritim. Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut Victor Gustaaf Manoppo mengatakan, kerja sama tersebut dilakukan dalam bentuk pecatatan dan kajian ilmiah, termasuk berbagi informasi, pengetahuan, meningkatkan kapasitas, serta membangun basis data.

Berbagai kajian kesejarahan akan dilaksanakan oleh Flinders University bersama Universitas Gadjah Mada, SPAFA Thailand, dan Vietnam. Kemudian, kajian legalitas akan dilakukan oleh pakar hukum dari University of Queensland untuk menjajaki peluang repatriasi artefak ke Indonesia.

Perikanan RI Raih Potensi Transaksi Rp 238 Miliar di World Seafood Shanghai

Viktor juga menyebutkan bahwa metodologi inovatif yang akan dijalankan untuk menemukan asal-usul benda-benda bersejarah, diharapkan dapat membantu memecahkan teka-teki serta menciptakan narasi sejarah baru yang relevan dengan masa lalu kemaritiman Indonesia.

“Kolaborasi ini akan mengungkap sejarah masa lalu maritim kita yang terus menginspirasi dan mendidik generasi selanjutnya. Artefak bawah laut juga dapat memberikan dampak yang berarti bagi kemajuan perekonomian kelautan kita,” ucapnya dalam keterangan tertulis, Rabu (11/10/2023).

Pada kesempatan yang sama, Direktur Jasa Kelautan Miftahul Huda menerangkan, Flinders University berkomitmen untuk menyediakan tenaga inventarisasi (inventory) selama 4 tahun. Mereka juga akan membantu KKP melakukan percepatan pendataan BMKT di Cileungsi dan mengadakan analisis saintifik asal artefak, termasuk kesejarahan. Lalu, membantu pengkatalogan dan interpretasi BMKT, menyediakan peralatan dokumentasi dan pengolahan data untuk digunakan di Cileungsi, serta melaksanakan kegiatan peningkatan kapasitas SDM KKP.

Sementara itu, KKP telah siap untuk melakukan inventory, membuka akses terhadap koleksi BMKT yang memiliki kemiripan dengan koleksi yang tersimpan di SEACAL (South East Asia Ceramic Archaeology Laboratory) untuk pendokumentasian serta pelacakan asal dan sejarah artefak tersebut. Hal itu sejalan dengan kebijakan Menteri Kelautan dan Perikanan untuk mengelola sumber daya laut dengan tetap mengedepankan ekologi dan dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk kesejahteraan rakyat.

Dari Membatik hingga Main Angklung, Pelajar Australia Antusias Mengenal Budaya Indonesia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Afdal Hasan lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Afdal Hasan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini