Sang Penyelamat Nyawa Di Pelosok Negeri Larantuka

Sang Penyelamat Nyawa Di Pelosok Negeri Larantuka
info gambar utama

Seorang Bapak paruh baya yang berinisiatif mengadakan kendaraan darat untuk para tenaga medis. Beliau sangat prihatin terhadap keadaan para Ibu dan anak yang membutuhkan penanganan cepat untuk segala penyakit yang menyerang. Akibatnya, banyak nyawa yang melayang di daerah Larantuka ini. Bapak Mans (47) yang memelopori sepeda motor untuk membawa para bidan ke polosok daerah dengan mengajak para pemuda di sana. Bapak Mans tidak memiliki latar belakang kesehatan tetapi beliau memiliki rasa peduli yang tinggi terhadap saudara selingkungannya. Berawal dari sebuah Focus Group Discussion (FGD) tentang kondisi Kesehatan Ibu dan anak bersama petugas Kesehatan dan Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana Se-Kabupaten Flores Timur pada Juli 2002. Terungkap bahwa banyak Ibu dan bayi meninggal karena terlambat dirujuk ke pusat-pusat pelayanan kesehatan gara-gara petugas telat datang menolong dikarenakan minimnya sarana transportasi.

Bapak Mans memantik ide untuk mengembangkan program manajemen sarana transportasi dengan sistim kerusakan minimum untuk pelayanan kesehatan di pedesaan. Bapak Mans membeli 13 sepeda motor untuk bidan desa dan tenaga medis lainnya di lima kecamatan Flores Timur. Yuniknya, jarak tempuh setiap 2000 kilometer didirikan sebuah bengkel guna mengantisipasi jikalau ada kerusakan motor para petugas medis ketika dalam perjalanan menuju rumah warga. Pemuda setempat sangat antusias mengantar para bidan ke pelosok negeri Larantuka hingga perbukitan untuk memberikan pertolongan pertama kepada warga yang sedang sekarat atau ingin melahirkan.

Sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi sesamanya. Itulah yang diajarkan oleh lelaki paruh baya yangtinggal di pelosok negeri Indonesia Timur
info gambar

Berkat inisiatif Pak Mans yang juga meraup rasa kepedulian pemuda setempat dalam memupuk rasa kerja sama dalam memajukan kesejahteraan masyarakat Larantuka terkhususnya dalam bidang kesehatan, angka kematian daerah Flores Timur itu pun menurun. Tidak ada lagi bidan atau pun petugas kesehatan merasa kesulitan untuk pergi ke pelosok daerah karena tidak adanya kendaraan. Masyarakat pun sangat berterima kasih atas rasa kepedulian dan kemanusian Pak Mans dalam menjaga dan melindungi para Ibu dan masyarakat yang kesulitan berobat ke puskesmas atau ke rumah sakit akibat akses kendaraan dan jalan tidak memadai.

“Senyum mereka adalah obat bagi saya,”ujar lelaki paruh baya ini. Pak Mans berharap agar pemerintah melirik daerah yang belum sama sekali tersentuh fasilitas yang memadai serta infrastruktur yang tidak ada sama sekali. Jalan yang masih bersatu dengan tanah liat yang licin ketika hujan. Lampu-lampu di setiap gang rumah masyarakat yang belum ada serta listrik pada sebagian daerah Larantuka belum dialiri listrik serta safety dari binatang liar yang kerapkali perlu diwaspadai jika sedang melakukan perjalanan di Siang atau pun Malam hari. Pak Mans dan pemuda setempat berharap sentuhan tangan pemerintah setelah melihat kerjasama Pak Mans dan pemuda agar pemerintah peduli dengan masyarakat 3T.

“Saya tidak mau akibat fasilitas yang kurang memadai garis keturunan kami putus jika tidak bisa menyelamatkan nyawa bayi dan Ibu melahirkan,” gumam Pak Mans dengan mata berkaca-kaca. Kawan GNFI sekalian, betapa mulianya hati Pak Mans ini untuk kepeduliannya pada lingkungan dan masyarakat sekitar di pelosok negeri Larantuka. Kita sebagai generasi muda juga harus meniru perbuatan dan inisiatif Pak Mans untuk bisa bermanfaat bagi manusia lainnya. Kita juga bisa memanfaatkan beberapa bidang dan mengembangkannya untuk khalayak ramai. Bisa di bidang sosial, eknomi, pendidikan, dan lingkungan yang membawa kita lebih dekat dengan saudara kita lainnya. #kabarbaiksatuindonesia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AP
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini