Melintasi Garis Batas dengan Literasi Melalui Program Papua Future Project

Melintasi Garis Batas dengan Literasi Melalui Program Papua Future Project
info gambar utama

Pendidikan adalah salah satu fondasi kemajuan sosial dan ekonomi suatu masyarakat. Masyarakat yang memiliki akses pendidikan yang baik cenderung memiliki peluang ekonomi yang lebih baik, tingkat kehidupan yang lebih tinggi, dan lebih sedikit masalah sosial.

Salah satu tantangan utama dalam pendidikan adalah masalah aksesibilitas. Banyak individu, terutama di negara-negara berkembang, tidak memiliki akses yang cukup terhadap pendidikan berkualitas.

Berikut terdapat kisah inspiratif dari salah satu penerima SATU Indonesia Awards dalam bidang pendidikan. Bhrisco Jordy Dudi Padatu atau biasa disapa dengan Kak Jordy dari Manokwari Papua Barat merupakan peraih SATU Indonesia Awards tahun 2022 dengan program Penyuluh Pelita.

Kak Jordy memiliki ketertarikan di bidang pendidikan karena sebelumnya Kak Jordy memiliki project bernama Papua Future Project. Papua Future Project merupakan komunitas bagi anak-anak muda dari Manokwari yang memiliki ketertarikan literasi di bidang pendidikan.

Program ini memberikan akses literasi pada anak-anak di Papua salah satunya dengan media yang disebut Pojok Membaca untuk anak-anak pedalaman di daerah Papua Barat.

Terbentuknya program Papua Future Projerct didasarkan pada pengalaman pribadi Kak Jordy yang lahir dan besar di Papua Barat. Kak Jordy merasakan tantangan ketika menempuh pendidikan di Papua Barat. Adanya perbedaan akses pendidikan di Kota dan daerah pedalaman Papua.

Beberapa perbedaan tersebut seperti perbedaan aksesbilitas, kurangnya tenaga pengajar profesional, hingga angka buta huruf yang masih sangat tinggi. Hal tersebut menjadi momok tersendiri karena belum adanya perubahan yang signifikan dari tahun ke tahun. Melihat hal tersebut Kak Jordy merasa terpanggil hatinya untuk berkontribusi melalui hal kecil dalam bidang pendidikan.

Tujuan utama dari program Papua Future Project adalah menciptakan pendidikan yang berkelanjutan. Papua Future Project juga berupaya dalam mendukung pemerataan fasilitas literasi di daerah 3T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal). Akses literasi di daerah 3T sangat sulit contohnya tidak memiliki perpustakaan.

Selain itu, Papua Future Project juga berupaya melatih pendidik atau pengajar lokal. Adanya pelatihan untuk tenaga pendidik karena masih ada guru-guru yang belum mendapatkan pelatihan terkait kurikulum merdeka atau pun pembelajaran holistik. Program ini juga berupaya mengajak serta melatih anak muda untuk ikut berkontribusi dalam bidang pendidikan terutama literasi.

Pada awalnya, program Papua Future Project terbatas fokusnya pada Pulau Mansinam. Akan tetapi setelah memenangkan SATU Indonesia Award, komunitas ini berkembang secara signifikan, sejauh ini mampu menjangkau 14 kampung yang berada di Papua Barat dan Papua Barat Daya sekitar 8 kabupaten/kota.

Program Papua Future Project memberikan manfaat kepada sekitar 725 anak hasil dari Pojok Membaca dan Kelas Belajar. Program ini juga melibatkan sekitar 250 anak dari seluruh Indonesia untuk ikut berpartisipasi sebagai volunteer. Penghargaan yang diperoleh oleh Papua Future Project juga menyebabkan peningkatan perhatian dari media dan masyarakat.

Kak Jordy juga berupaya agar program Papua Future Project tidak hanya sebagai komunitas saja tetapi bisa menjadi lembaga dengan mengusung nama Lembaga Masyarakat Papua. Kak Jordy berharap kedepannya program ini akan memberikan dampak yang lebih luas lagi.

Kak Jordy juga berharap kerja sama antar stakeholder semakin meningkat dari tingkatan terkecil hingga ke pemerintah pusat. Selain itu, program Papua Future Project dapat terus berjalan dan menjangkau masyarakat lebih luas lagi. Harapannya program ini juga dapat menjangkau anak muda lebih banyak lagi untuk ikut berperan aktif berpartisipasi di bidang pendidikan karena anak muda sebagai penggerak perubahan.

#kabarbaiksatuindonesia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

DK
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini