Peran Komunitas Sebagai Alternatif Upaya Melestarikan Kebudayaan Nasional dan Lokal

Peran Komunitas Sebagai Alternatif Upaya Melestarikan Kebudayaan Nasional dan Lokal
info gambar utama

Indonesia sangat dikenal dengan berbagai keragaman akan kebudayaannya di setiap daerah. Hal ini dikarenakan latar kultur etnis yang juga beragam menempati wilayah tersebut, baik dari Aceh hingga ke ujung negeri Papua. Perbedaan kultur budaya baik etnis sebagai identitas yang sangat menonjol di Indonesia, dibungkus dengan slogan "Bhineka Tunggal Ika".

Di tengah perubahan zaman yang terus bergerak akan banyak nilai-nilai kebudayaan semakin hilang yang terkikis oleh budaya modern dan trend gaya hidup, belum lagi budaya populer yang digemari oleh generasi muda. Persoalan ini menjadikan nilai-nilai kebudayaan kita semakin kehilangan maknanya sebagai identitas bangsa kita hari ini.

Melihat gejala ini yang semakin penuh kerumitan terhadap nilai-nilai budaya yang kehilangan makna baik ditingkat nasional maupun ditingkat lokal. Misalnya di Kota Makassar yang juga terkenal dengan berbagai kebudayaan lokal di antaranya Tari Paduppa, teater Kondo Buleng, pertunjukkan Makkacapi salah alat musik tradisional yang cukup terkenal di Sulawesi Selatan (Makassar) sudah jarang di dengar.

Belum lagi nilai-nilai cagar budaya yang ada di Makassar yang merupakan warisan dari masa kolonial semakin memprihatinkan. Dengan persoalan yang cukup mendesak ini diperlukan suatu perkumpulan atau komunitas generasi muda sebagai ujung tombak dalam mempresentasikan atau memperkenalkan kembali nilai-nilai budaya yang ada di Kota Makassar.

Pada titik inilah dengan penuh kegelisahan dari alumnus Ilmu Sejarah Universitas Hasanuddin membentuk komunitas yang diberi nama Lingkar yang selama ini sudah banyak bergerak dalam hal memperkenalkan nilai-nilai budaya di Kota Makassar. Oleh karena itu, peranan komunitas seperti ini adalah harapan terakhir dalam melestarikan nilai-nilai kebudayaan kita baik di tingkat nasional maupun di tingkat lokal.

Keberadaan komunitas komunitas pecinta kebudayaan seperti ini di berbagai daerah di Indonesia harusnya difasilitasi atau diberi ruang ekspresi dalam memperkenalkan kembali nilai niali kebudayaan. Agar kedepannya generasi muda muncul kesadaran kolektif untuk mencintai dan menjaga, serta merawat setiap kebudayaan di daerahnya masing-masing.

Aktivitas memperkenalkan nilai-nilai budaya daerah seperti memunculkan kembali kegiatan tersebut. Misalnya Teater Kondo Buleng, yang pernah Komunitas Lingkar adakan pada tahun 2019, kegiatan teater ini melibatkan Masyarakat Kampung Paropo di Kota Makassar.

Bukan hanya itu, aktivitas jalan-jalan atau tour ke bangunan-bangunan bersejarah menjadi aktivitas Lingkar sejak awal didirikan. Seperti Jalan-Jalan ke Bangunan Bersejarah Kota Makassar pada 2019, Jalan-Jalan ke Kota Tua Makassar Vlaardingen, Jalan-Jalan ke Perkampungan Tionghoa Makassar, Jalan-Jalan ke Perkampungan Tua Kota Makassar. Begitu pun dengan acara seminar dan diskusi pernah dilakukan.

Lingkar mendorong adanya kegiatan baik itu diskusi atau seminar yang mempertemukan berbagai latar belakang etnis atau identitas untuk mendialogkan kebangsaan, kesejarahan, kebudayaan dan keindonesian. Kegiatan pada 2019 tepatnya di Aula Klenteng Ibu Agung Bahari, Jalan Sulawesi, Kota Makassar dengan tema “Keanekaragaman Budaya dan Identitas Masyarakat Kota Makassar” menjadi pengejawatan keinginan tersebut.

Pada dasarnya aktivitas di atas, berusaha mendorong kehidupan berkebudayaan dan berkarakter, dengan terjadinya dialog dan kebersamaan yang memperhatikan keragaman masyarakat. Keterlibatan masyarakat, dalam hal ini komunitas, organisasi, pemuda-pemudi, generasi muda sangat pital untuk mencapai cita-cita Komunitas Lingkar.

Maka peranan komunitas sangat penting adanya sebagai salah satu alternatif dalam melestarikan kebudayaan. Hal ini pun dapat berkelanjutan dikarenakan digerakkan oleh pemuda-pemudi. Pemuda dalam berkomunitas bukan hanya sebagai konsumen budaya global tetapi produksi budaya dari nilai-nilai nasional dan lokal.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AA
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini