Sukoharjo Agropolitan Expo, Bukan Pameran Pertanian Biasa

Sukoharjo Agropolitan Expo, Bukan Pameran Pertanian Biasa
info gambar utama

Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Sukoharjo kembali menyelenggarakan pameran pertanian, peternakan, dan perikanan di kawasan Sentratown, Kawasan Terpadu The Park Mall, Solo Baru. Pameran bertajuk Sukoharjo Agropolitan Expo (SAE) 2023 berlangsung pada tanggal 2–10 September 2023.

Mengusung tema 'Gerakan Membangun Petani Milenial (GERBANG TAMI)', Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Sukoharjo berkerja sama dengan The Park Mall Solo Baru menyuguhkan serangkaian acara yang dapat menarik minat anak muda pada dunia pertanian yang modern. SAE di tahun kedua ini melibatkan berbagai asosiasi komoditas pertanian, kelompok wanita tani, petani milenial, peternak, pihak swasta, dan UMKM kuliner.

Pembukaan Sukoharjo Agropolitan Expo Oleh Wakil Bupati Sukoharjo, Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo dan stakeholder. Foto: Dok. pribadi
info gambar

Mengusung konsep Farmer in Town sebagai latar pertanian di perkotaan merupakan daya tarik pada acara ini. Selain itu, pameran pertanian ini menarik minat pelajar mulai tingkat PAUD hingga SMP. Mereka berkesempatan melakukan Outing Class dengan kegiatan mengenal berbagai komoditas pertanian. Salah satu hal yang menarik perhatian para siswa adalah memberi susu anak kambing serta mengenal alat mesin pertanian.

Setelah sukses di tahun sebelumnya, SAE 2023 kali ini melibatkan petani milenial di wilayah Kabupaten Sukoharjo. Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Sukoharjo mengungkapkan bahwa Sukoharjo Agropolitan Expo 2023 menggandeng Petani Milenial. Menurutnya, petani senior tidak perlu khawatir tergantikan oleh petani milenial, karena justru petani milenial merupakan bagian dari kelembagaan tani yang dipersiapkan sebagai bentuk regenerasi petani dan melanjutkan perjuangan petani.

Rangkaian acara Sukoharjo Agropolitan Expo 2023. Foto: Dok. pribadi
info gambar

Talkshow Petani Milenial

Talkshow Petani Milenial menghadirkan beberapa narasumber petani milenial yang berusaha tani dari berbagai jenis komoditas. Nanang, petani milenial yang menekuni budidaya bawang merah menuturkan, bertani saat ini bisa dilakukan tanpa takut kotor. Pemanfaatan alat mesin pertanian seperti drone dapat mempermudah penyemprotan pupuk dan pestisida di lahan.

Aan, petani milenial yang membudidayakan anggur mengungkapkan bahwa bertani bisa dilakukan di lahan yang terbatas. Sementara Dwi, petani milenial pada komoditas hortikultura menceritakan keberhasilannya dalam berusaha tani dengan konsep agrowisata. Erwin, sebagai ketua Sahabat Petani Porang Sukoharjo (SPPS) saat ini telah berhasil mengolah umbi porang menjadi berbagai produk turunan menjadi beras porang, mie porang dan tepung glukomanan.

Petani Milenial yang membudidayakan anggur. Foto: Dok. pribadi
info gambar

Talkshow petani milenial turut mengundang wartawan dari media masa. Iwan Kawul, wartawan senor Jawa Pos Radar Solo menyampaikan bahwa perlu adanya liputan tentang inovasi petanian. Era digital saat ini memungkinkan setiap orang dapat menunjukkan eksistensinya melalui media sosial. Ia mengungkapkan bahwa petani milenial dapat menggunakan media sosial untuk saling terkoneksi, bahkan berjualan secara online.

Workshop perawatan alat mesin pertanian juga dilaksanakan pada rangkaian acara SAE 2023. Harapannya, operator alat mesin pertanian di tingkat kelompok tani juga dapat melakukan perawatan alat mesin pertanian secara berkala. Kemajuan sumber daya teknologi juga harus disertai dengan sumber daya manusia yang mumpuni.

Talkshow petani milenial menghadirkan narasumber petani milenial di wilayah Kabupaten Sukoharjo. Foto. Dok. pribadi
info gambar

Lomba Cerdas Cermat Petani Milenial

Lomba ini merupakan ajang kompetisi antar petani milenial. Setiap kecamatan se-Kabupaten Sukoharjo mendelegasikan tiga perwakilan petani milenial untuk mengikuti lomba cerdas cermat. Pendukung dari setiap kecamatan hadir untuk memberikan semangat kepada peserta lomba.

Lomba cerdas cermat memuat berbagai pertanyaan terkait budidaya pertanian, modernisasi pertanian, budidaya ternak dan ikan, serta pengetahuan pertanian secara luas. Lomba ini diadakan dalam dua babak, yaitu babak penyisihan dan babak final. Sebelum memulai perombaan, tiap peserta menyajikan yel-yel sebagai bentuk semangat.

Lomba cerdas cermat petani milenial antar kecamatan. Foto: Dok. pribadi
info gambar

Setiap peserta memiliki rasa percaya diri yang tinggi untuk menjawab meskipun ada jawaban yang kurang tepat. Sorak sorai penonton turut mencairkan suasana yang tegang. Mereka menyadari bahwa lomba cerdas cermat bukan hanya ajang untuk berkompetisi, melainkan juga ajang belajar untuk menambah pengetahuan.

Festival Fashion Sheep

Dari berbagai rangkaian acara yang diselenggarakan, Festival Fashion Sheep yang paling dinanti. Domba dan kambing berpakaian dan berjalan layaknya model. Peternak kambing dituntut untuk menyalurkan kreativitasnya pada kambing yang akan mereka pamerkan.

Peserta Fashion Sheep. Foto: Dok. pribadi
info gambar

Dengan penataan panggung layanya panggung catwalk, satu-persatu kambing dan domba menaiki panggung dengan kostum yang unik. Ada kambing yang berkostum profesi, kostum tradisional, hingga kostum yang senada dengan pemiliknya.

Festival Fashion Sheep merupakan inovasi untuk memperkenalkan potensi domba dan kambing. Festival ini diinisiasi oleh peternak kambing domba dalam wadah Himpunan Peternak Domba Kambing Indonesia (KPDKI).

Peserta Fashion Sheep. Foto: Dok. pribadi
info gambar

Penilaian dilakukan langsung oleh penonton yang hadir dengan memberikan poin pada peserta favoritnya. Kambing dan domba yang mendapat poin terbanyak menjadi juara. Meskipun berkompetisi, semangat kebersamaan terlihat pada perhelatan ini. Setiap peserta tidak lupa mengabadikan momen kebersamaan dan keunikan kostum dari masing-masing kambing.

Peserta Fashion Sheep. Foto: Dok. pribadi
info gambar

Selain berbagai lomba dan kontes, acara ini juga menyediakan layanan kesehatan bagi hewan peliharaan berupa vaksinasi rabies dan sterilisasi kucing liar, bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengan dan Komunitas Lets Adopt Indonesia.

Acara yang diselenggarakan selama sembilan hari ini berjalan dengan sukses. Apa yang menjadi titik berat dari acara ini adalah memperkenalkan pertanian kepada masyarakat, khususnya generasi muda. Sukoharjo Agropolitan Expo merupakan kegiatan kolaboratif sehingga membangun minat generasi muda untuk bertani, bahwa bertani itu keren!

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AA
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini