Mengenal RMP Sosrokartono, Kakak Kandung RA Kartini, Sosok Inspiratif Tak Lekang Zaman

Mengenal RMP Sosrokartono, Kakak Kandung RA Kartini, Sosok Inspiratif Tak Lekang Zaman
info gambar utama

Kawan GNFI, pernahkah kawan merasa terenyuh atau merasa mendapatkan pencerahan saat situasi dan kondisi kawan sedang tidak baik-baik saja, setelah mendengar perkataan seorang yang bijak dan penuh dengan ilmu?

Ini saya alami kawan-kawan, ketika itu malam saya melihat tayangan ulang film layar lebar yang disiarkan di televisi, awalnya saya tidak tahu ini film apa, namun kemudian saya menyadari bahwa film tersebut tengah menceritakan perjalanan hidup seorang pencipta lagu kebangsaan Indonesia Raya, benar sekali kawan, dia adalah Wage Rudolf Supratman.

Namun yang menjadi titik penuh kesima saya adalah ketika ada sebuah adegan di mana W.R Supratman tengah berdialog dengan Raden Mas Panji Sosrokartono, terucaplah kalimat yang sangat apik dari tokoh yang memerankan RMP Sosrokartono tersebut yakni sebagai berikut:

"Kesempurnaan hanya milik Allah, jika kau menuntut kesempurnaan pada karyamu, maka itu hanya akan menutup hatimu."

Kalimat dialog indah dan penuh makna itu keluar dalam adegan tersebut agaknya untuk memberikan nasihat pada W.R. Supratman yang dikisahkan gamang dan resah karena tidak juga mendapatkan racikan melodi dan atau lirik yang memuaskan hatinya.

Kalimat Dialog dalam adegan antara W.R. Supratman dan RMP Sosrokartono tersebut menghentak nurani saya yang saat itu memang sedang mengerjakan suatu hal yang di mana saya memaksakan diri untuk bisa mendapatkan hasil yang sempurna, sehingga pekerjaan tersebut terkatung-katung begitu lama.

Dari kalimat mengesankan itu, kemudian saya menaruh rasa penasaran yang besar terhadap RMP Sosrokartono, dan kemudian memutuskan untuk menggali lebih dalam tentang siapa RMP Sosrokartono.

Kelahiran Raden Mas Panji Sosrokartono

Raden Mas Panji Sosrokartono, dilahirkan di Pelemkerep, Mayong, Jepara, Hindia Belanda pada 10 April 1877/ 17 Rabiul Awwal 1297 H/ 27 Mulud 1086 tahun Jawa. Disebutkan dalam buku karya Solichin Salim yang berjudul "R.M.P Sosrokartono, Sebuah Biografi" bahwa Sosrokartono kecil sudah terlihat memiliki keistimewaan berupa kecerdasan dan kemampuan untuk membaca masa depan.

R.M Adipati Ario Samingun Sosroningrat dan M.A Ngasirah adalah ayah dan ibu dari R.M.P Sosrokartono. Sebagaimana yang telah umum diketahui dia adalah juga kakak kandung tercinta dari tokoh emansipasi wanita yakni R.A Kartini.

Pendidikan Raden Mas Panji Sosrokartono

Didalam buku berjudul "Om Sos Drs. RMP Sosro Kartono Seorang intelektualis, Nasionalis, Spiritualis" yang ditulis oleh Anang Susetya, diceritakan bahwa pada usia 7 Sosrokartono kecil mulai bersekolah di ELC (Europeesche lagere School) di Jepara, pada pagi harinya, dan di sore hari dia belajar bersama adik-adiknya utamanya tentang bahwa dan sastra Jawa, mengaji, serta menulis huruf Arab.

Lulus dari ELC, R.M.P melanjutkan pendidikannya di Hoogere Burger School atau HBS yang ada di Semarang dan menyelesaikan pendidikan tersebut pada tahun 1897 M.

Menuntut ilmu ke Negeri Orang

Selepas menyelesaikan pendidikannya di HBS pada 1897, Sosrokartono melanjutkan jenjang pendidikannya di luar negeri yakni Belanda, tepatnya di Technische School, Jurusan Teknik di kota Delft, berdasar atas nasehat dari Ir. Hyening, Kepala Dinas Perairan Daerah Muria kala itu.

Masa itu di kota Delft, Sosrokartono tercatat menjadi mahasiswa Indonesia pertama di Belanda. Berstatus sebagai mahasiswa teknik, dia mendapat cukup banyak perhatian dari para sarjana Belanda tidak lain adalah karena kecerdasan dan kepandaian yang ada pada dirinya.

Disebutkan juga dalam buku yang ditulis Anang Susetya tadi, bahwa pada tahun 1899, Sosrokartono diangkat menjadi anggota dari "Instituut voon land-en Volkenkunde", dan hal ini tercatat dalam berita lembaga tertanggal 18 Maret 1899.

Dua tahun kemudian yakni tahun 1901 dia lulus sebagai sarjana muda pada jurusan kesusastraan Indonesia. Lalu berselang beberapa tahun tepatnya di tahun 1908, dia juga berhasil lulus dalam ujian Doktoral lengkap, sehingga berhak menyandang gelar "Doctorandus in de Oostersche Talen".

Menguasai banyak bahasa

Meski menguasai berbagai ilmu eksakta, Matematika dan juga IPA, agaknya hatinya lebih tertarik pada bidang bahasa dan sastra, sehingga setelah kurang lebih dua tahun di Delft, timbul keinginan untuk kemudian pindah ke Fakultas Sastra dan bahasa-bahasa Timur di Universitas Leiden.

Keinginan pindah tersebut benar-benar dijalankannya pada tahun 1899, Sosrokartono pindah ke Leiden untuk mengikuti perkuliahan di Universitas Leiden. Di tempat yang baru tersebut, dia sungguh memaksimalkan perkembangan dan menunjukan bakat dan kemampuannya, bayangkan saja dalam waktu 6 bulan saja dia dapat menguasai bahasa Latin dan Yunani.

Singkat cerita saat lulus dan kemudian meninggalkan Universitas Leiden, dia telah menguasai 26 bahasa, yakni masing-masing terdiri dari 17 bahasa barat dan 9 bahasa timur, karena hal tersebut kemudian dia mendapat julukan sebagai “talenwonder” yang dapat dimaknai sebagai seorang yang memiliki kemampuan ajaib dalam bahasa. Luar biasa kan, kawan GNFI?

Pun kemudian dia mengambil nama baru yakni sebagai Raden Mas Panji Sosrokartono, yang mana jika disandingkan dengan gelar akademis yang diperolehnya maka dapat ditulis menjadi Drs. R.M.P Sosrokartono.

Peristirahatan terakhir RMP Sosrokartono

Akan sangat panjang dan kompleks jika menilik lebih dalam seorang RMP Sosrokartono, bagaimana dia dengan segala pengetahuan dan kebijaksanaan, serta sumbangsih terhadap bangsa Indonesia ini, yang jelas dia adalah tokoh yang sangat luar biasa dan sampai kapanpun patut untuk dikenang, diteladani serta dipelajari falsafah dan pemikirannya, sebagai seorang wartawan, juru bahasa, hingga dokter air putih.

RMP Sosrokartono berpulang ke Rahmatullah pada 8 Februari 1952. Makam atau peristirahatan terakhirnya berada di Kudus, Jawa Tengah, tepatnya di Pesarean Sido Mukti, yang beralamat di Jl. Sosrokartono, Kudus, Kaliputu, Kec. Kota Kudus, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

RA
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini