Makassar Kota Makan Enak: Apa Saja Kuliner Legendarisnya?

Makassar Kota Makan Enak: Apa Saja Kuliner Legendarisnya?
info gambar utama

#LombaArtikelPKN2023 #PekanKebudayaanNasional2023 #IndonesiaMelumbunguntukMelambung

Pada Januari 2023 lalu, Walikota Makassar Moh Ramdhan Pomanto meluncurkan brandingMakassar Kota Makan Enak. Branding tersebut adalah salah satu langkah untuk mengendalikan angka inflasi daerah. Selain itu, ia mengungkapkan bahwa di Makassar makanan selalu tersedia 24 jam dan mudah didapatkan di setiap sudut kota sehingga masyarakat tidak kesulitan mencari makanan. Itulah yang menjadi kelebihan Kota Makassar dibanding daerah lain.

Makanan khas legendaris Kota Makassar yang menjadi unggulan yaitu jalangkote, es pisang ijo, coto Makassar, sop saudara, konro, mi kering/mi titi, nasi kuning, pisang epe’, seafood, barongko, dan pallu basa.

Pihaknya juga telah mencatat ada 11 makanan legendaris yang dipilih dan menjadi makanan yang paling direkomendasikan di Kota Makassar. Berikut rinciannya.

1. Coto Makassar

Jika membahas soal kuliner khas legendaris Makassar pasti yang pertama terlintas di benak adalah coto Makassar. Sebagian pengunjung dari luar kota sudah familiar dengan makanan ini. Memakan coto Makassar sudah menjadi agenda utama saat melancong ke daerah ini.

Konon, makanan ini sudah ada sejak Kerajaan Gowa sekitar tahun 1538 masehi. Saat itu berpusat di Sombaopu, daerah Selatan kota Makassar. Dikutip dari arsip pemerintah Makassar, coto Makassar juga mendapat pengaruh dari kuliner Cina pada abad 16. Dapat dilihat dari penggunaan sambal tauco sebagai pelengkapnya.

Coto Makassar terlihat seperti sup daging dengan bahan dasar daging dan jeroan sapi/kerbau. Makanan ini dicampur dengan 40 macam rempah dan penyedap untuk menghilangkan rasa serta bau yang kurang enak dari daging. Coto biasanya dihidangkan dengan ketupat yang dibungkus dari daun pandan.

2. Konro

Di Makassar, ada dua macam konro yaitu sop konro dan konro bakar. Sop konro sekilas terlihat mirip rawon dari Surabaya, namun memiliki campuran rempah yang lebih banyak. Sehingga rasanya lebih tajam. Konro biasanya berisi tulang-tulang berbalut daging dan lemak sapi/kerbau sisa dari pengolahan coto Makassar. Untuk konro bakar dihidangkan dengan saus kacang tanpa kuah sop. Sop dan konro bakar ini biasanya dimakan dengan buras (nasi yang dimasak dengan santan kemudian dibungkus daun pisang) atau nasi.

3. Sop Saudara

Pertama kali diperkenalkan oleh H Abdullah, seorang karyawan warung sop daging di wilayah Pasar Sentral, sekitar tahun 1954. Setelah lama menjadi karyawan, beliau memutuskan memulai usaha sop daging sendiri dengan resep racikannya sendiri di daerah Pasar Senggol. Pada tahun 1970, beliau memindahkan warungnya ke Jalan Andalas dan masih bertahan hingga saat ini.

Penggunaan nama sop saudara yang merupakan akronim dari Saya Orang Pangkep Saudara digunakan beliau karena ia merupakan perantau dari Kabupatan Pangkep (Pangkajene dan Kepulauan), dan menganggap semua orang di Kota Makassar adalah saudara.

Hidangan ini terdiri dari daging dan jeroan sapi. Mirip dengan coto Makassar hanya divariasikan dengan menambahkan bihun dan perkedel kentang. Biasanya dimakan bersama dengan nasi.

4. Pallu Basa

Pallu berarti masakan dan basa berarti berkuah. Maka, pallu basa dapat diartikan sebagai masakan berkuah. Awalnya, hidangan ini diperuntukkan untuk kelas pekerja. Hal ini dikarenakan pallu basa merupakan makanan termurah yang dapat dijangkau kelas pekerja. Kenapa makanan ini tergolong murah? Pallu basa berisi sisa bagian sapi yang tidak dibutuhkan seperti usus, torpedo, sedikit daging yang bercampur dengan tulang rawan sapi, dan lainnya.

Kini, pallu basa berisi daging dan jeroan dengan penambahan kelapa parut sangrai yang membuat kuahnya lebih kental. Serta ditambahkan telur ayam mentah saat disajikan.

5. Seafood

Seafood atau boga bahari/makanan laut menjadi makanan yang populer di Makassar. Diketahui produk laut Makassar berlimpah dan berkualitas. Kebanyakan orang Makassar juga lebih sering mengonsumsi makanan laut tiap harinya terutama ikan. Tidak heran ada banyak macam hidangan seafood di sini. Mulai dari hidangan berkuah, goreng, hingga bakar.

Hidangan khasnya seperti pallu mara atau ikan bandeng kuah kuning yang memiliki rasa gurih dan segar, pallu kalloa (kepala ikan dengan kuah hitam), ikan bakar parape (dibakar dengan bumbu asam pedas manis), hingga ikan kudu’-kudu’ atau ikan buntal yang biasanya digoreng tepung.

6. Mi Titi/Mi Kering

Awalnya dibuat oleh Ang Kho Tjao, orang Makassar keturunan Cina. Kemudian diwariskan kepada ketiga anaknya yaitu Hengky, Awa’, dan Titi. Hidangan ini terkenal pada tahun 1970-an. Setelah beliau meninggal, bisnis kemudian diteruskan oleh anaknya secara mandiri. Itulah mengapa ada tiga restoran mi kering yang paling terkenal di Makassar yaitu Mie Titi, Mie Awa, dan Mie Hengky.

Mi titi merupakan mi kering dengan kuah kental dari air, telur, tepung kanji, dan bawang putih dengan campuran bakso, udang, dan sayuran. Hidangan ini memberikan sensasi krispi dan gurih di lidah.

7. Nasi Kuning

Nasi kuning di Makassar bisa dibilang sama dengan nasi kuning di daerah lain. Perbedaannya, di daerah lain kadang nasi kuning dihidangkan saat ada perayaan. Namun, di Makassar makanan ini dijadikan makanan sehari-hari terutama saat sarapan atau tengah malam. Karena itulah di Makassar hampir di setiap sudut jalan pasti ada penjual nasi kuning terutama pada tengah malam hingga pagi hari.

8. Jalangkote

Berasal dari kata jalang yang berarti jalan dan kote yang artinya berteriak. Dinamakan jalangkote karena sejak dahulu dijajakan oleh anak kecil di jalanan atau ditawarkan dari rumah ke rumah dengan teriakan khas.

Hidangan ini sangat mirip dengan pastel. Namun, jalangkote memiliki kulit yang lebih tipis dan krispi. Biasanya berisi kentang/ubi jalar serta wortel yang dipotong dadu, bihun, dan telur. Makanan ini dinikmati dengan sambal cair dari cabai dan cuka.

9. Es Pisang Ijo

Es pisang ijo dapat dikatakan seperti menu pencuci mulut atau pelepas dahaga di Makassar. Pisang yang digunakan biasanya jenis pisang raja, ambon, atau kepok yang sudah matang. Pisang dibalut dengan kulit dari adonan tepung beras, santan, air daun pandan. Kemudian ditambahkan semacam bubur sum-sum, disiram dengan sirup merah yang khas, dan terakhir diberikan es batu.

10. Barongko

Barongko merupakan singkatan dari barangku mua udoko’ dari Bahasa Bugis yang artinya barangku sendiri yang kubungkus. Kue ini sering dihidangkan untuk menjamu tamu dan selalu ada disetiap acara adat maupun resmi. Terbuat dari pisang kapok yang sudah sangat matang dicampur dengan gula, santan. Kemudian adonan akan dimasukkan ke dalam cetakan dari daun pisang.

11. Pisang Epe’

Diduga berasal dari abad ke-16 hingga ke-19 pada zaman Kerajaan Gowa-Tallo. Dulu hanya disajikan untuk para bangsawan. Pisang epe’ memiliki arti pisang yang dipanggang dengan cara dijepit menggunakan alat khusus. Kemudian diberikan topping yang manis.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

P
KO
MS
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini