Ngaungan hizib dari ujung timur pulau lombok

Ngaungan hizib dari ujung timur pulau lombok
info gambar utama

#LombaArtikelPKN2023

#PekanKebudayaanNasional2023

#IndonesiaMelumbung untukMelambung

Tradisi membaca hizib atau yang lebih dikenal dengan nama berizib/hiziban oleh masyarakat Lombok timur adalah sebuah tradisi yang dicetuskan pertama kali oleh pahlawan nasional dari Nusa Tenggara Barat yaitu TGKH. Muhammad Zainuddin Abdu Majid atau yang lebih akrab dipanggil dengan nama maulana syaikh oleh para jama’ahnya, ia adalah pendiri madrasah NWDI (Nahdhatul Wathan Diniah Islamiah) yang di khususkan untuk kaum laki-laki dan NBDI (Nahdhatul Banat Diniah Islamiah) yang di khususkan untuk kaum perempuan, madrasah ini adalah dua sekolah pertama di pulau Lombok.

Hizib sendiri merupakan sebuah buku yang berisi do’a-do’a yang disusun oleh maulana syaikh lalu di tulis oleh muridnya, ia mengambil do’a-do’a ini dari gurunya dan beberapa ulama serta adapula yang ia susun sendiri. Do’a yang sudah dikumpulkan ini lalu dibuat menjadi sebuah buku yang dikenal dengan nama hizib, yang ia wariskan kepada murid-muridnya untuk terus disebarkan hingga kepelosok negeri.

Sebelum membaca hizib kita harus membaca fatihah-fatihah terlebih dahulu, setelah membaca fatihah-fatihah dilanjutkan dengan membaca surah yasin baru setelah itu membaca sholawat enam yang terdiri dari sholawat nahdhatain (karya maulana syaikh sendiri), lalu sholawat fatih, sholawat nariyah, sholawat thib, sholawat al-‘aliy al- qadri, dan yang terakhir sholawat miftah babi rahmatillah, barulah pembacaan hizib dimulai. Hizib ini mempunyai tiga jenis, yang pertama namanya hizib nahdhatul wathan yang dibaca jika jama’ahnya hannya laki-laki. Yang kedua ikhtisar hizib nahdhatu wathan yang dibaca jika jama’ahnya laki-laki dan perempuan. Yang terakhir hizib nahdhatul banat yang dibaca jika jama’ahnya hannya perempuan. Namun ini bukanlah suatu aturan tetap, karena hizib nahdhatul wathan juga bisa di ikuti oleh jama’ah perempuan hannya saja do’a-do’anya lebih khusus untuk jama’ah laki-laki dan begitu pula sebaliknya dengan hizib nahdhatul banat yang do’anya lebih khusus untuk jama’ah perempuan .

Selesai membaca hizib dilanjutkan dengan membaca Qoshidan munfarijah karya imam abul fadl yusuf bin Muhammad (isytaddiazmatutamnfariji…), do’a karya imam abul qasim assuhail (yaamayyaraamaafiddomiiriwayasma’u….), do’a karya syaikh habibullah as-syanqithi (ilaahiinajjiniminkullidhooiqi….), sya’ir karya abu nawas (ilaahiilasstulilfirdaussiahlaa….), do’a karya syaikh habibullah al-syanqithi (yaarabbanaanasalukassyahaadah….), do’a pusaka, do’a karya ibnul wardi (amrortukaffansabbahatfiihalhasoo….), do’a karya ummuna siti a’isyah (yaasaabigonni’am….), do’a karya syaikh abdul qadir al-jailani (ayuddrikuniidoimuwwaantadzakhiirotii….), do’a dari syaikh hasan Muhammad al-massyath (nasalukayaaallah….), qasidah pujian untuk nabi Muhammad saw. karya imam buhsairi, asma’ul husna, dan yang terakhir do’a penutup.

Masyarakat Lombok timur biasanya melakukan hiziban sebagai pembuka di saat menyambut hari-hari besar, syukuran, atau memang ada nazar ingin berhizib, tapi itu bukanlah suatu patokan jika ingin mengadakan hiziban, karna di sebagian desa atau kampung di Lombok timur rutin mengadakan hiziban selama satu kali dalam satu minggu, dipercaya dengan membaca hizib maka kita akan dihindari dari malapetaka karena di hizib berisi do’a-do’a yang mujarab. Masyarakat tua, muda, besar, kecil sangat antusias jika ada acara hiziban karena selain mendapat pahala kita juga bisa mendapat “kampusan” atau dalam Bahasa indonesianya dikenal dengan nama bungkusan/bingkisan. Setiap ada orang yang mengadakan hiziban selalu menyediakan kampusan sebagai oleh-oleh, “kampusan” ini biasa berisi jajan snack atau makanan tradisional.

Kalau yang diadakan adalah hiziban akbar atau hiziban besar-besaran biasanya para pemuda pemudi atau remaja masjid akan berkeliling membagikan keresek kecil yang akan diisikan jajan oleh masing-masing warga, atau sebagian warga lebih memilih memberikan uang, kemudian uang itu akan di belanjakan menjadi makanan, makanan ini lalu di kumpulkan menjadi satu lalu di isi sama rata ke setiap keresek untuk dibagikan lagi saat acara hiziban, ini adalah tugas para ibu-ibu dan pemudi. Namun, pemberian “kampusan” ini tidaklah dipaksakan jikalau memang sedang tidak ada rizki maka tidak perlu mengeluarkan “kampusan”. Untuk bapak-bapak dan para pemuda biasanya akan menyiapkan tempat sederhana untuk hiziban akbar. Ini adalah bentuk kerjasama antara masing-masing warga sebagai sarana penyambung silaturrahmi dan ranah memperkuat ukuwah(persatuan).

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

WF
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini