Tradisi Mengganti Kain Kelambu Makam Sunan Kudus

Tradisi Mengganti Kain Kelambu Makam Sunan Kudus
info gambar utama

#LombaArtikelPKN2023 #PekanKebudayaanNasional2023 #IndonesiaMelumbung untuk Melambung

“Buka luwur adalah bagian dari melestarikan dan nguri-uri budaya, untuk menghormati Kanjeng Sunan Kudus sebagai leluhur. Pembagian sega berkat ini bertujuan untuk sedekah, juga ngalap berkah,” ucap Pak Hartopo, 9 Agustus 2023.

Di kalangan masyarakat jawa, ada beberapa tradisi Hindu Budha yang disisipi ajaran Islam yang diwariskan dari generasi ke generasi. Di Jawa Tengah, tepatnya Desa Kauman, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus memiliki tradisi yang dilakukan setiap pergantian tahun Hijriyah atau setiap tanggal 1 Muharram.

Tradisi ini dikenal dengan Tradisi Buka Luwur. Buka Luwur berasal dari kata "buka" yang artinya membuka, dan "luwur" yang berarti kain mori penutup makam. Jadi, Buka Luwur Makam Sunan Kudus merupakan tradisi membuka dan mengganti luwur atau kain penutup/kelambu makam Sunan Kudus untuk mengenang jasa Sunan Kudus, Ja’far Shadiq dalam mengembangkan agama Islam di Kudus.

Bagi masyarakat Kudus, Sunan Kudus adalah sosok yang sangat dihargai dan dihormati karena jasanya dalam perkembangan agama Islam di Kudus dan membawa masyarakat menuju jalan yang benar.

Sebagai wujud kasih sayang dan penghormatan masyarakat Kudus, diadakannya Buka Luwur yang bertujuan untuk memperingati haul Sunan Kudus karena tanggal wafat Sunan Kudus tidak diketahui secara jelas, dan tidak ingin menimbulkan kesalahpahaman tentang tanggal wafat Sunan Kudus maka diberi nama “Buka Luwur”.

Tradisi Buka Luwur terdiri dari beberapa rangkaian acara, yaitu :

1. Pencucian Pusaka Sunan Kudus

Tradisi ini diawali dengan pencucian pusaka Sunan Kudus berupa keris yang bernama Cinthaka atau Ciptaka. Keris ini diperkirakan diciptakan pada era majapahit akhir, sedangkan bemtuk atau tipe bilah. Pencucian pusaka diawali dengan ziarah dan doa ke makam Sunan Kudus.

2. Pengajian malam 1 Muharam

Setiap pergantian tahun hijriyah, kaum muslim selalu melakukan doa akhir dan awal tahun. Pada malam itu juga dimulainya tradisi buka luwur dengan diadakannya Pengajian Umum. Pengajian malam 1 Muharam sebagai tanda kebebasan yang diperoleh kaum muslim dari zaman Jahiliyah.

3. Pelepasan Luwur Pesarean

Pelepasan kain-kain luwur makam Sunan Kudus hanya dilakukan oleh orang tertentu seperti para sesepuh, kyai atau tokoh masyarakat. Ada enam tim yang dipersiapkan, lima tim disiapkan untuk proses pembuatan motif di kain baru yang akan dipasang, satu tim lagi bertugas untuk melakukan pelepasan dan pemasangan kain pada Makam Sunan Kudus.

4. Munadharah Masa'il Diniyyah

Sebuah forum diskusi yang terbuka untuk kalangan umum untuk memperdalam ilmu-ilmu agama terlebih ilmu fiqih yang membahas permasalahan yang muncul dizaman sekarang. Forum diskusi ini rutin dilaksanakan pada Ahad Pahing (35 hari sekali) dan bergantian di masjid setiap kecamatan di Kudus, tetapi jika bertepatan dengan bulan Muharram maka dilaksanakan di Masjid Al Aqhsa atau biasa dikenal dengan Masjid Kauman Menara Kudus sebagai rangkaian acara pada tradisi Buka Luwur.

5. Doa Rasul dan Terbang Papat

Terbang merupakan salah satu kesenian masyarakat kudus yang menggunakan empat macam terbang, yaitu kemplong, telon, salahan dan lajer. Terbang ini sangat dinantikan masyarakat dengan melantunkan doa untuk baginda Rasulullah SAW.

6. Khataman Al Qur'an

Khataman ini dilakukan sebanyak 9 kali yang diawali denan tausiah dari seorang kyai. Khataman ini ditujukan sebagai hadiah khusus untuk Sunan Kudus dan para msayarakat merasakan berkah khataman ini.

7. Santunan Anak Yatim

Bulan Muharam merupakan bulan anak yatim, sehingga dianjurkan bagi umat Islam untuk memberi santunan, selain itu memberi kasih sayang dengan cara mengelus bagian kepala.

8. Pembagian Bubur Syuro

Bubur Syuro merupakan sedekah Nabi Nuh ketika selamat dari banjir pada 10 Muharam. Bubur ini terdiri delapan bahan beras, jagung, kedelai, ketela, kacang tolo, pisang, kacang hijau dan kacang tanah. Bubur ini akan dibagikan penduduk sekitar dan orang orang yang menghadiri acara Al Barzanji pada malam 10 Muharram.

9. Pengajian Malam 10 Muharam

Pengajian ini merupakan pengajian umum yang dihadiri berbagai masyarakat dari Kudus bahkan luar Kudus. Pengajian ini bertujuan sebagai benuk kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW dengan melantunkan sholawat dan menambah meramaikan acara ini.

10. Pembagian Berkat Umum

Belum lengkap jika belum ada nasi jangkrik yang didalamnya dalah daging kerbau dan nasi yang dibungkus daun jati. Masyarakat rela antri karena mengharapkan berkah Sunan Kudus dari berkat ini.

11. Pemasangan Luwur

Luwur dipasang kembali menutupi makam Sunan Kudus. Sebelum dan sesudah pemasangan luwur dilakukan pembacaan doa dan tahlil.

Tradisi ini mengandung banyak makna nilai-nilai luhur, pendidikan dan juga keteladanan bagi masyarakat sehingga harus diturunkan untuk generasi generasi berikutnya.

Buka Luwur juga berfungsi untuk mempersatukan kelompok sosial, mempersatukan masyarakat, memperkuat kepercayaan pada yang gaib dan menjaga keseimbangan dan keharmonisan hidup dari waktu ke waktu.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AF
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini