Melihat Jalan Menuju Kemerdekaan Intelektual dalam Dunia Pendidikan, Guru Penggerak

Melihat Jalan Menuju Kemerdekaan Intelektual dalam Dunia Pendidikan, Guru Penggerak
info gambar utama

Dilihat dari jumlah masyakarat yang ada di Indonesia, negara kita manusia yang berada pada usia produktif yang nominan. Menjadi peran penting pemerintah dalam mengendalikan dan memobilisasi sumber daya manusia yang ada(SDM).

Pertumbuhannya terus terjadi berlipat, melihat kondisi dan banyaknya desakan dari dalam dan luar negeri. Seperti pertarungan moderenisasi yang semakin melesat kuat. Teknologi yang makin canggih dan bahkan sudah memiliki kapasitas yang sangat besar jauh dari rata rata kecepatan manusia pada normalnya.

Hal ini menjadi acuan penting bagi kehidupan kita sehari-hari, apalagi untuk kaum muda yang masih memiliki pikiran yang jernih tentang perubahan. Semakin hari hal ini akan terus berlangsung dan kesadaran akan SDM yang menjadi tolak ukur seseorang yang juga harus diasah.

Terwujudnya Bioavtur dalam Penerbangan Komersil Indonesia dan Kilas Baliknya

Itulah yang membuat desakan yang dari kalangan bawah hingga kalangan atas menjadi subjek dan objek perubahan. Melihat desakan tersebut pemerintah juga harus ambil alih dan ambil peran dalam membuka lembaran baru dalam melepas rantai ketidaktahuan dan kemerdekaan individual. Tentunya hal ini tidak jauh dari memberdayakan masyarakat.

Melihat fenomena tersebut, Menteri Pendidikan juga tidak diam dalam melihat masalah yang sering terjadi didalam kehidupan bermasyarakat bahkan dalam dunia pendidikan. Hal ini mengasah perbedaan kurikulum setiap tahunnya dan ini bukan hal baru bagi semua orang.

Perubahan kurikulum terus berlanjut guna menstabilkan setiap kendala yang ditemukan jauh lebih dari itu. Semuanya hanya untuk menjamin nilai-nilai yang terkandung dalam UUD 1945 dan tokoh pendidikan kita, Ki Hadjar Dewantara.

Di tahun 2020, kurikulum guru penggerak menjadi landasan dunia pendidikan, di mana tidak jauh dari landasan UUD 1945 tentang pendidikan dan kebebasan serta filosofi dari Ki Hadjar Dewantara, yaitu teladan, motivasi, dan berdaya atau merdeka yang menjadi poin utama.

Semua siswa diwajibkan menjadi pemimpin didalam dirinya dan menjadi pelaku utama dalam dunia pendidikan. Visi misi utama yang membuat setiap siswa merdeka di dalam dirinya, tetapi tidak lepas dari tanggung jawab utama, yakni membuka dan menghidupkan nilai-nilai kemanusiaan.

Memberdayakan dan memberi efek kepada setiap masyarakat terlebih siswa-siswi yang menjadi tokoh utama dalam perubahan yang terjadi di setiap daerah dan di Indonesia.

Keberadaan Kurikulum Merdeka sendiri membuka wawasan bagi setiap guru untuk menjadi pribadi yang bisa membuka ruang kepada murid. Sebaliknya, murid bisa memanfaatkan wadah yang ada dan berdinamika secara penuh di dalamnya. Itulah yang menjadi landasan utama merdeka secara intelektual tanpa adanya paksaan.

Namun, hal utama dalam pembelajaran adalah poin dari bagaimana siswa itu menjadi pemimpin di dalam dirinya. Hal ini manjadi acuan yang sangat besar dan akan menjadi pedoman untuk sejumlah besar sekolah yang menerapkan guru penggerak.

Tahun 2023 Masih Perlu Skripsi untuk Lulus? Ada Program Penggantinya, loh!

Saya sendiri sepakat dalam hal memerdekakan diri seseorang tanpa adanya ketakutan siswa-siswi dalam merangkul yang namanya dunia pendidikan. Mendidik dengan keras adalah hal wajar dalam dunia pendidikan asam manis adalah proses yang harus tetap ada, supaya goresan dan timbunan menjadi hidup didalam kehidupan, yang digunakan sebagai landasan berpikir sebagai pengalaman hidup.

Menghubungkan dengan cita-cita pendidikan sendiri, yaitu menghapuskan penindasan dan melawan kemiskinan, semoga hal tersebut bukan hanya omongan-omongan dari pihak pemangku kekuasaan. Namun, menjadi landasan berpikir bahwa kita hidup di masa demokrasi dan ini terus berlanjut.

Hak-hak yang menjadi tuntukan setiap orang harus diwujudkan. Guna mendapatkan kehidupan yang selayaknya dan diberdayakan secara intelektual.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AW
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini