Mike Flanagan: Horor, Netflix, dan The Haunting Universe

Mike Flanagan: Horor, Netflix, dan The Haunting Universe
info gambar utama

Apa Kawan merupakan penggemar film horor? Jika iya, pernahkah Kawan menonton film-film The Haunting Universe produksi Mike Flanagan di Netflix?

Flanagan adalah seorang sutradara, penulis skenario, dan produser dalam dunia film horor kontemporer.

Dikenal karena kejeniusannya dalam menciptakan atmosfer menakutkan dan menggugah emosi, Flanagan telah berhasil memenangkan hati kritikus dan penggemar horor di seluruh dunia.

Salah satu hal yang membedakan Flanagan adalah karyanya di platform streaming, terutama di Netflix, di mana ia telah menciptakan beberapa serial dan film horor paling sukses.

Salah satu pencapaian terbesarnya adalah penciptaan "The Haunting Universe," serial antologi horor yang menggabungkan elemen supranatural dengan karakter-karakter yang mendalam dan kompleks.

Mengawali Karier dalam Dunia Horor

Mike Flanagan lahir pada 20 Mei 1978 di Salem, Massachusetts, tempat yang secara simbolis terkait dengan kejadian-kejadian bersejarah berkaitan dengan penyihir dan kepercayaan supranatural.

Ia mulai membangun reputasi sebagai sutradara dan penulis skenario dengan film-film independen seperti Absentia (2011) dan Oculus (2013).

Kedua film ini menunjukkan kemampuannya untuk menciptakan ketegangan yang menggugah rasa takut tanpa mengandalkan efek-efek kengerian dengan level yang tidak biasa.

Baca Juga: Ini Dia 5 Alasan Orang Bahagia Setelah Nonton Film Horor

Ketika produksi Flanagan semakin mendapat perhatian, ia memperkuat reputasinya dengan kesuksesan beberapa judul horor lain, seperti Hush (2016), Gerald's Game (2017), Ouija: Origin of Evil (2016), dan Doctor Sleep (2019), sekuel dari horor legendaris, The Shining (1980).

Film-film ini mendapat pujian kritis dan membuktikan bahwa Flanagan mampu menghadirkan cerita-cerita horor yang memikat, terlepas dari skala produksi dan anggaran.

The Haunting Universe, Teror Horor dalam Semesta Flanagan

Beberapa judul horor dalam semesta Flanagan di Netflix (Sumber: Netflix)
info gambar

Titik balik paling signifikan dalam karir Flanagan datang ketika ia berkolaborasi dengan Netflix untuk menciptakan serial antologi horor pertamanya, "The Haunting of Hill House" (2018), serial adaptasi dari novel klasik Shirley Jackson dengan sentuhan modern.

"The Haunting of Hill House" merupakan kemasan kengerian psikologis dengan dinamika keluarga yang kompleks, menciptakan pengalaman horor yang mendalam dan emosional. Serial ini berhasil menerima pujian kritis yang luar biasa dan menjadi perbincangan di seluruh dunia.

Kesuksesan "The Haunting of Hill House" membuka pintu untuk Flanagan untuk terus berkolaborasi dengan Netflix dan mengembangkan konsep The Haunting Universe. Sebuah antologi cinematic universe di mana setiap musim memiliki cerita dan karakter yang berbeda, tetapi beberapa aktor dari musim sebelumnya kembali dalam peran baru.

Setelah "Hill House", Flanagan mulai bereksprimen dengan merilis "The Haunting of Bly Manor" (2020), sekuel yang mengambil inspirasi dari cerita-cerita horor klasik Henry James. Meskipun berbeda dalam nuansa dan tema, "Bly Manor" tetap menghadirkan kengerian yang menggugah dan pengembangan dimensi karakter-karakter yang kompleks.

Tiga tahun kemudian, Flanagan konsisten mengembangkan semesta ini dengan merilis beberapa serial dengan eksplorasi tema berbeda-beda yang tidak kalah mengundang kesuksesan.

Dimulai dari "Midnight Mass" (2021) yang mengangkat teror spiritual dalam kepercayaan fanatik dari Gereja Katolik, "The Midnight Club (2022)" dengan cerita kelompok remaja yang hobi memainkan permainan supranatural, dan "The Fall of the House of Usher" (2023), kisah kematian satu generasi keluarga korup yang diangkat dari karya-karya Edgar Allen Poe sebagai pamungkas epik dari antologi The Haunting Universe.

Cast yang Selalu Comeback

Salah satu kunci keberhasilan Flanagan sebagai pembuat film horor adalah kemampuannya untuk memahami bahwa horor bukan hanya tentang menghadirkan adegan-adegan menakutkan, tetapi juga tentang membangun koneksi emosional dengan penonton melalui karakter-karakternya.

Uniknya dalam setiap comeback, Flanagan akan kembali membawa aktor dan aktris dari The Haunting Universe serial sebelumnya untuk kembali berakting dalam karya terbarunya.

Seperti tradisi yang diwariskan turun-temurun, mereka pasti akan memerankan tokoh dengan berbagai karakter yang bertolak belakang. Misalnya, aktris Kate Siegel yang sebelumnya berperan sebagai protagonis yang sangat religius di Midnight Mass, kembali sebagai antagonis yang berdarah dingin di The Fall of the House of Usher.

Dalam produksi horor, Flanagan cenderung berfokus pada pembangunan karakter yang mendalam dan kompleks, sehingga penonton benar-benar peduli dengan nasib mereka. Dalam kisah-kisah horor Flanagan, kecemasan dan ketakutan tumbuh dari hubungan yang kuat antara karakter-karakter ini.

Baca Juga: Ada Film Horor Indonesia di Molins Film Festival Barcelona

Selain itu, Flanagan memiliki insting dalam menciptakan atmosfer yang menakutkan dan mengganggu audiens. Ia memanfaatkan sinematografi yang cermat, desain produksi yang detail, dan musik yang mendukung untuk menciptakan suasana yang mencekam.

Flanagan juga sangat kreatif dalam memanfaatkan ruang dan lingkungan fisik untuk menciptakan ketegangan alami dalam adegan-adegan kritis.

Karyanya yang menggugah emosi, kemampuannya dalam membangun karakter, dan keahliannya dalam menciptakan atmosfer yang menakutkan telah mengukuhkan posisinya di tengah-tengah pembuat film horor modern.

Jadi, tertarik untuk mulai menonton teror Flanagan dalam The Haunting Universe?

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

CH
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini