Masjid Sultan Suriansyah, Masjid Tertua di Kalimantan Berusia 500 Tahun

Masjid Sultan Suriansyah, Masjid Tertua di Kalimantan Berusia 500 Tahun
info gambar utama

Di tepian Sungai Kuin, berdiri sebuah masjid yang memyimpan banyak sejarah. Itulah Masjid Sultan Suriansyah.

Masjid Sultan Suriansyah menyimpan sejarah panjang. Dulunya, masjid tersebut adalah bagian dari Kerajaan Banjar, sebuah kerajaan Islam yang pernah berkuasa di bagian selatan Pulau Kalimantan.

Seperti dicatat dalam laman resmi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, diketahui bahwa Masjid Sultan Suriansyah telah berusia 5 abad. Masjid ini dibangun tahun 1526 dan merupakan masjid tertua di Kalimantan Selatan

Berdirinya masjid Sultan Suriansyah tak bisa dilepaskan dari kisah hidup Pangeran Samudera. Ia merupakan cucu dari Raja Kerajaan Negara Daha yang bernama Maharaja Sukamara. Saat usianya baru menginjak 7 tahun, Pangeran Samudera harus diasingkan karena Kerajaan Daha dilanda konflik.

Di pengasingan, Pangeran Samudera kemudian menyamar menjadi nelayan dan ditemukan oleh penguasa lokal di Kuin bernama Patih Masih.

Berhubung situasi dianggap belum aman, Pangeran Samudera dikirim ke Pulau Jawa oleh Patih Masih. Di Jawa, Pangeran Samudera menimba ilmu di pesantren hingga bertemu dengan Khatib Dayan, seorang pendakwah yang telah menyebarkan agama Islam ke berbagai daerah.

Pada suatu hari, bertahun-tahun setelah kepergiannya dari Kerajaan Negara Daha, Pangeran Samudera diajak Khatib Dayan untuk kembali Kuin dan menemui Patih Masih. Setelahnya, ia diangkat menjadi Raja Banjar, lalu mendirikan Masjid Sultan Suriansyah yang masih berdiri sampai saat ini.

Petualangan Rohani ke Masjid Cheng Hoo Bengkong

Jadi Destinasi Wisata

Zaman berganti, Masjid Sultan Suriansyah tetap berdiri. Dengan kekayaan sejarah yang menyertainya, masjid tersebut juga biasa menjadi salah satu tempat tujuan wisata religi.

Desa Kuin Utara di mana Masjid Sultan Suriansyah berdiri bahkan ikut serta dalam ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2023. Ajang tersebut merupakan pemberian penghargaan kepada desa wisata yang memenuhi kriteria penilaian yang ditetapkan oleh Kemenparekraf serta Badan Ekonomi Kreatif Indonesia (BEKRAF).

Di Desa Kuin, nuansa klasik sungguh terasa. Di sana terdapat sejumlah peninggalan sejarah yang masih terawat hingga kini. Maklum saja, Masjid Sultan Suriansyah telah ditetapkan sebagai cagar budaya pada 23 Mei 2008.

"Masjid ini juga telah mengalami beberapa kali pemugaran. Namun keaslian bentuknya tetap dijaga, dan beberapa ornamen seperti tiang juga masih asli," ujar Ketua Yayasan Restu Sultan Suriansyah Syarifuddin Noor.

Kisah Masjid Baiturrahman Semarang: Pembangunannya Sulit, Kini Jadi Ikon Kota Nan Cantik

Sumber:

  • https://www.kemenparekraf.go.id/berita/siaran-pers-masjid-sultan-suriansyah-ikon-desa-wisata-kuin-utara

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan A Reza lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel A Reza.

Terima kasih telah membaca sampai di sini