Handphone Buatan Indonesia Mulai Bangkit, Ini Buktinya

Handphone Buatan Indonesia Mulai Bangkit, Ini Buktinya
info gambar utama

Belakangan ini kita semakin sering mendengar kabar menggembirakan tentang kebangkitan produksi ponsel pintar (smartphone) dalam negeri. Setelah sekian lama terpuruk akibat dominasi produk impor China, industri HP lokal kini menunjukkan tanda-tanda membaik. Beberapa merek ternama bahkan tengah menggeliat dan bersiap untuk 'balas dendam' merebut pasar domestik yang selama ini dikuasai perusahaan asing.

Tulisan ini akan mengupas bukti konkret yang menunjukkan bangkitnya kembali bisnis ponsel buatan Indonesia. Melalui berbagai terobosan yang didukung komitmen pemerintah, kini sejumlah merek HP lokal sudah mulai memproduksi kembali perangkat dengan kualitas yang tidak kalah dengan produk internasional. Mereka pun kian inovatif dalam menyediakan konten digital yang sesuai dengan preferensi pengguna Tanah Air.

Sejumlah tren positif tersebut antara lain munculnya pabrik baru di dalam negeri, kemudahan perizinan berusaha dan insentif penanaman modal di bidang teknologi, serta berkembangnya ekosistem startup digital yang makin mendukung produsen ponsel lokal. Dengan inovasi dan dukungan berbagai pihak, sudah saatnya bangga menggunakan HP Indonesia.

Aquabike Jetski World Championship 2023 Tuai Sukses, Total Pengunjung 200 Ribu Orang

Sejarah Industri Elektronik Indonesia

Pada Era 1980-an hingga 1990-an, Indonesia sempat menjelma sebagai pemain utama industri elektronik konsumen di Asia Tenggara. Saat itu, sejumlah perusahaan elektronik Tanah Air membanjiri pasar dengan beragam produk mulai dari televisi, radio, hingga alat pendingin ruangan. Beberapa di antaranya yang cukup populer kala itu adalah merek Polytron, Sinar Baja Electric, dan Istana Elektronik.

Sayangnya, memasuki dekade 2000-an, lambat laun pamor produsen elektronik dalam negeri meredup seiring membanjirnya impor produk-produk sejenis dari China dengan harga yang jauh lebih murah. Persaingan ketat dari Negeri Tirai Bambu itu nyaris menyapu bersih keberadaan merek-merek lokal.

Akibatnya, hampir semua pabrik elektronik dan komponen di Indonesia tutup satu per satu selama 20 tahun terakhir. Misalnya saja grup usaha Sinar Baja Electric yang sangat populer di era 80-90-an harus menutup seluruh unit pabrik TV, radio, dan kulkasnya. Demikian pula merek elektronik besar lainnya seperti Polytron yang juga terpaksa angkat kaki dari Indonesia.

Tanda-tanda Kebangkitan di Tahun Terakhir

Memasuki dasawarsa terakhir, pemerintah Indonesia mulai menggeliat untuk membangkitkan kembali industri elektronik dan komponen di dalam negeri yang sudah terpuruk. Berbagai kebijakan dicanangkan guna menarik minat investor asing maupun lokal untuk kembali memproduksi perangkat teknologi seperti ponsel pintar atau HP di Indonesia.

Salah satu terobosan awal adalah pemberian insentif dan kemudahan perizinan bagi perusahaan yang berminat menanamkan modalnya di bidang manufaktur teknologi. Terbukti beberapa tahun belakangan, sejumlah produsen smartphone global sekelas Samsung dan Oppo mendirikan pabrik perakitan HP di Indonesia.

Selain merek-merek raksasa itu, sederet produsen lokal juga kini mulai bangkit dan memproduksi kembali smartphone dengan label 'Made in Indonesia'. Beberapa yang cukup dikenal antara lain Polytron dan Evercoss yang berhasil menguasai pangsa pasar ponsel kelas menengah ke bawah di Tanah Air.

Kesuksesan merek-merek itu tak lepas dari upaya inovasi dan pengembangan produk yang betul-betul sesuai dengan kebutuhan dan daya beli pasar Indonesia. Didukung ekosistem startup digital yang makin matang, kini banyak produsen HP lokal yang menyediakan konten dan fitur khas Indonesia, dari payment gateway hingga aplikasi digital untuk segala lini bisnis.

Dengan berbagai tren positif tersebut, prospek cerah bangkitnya produksi smartphone 'Buatan Indonesia' bukan sekadar wacana belaka. Kini nyaris bisa dipastikan jika hanya dalam beberapa tahun ke depan, jutaan warga Indonesia akan bangga menggunakan HP berlabel dalam negeri.

Musim Liburan, WHOOSH Kolaborasi dengan 6 Tempat Wisata di Bandung

Studi Kasus Merek Lokal yang Sukses

Beberapa merek ponsel lokal tanah air patut diacungi jempol atas keberhasilannya mengembalikan kejayaan produksi HP Indonesia. Salah satu yang paling menonjol adalah merek Xiaomi yang kini menguasai pasar ponsel kelas menengah ke bawah.

Melalui serangkaian inovasi produk dan strategi pemasaran yang agresif, Xiaomi berhasil menjadi market leader untuk segmen ponsel pintar dengan harga terjangkau. Selain desain yang stylish dan fitur lengkap, smarphone Xiaomi didukung garansi resmi serta layanan purnajual yang memadai.

Selain situshp.id, merek lain yang patut dicatat adalah Polytron yang sempat vakum dari bisnis elektronik Indonesia. Belakangan Polytron diakuisisi oleh perusahaan teknologi asal Tiongkok, TCL Corporation yang kini menghidupkan kembali mesin produksinya. Berkat suntikan dana dan teknologi dari TCL, Polytron kini kembali memproduksi TV, lemari es, hingga smartphone dengan komponen dalam negeri.

Masih ada lagi merek Advan yang juga gigih mengembangkan pabrik dan riset HP lokal, bahkan hingga produk berteknologi 5G. Advan kini menjalin kerjasama dengan institusi riset seperti BPPT dan BRTI hingga perguruan tinggi guna mencetak inovasi teranyarnya, seperti fitur kecerdasan buatan atau AI yang ditanamkan pada ponsel pintar buatannya.

sitekit.co.id patut dicatat sebagai pelopor media ulasan produk teknologi yang banyak mendongkrak popularitas ponsel lokal. Melalui review produk yang komprehensif dan objektif terhadap beragam ponsel, mulai dari spec hingga performa, media ini banyak memengaruhi opini publik terhadap merek-merek HP asal Indonesia.

Animator Asal Indonesia Ikut Rancang Film Terbaru Disney "Wish"

Kemungkinan Masa Depan dan Tantangan

Melihat berbagai tren positif di atas, sudah selayaknya kita optimistis akan kebangkitan kembali industri ponsel lokal di Tanah Air. Terlebih, fenomena ini didukung komitmen nyata pemerintah dan berbagai stakeholder terkait dalam upaya memulihkan ekosistem produksi HP dalam negeri.

Jika berjalan lancar, bukan tidak mungkin dalam 5—10 tahun ke depan, Indonesia bisa menjelma sebagai pusat produsen smartphone andalan kawasan Asia Tenggara. Apalagi ditopang bonus demografi dan pertumbuhan ekonomi digital nasional yang sangat potensial.

Namun tentu saja, perjalanan panjang membangun kembali kejayaan produksi ponsel ‘Made in Indonesia’ tak selamanya mulus. Sejumlah kendala klasik seperti infrastructure dan logistik hingga isu perpajakan dan impor bahan baku masih menjadi PR besar bagi para pelaku industri.

Meski demikian, dengan tekad bulat dan kerja bersama antara pemerintah, produsen lokal, institusi riset, hingga konsumen Indonesia sendiri, kita pasti mampu mewujudkan kembali kejayaan produksi perangkat teknologi hingga menjadi tuan rumah di negeri sendiri.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AS
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini