Populasi Kadal Terancam karena Perubahan Iklim, Apa yang Perlu DIlakukan?

Populasi Kadal Terancam karena Perubahan Iklim, Apa yang Perlu DIlakukan?
info gambar utama

Dampak perubahan iklim bukan hanya berpengaruh kepada manusia, tetapi juga dirasakan para satwa berdarah dingin, seperti reptil, amfibi dan ikan. Hewan berdarah dingin adalah hewan yang mengatur suhu tubuhnya sesuai dengan suhu lingkungan sekitar.

Peneliti dari Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Hayati (OR IPH) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Amir Hamidy mengungkapkan cara mengatur suhu itu sebagai upaya hewan-hewan beradaptasi dengan lingkungannya.

“Jadi suhu tubuh hewan berdarah dingin kurang lebih sama dengan suhu lingkungannya,” terang Amir yang dimuat dari Mongabay.

10 Kadal Paling Unik di Dunia, 3 dari Indonesia

Tetapi menurut Amir, suhu yang meningkat saat ini membuat aktivitas hewan ini berkurang. Suhu ini juga mempengaruhi proses reproduksi hewan berdarah dingin. Ketika suhu semakin panas, kelahiran individu jantan bisa berkurang.

“Bila cuaca semakin panas, kelahiran semua individu jantan yang kita khawatirkan,” ujarnya.

Ancaman

William E Magnusson dkk dalam Journal of Thermal Biology, Volume 73 April 2018 dengan judul Extinction Risk Forced by Climate Change and Intraspecific Variation in The Thermal Physiology of Tropical Lizard menjelaskan hewan berdarah dingin terancam krisis iklim.

“Kadal sensitif terhadap perubahan suhu,” ucapnya.

Mereka bahkan memprediksi spesies tropis ini sangat rentan terhadap pemanasan global. Hal yang menjadi risiko dari kepunahan lokal. Salah satu yang menjadi perhatian adalah kadal hutan bergaris.

Kenalkan, 10 Kadal 'Paling Tak Biasa' di Dunia, 3 Jenis Ada di Indonesia

Dari perkiraan risiko kepunahan kadal karena perubahan iklim berkisar antara 26,1 persen dan 70,8 persen untuk tahun 2050. Untuk tahun 2070, risiko kepunahan berkisar antara 52,8 persen hingga 92,8 persen.

“Hasil kami mendukung hipotesis bahwa striped forest whiptail berada pada risiko tinggi kepunahan lokal yang disebabkan peningkatan suhu,” paparnya.

Pelestarian hutan

Dikatakan oleh mereka, keberadaan kadal tergantung pada pelestarian hutan. Namun hal ini, jelasnya sangat mengkhawatirkan, karena tingkat deforestasi terjadi sangat tinggi. Sehingga upaya konservasi pun terkendala.

Padahal dalam sebuah studi yang dipimpin oleh Nature Serve, IUCN dan Conservation International menemukan sebagian besar spesies reptil hidup di hutan, di mana mereka menderita ancaman seperti penebangan dan konservasi lahan untuk pertanian.

10 Kadal Terunik di Dunia, 2 Jenis Ada di Indonesia

Konservasi PBB tentang keanekaragaman mengadakan fase kedua Cop15 di Kunming, China pada tahun 2022. Di mana pemerintah akan menegosiasikan target baru untuk melindungi keanekaragaman hayati, termasuk reptil.

“Kita membutuhkan rencana konservasi yang solid, kesepakatan kebijakan global, dan agar negara-negara berinvestasi penuh dalam memulihkan krisis keanekaragaman hayati yang menjulang jika kita ingin mencegah bencana kepunahan yang sedang berlangsung,” katanya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini