Merawat Serak Gulo, Tradisi Tebar Gula Masyarakat Keturunan India di Padang

Merawat Serak Gulo, Tradisi Tebar Gula Masyarakat Keturunan India di Padang
info gambar utama

Warga keturunan India yang berada di Kota Padang, Sumatra Barat selalu menantikan tanggal 1 Jumadil Akhir. Pasalnya pada momen tersebut mereka rutin menyelenggarakan Festival Budaya yang diberi nama Serak Gulo atau tebar gula pasir.

Dimuat dari Antara, Serak Gula selalu dinantikan oleh sekitar 8.000 warga keturunan India yang mendiami Kota Padang. Festival ini selama tiga tahun terakhir kian meriah karena masuk dalam kalender wisata Kota Padang.

12 Kuliner Khas Sumatera Barat yang Lamak Bana, Wajib Dicoba!

Festival Budaya ini biasanya dimulai selepas Ashar. Masyarakat berbondong-bondong datang ke depan Masjid Muhammadan di jalan Batipuh Panjang, Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang.

“Kawasan yang dominan dihuni oleh warga Muslim keturunan India tersebut menjadi lokasi kegiatan Serak Gulo,” tulis Ikhwan Wahyudi dalam Festival Serak Gulo dan Jejak Akulturasi Budaya India di Padang.

Acara meriah

Dinukil dari Detik, biasanya gula itu akan dibungkus dalam ukuran kecil menggunakan kain perca warna warni. Masing-masing sekitar seperempat kilo, total gula yang akan dibagikan mencapai 4 ton.

Acara akan dimulai dengan berdoa bersama. Setelah itu gula tersebut akan dinaikan ke atap masjid. Hingga tiba saatnya, lemparan dimulai. Belasan petugas yang telah bersiap di atap Masjid Muhammadan dengan cekatan melempar satu per satu bungkusan.

Galanggang Arang: Mengingat Kejayaan Batu Bara dan Kereta Api di Sumatra Barat

Sementara itu, ribuan masyarakat yang ada di bawah juga cekatan untuk merebut gula itu. Mereka rela berebut gula tersebut, walau harus berdesakan, terjatuh bahkan terinjak-injak untuk mendapatkan sebungkus gula.

“Alhamdulilah dapat (gula). Ini perkiraan sekitar satu ons satu bungkus,” kata Maharani, salah seorang warga.

Warisan keturunan India

Tradisi Serak Gulo masih lestari hingga kini, walau sempat berhenti dua tahun karena pandemi Covid-19. Dikatakan oleh Muhammad Fauzan, Ketua Perkumpulan Keluarga Muhammadan, gula-gula itu merupakan sumbangan dari warga keturunan India.

“Jadi memang, dua tahun terakhir tidak ada Serak Gulo karena Covid-19. Ini pertama kita lakukan kembali setelah Covid-19,” jelas Fauzan.

Pesona Sumatera Barat, Menyusuri Jejak Kebudayaan yang Megah

Dijelaskan oleh Fauzan, Serak Gulo merupakan ajaran turun temurun dari leluhur warga keturunan India bernama Sol Hamid. Hanya ada tiga tempat yang masih melaksanakan tradisi ini, yakni Padang, Singapura, dan India sendiri.

“Intinya ini adalah cara kita berbagi dengan seksama, sekaligus jadi ajang silaturahmi bagi warga keturunan Muslim India di Indonesia terutama yang tinggal di Padang,” katanya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini