Dilema ASEAN: Masa Depan Keanggotaan Timor-Leste di ASEAN

Dilema ASEAN: Masa Depan Keanggotaan Timor-Leste di ASEAN
info gambar utama

Pada KTT ASEAN ke-40 dan ke-41 yang berlangsung hingga pertengahan November 2022, ASEAN memberikan persetujuan bagi Timor-Leste untuk menjadi anggota ke-11. Keputusan ini memicu pandangan yang berbeda dari berbagai negara anggota, menciptakan dinamika menarik dalam perjalanan Timor-Leste menuju keanggotaan penuh.

Berdasarkan laporan yang diterbitkan oleh ASEAN Studies Centre, terdapat data terkait dukungan terhadap keanggotaan Timor-Leste di ASEAN, dimana sebanyak 61,5 persen responden ASEAN menyatakan mendukung keanggotaan Timor-Leste. Dari mereka yang memberikan dukungan positif terhadap keanggotaan Timor-Leste, hampir setengahnya, yaitu 48,7%, percaya bahwa kehadirannya sebagai anggota baru akan memperkuat kesatuan dan kedudukan sentral dalam ASEAN. Sementara itu, 39,9% menyatakan optimisme bahwa keanggotaan Timor-Leste akan menyebabkan peningkatan perdagangan dan investasi di antara negara-negara di wilayah tersebut.

Sebaliknya, hanya 11,4% yang percaya bahwa tidak akan ada perubahan signifikan dalam kerangka ASEAN. Di Vietnam, sebagian besar responden, yaitu 70,0%, berharap bahwa keanggotaan Timor-Leste akan memiliki dampak positif terhadap kesatuan dan kedudukan sentral ASEAN, angka yang lebih tinggi dibandingkan rata-rata ASEAN sebesar 48,7%.

Di antara mereka yang menentang masuknya Timor-Leste, sekitar sepertiga (34,4%) berpendapat bahwa integrasi ekonomi ASEAN akan melambat karena kehadiran Timor-Leste. Dalam konteks ini, responden Indonesia menjadi yang paling dominan dengan 66,7%, hampir dua kali lipat dari rata-rata. Selain itu, 29,8% responden di seluruh ASEAN percaya bahwa tidak akan ada perubahan signifikan dalam dinamika ASEAN, sedangkan 28,8% percaya bahwa keanggotaan Timor-Leste akan mempersulit proses pengambilan keputusan berbasis konsensus di ASEAN.

Di sisi lain, hanya 7,0% yang percaya bahwa langkah ini akan meningkatkan ketidaksetujuan di antara negara anggota ASEAN, dengan responden Singapura menunjukkan tingkat ketidaksetujuan tertinggi kedua setelah Vietnam. Sejalan dengan hal ini, responden Singapura juga menunjukkan ketidaksetujuan di antara negara-negara ASEAN terkait aplikasi keanggotaan Timor-Leste, yang sering dikaitkan dengan Singapura dalam konteks sejarah.

Dinamika pandangan terhadap keanggotaan Timor-Leste di ASEAN menggambarkan gambaran yang beragam di antara responden. Meskipun sebagian besar responden mendukung keanggotaan Timor-Leste, terdapat perbedaan pandangan yang mencolok antara yang mendukung dan yang menentang. Para pendukung menekankan harapan untuk memperkuat kesatuan dan kedudukan sentral ASEAN, serta peningkatan perdagangan dan investasi.

Mereka yang menentang menyoroti kemungkinan melambatnya integrasi ekonomi dan kompleksitas pengambilan keputusan regional. Dengan pandangan yang berbeda di antara negara-negara ASEAN mengenai keanggotaan Timor-Leste, langkah-langkah selanjutnya dalam proses ini tetap menarik untuk diikuti. ASEAN menghadapi tantangan untuk menjaga kesatuan dan membangun konsensus dalam mengelola pendapat yang berbeda mengenai penerimaan anggota baru, mencerminkan kompleksitas perannya sebagai komunitas regional.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Diandra Paramitha lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Diandra Paramitha.

Terima kasih telah membaca sampai di sini