Sejarah Paskibra, Cikal-bakalnya Ada di Peringatan HUT RI yang Pertama

Sejarah Paskibra, Cikal-bakalnya Ada di Peringatan HUT RI yang Pertama
info gambar utama

Sejarah paskibra ternyata cukup panjang. Jika dirunut ke belakang, cikal-bakal paskibra sudah ada saat Republik Indonesia baru berusia satu tahun.

Paskibra atau Pasukan Pengibar Bendera lazim ditemui di sekolah atau instansi pemerintahan. Sesuai namanya, paskibra bertugas untuk melaksanakan pengibaran bendera dalam upacara.

Perlu diketahui juga, selain paskibra, ada pula paskibraka alias Pasukan Pengibar Bendera Pusaka. Meski nama dan tugasnya serupa, namun keduanya tetap memiliki perbedaan dari segi tingkatan tempat mereka bertugas.

Paskibra biasanya bertugas di tingkatan sekolah atau kantor. Sementara itu, paskibraka bertugas di tingkatan yang lebih tinggi, misalnya di tingkat kota, provinsi, sampai nasional.

Awalnya, yang dikenal hanyalah paskibraka. Keberadaan paskibraka inilah yang menjadi cikal bakal paskibra yang saat ini dikenal.

Paskibra dan Paskibraka, Sama atau Beda?

Sejarah Paskibra, Awalnya Hanya Paskibraka

Jauh sebelum adanya paskibra di sekolah atau kantor-kantor, tokoh bangsa mencetuskan adanya paskibraka. Adalah Mayor (L) Hussein Mutahar yang jadi pemrakarsa hadirnya paskibraka.

Mulanya, Indonesia akan memperingati peringatan ulang tahun kemerdekaan yang pertama pada 17 Agustus 1946. Menyambut hari besar tersebut, pemerintah berencana melaksanakan upacara peringatan sebagaimana yang masih kerap dilakukan sampai saat ini.

Sebagaimana dicatat Tiaysah Hasibuan, Nabila Putri, dan Bunayya Khairunnisa dalam artikel yang diterbitkan Journal of Community Devation, Presiden Sukarno kemudian menghubungi salah satu ajudannya, Mayor (L) Hussein Mutahar, dan menugaskannya untuk mengorganisir serta memimpin upacara. Rencananya, upacara akan diselenggarakan di halaman Istana Presiden Gedung Agung Yogyakarta. Setelah menerima penugasan, Hussen pun punya ide bahwa pengibaran Bendera Pusaka dalam upacara seharusnya dilakukan oleh para pemuda dari seluruh Indonesia guna memupuk semangat persatuan bangsa.

Untuk mewujudkan idenya, Hussein menunjuk lima pemuda yang terdiri dari tiga putri dan dua putra yang mewakili berbagai daerah di Yogyakarta untuk menjadi pengibar bendera. Salah satu anggota pengibar benderanya adalah Titik Dewi, seorang pelajar SMA asal Sumatra Barat dan menetap di Yogyakarta.

Pengibaran bendera berlanjut pada peringatan hari kemerdekaan tahun-tahun berikutnya. Setelah Sukarno kembali ke Jakarta pada 1949, Bendera Sang Saka Merah Putih juga ikut dibawa. Sejaki 1950 hingga 1966, upacara diselenggarakan di Istana Merdeka Jakarta dengan pasukan pengibar yang dibentuk dan diatur oleh rumah tangga kepresidenan. Setelahnya, Pasukan Pengerek Bendera Pusaka dibentuk pada 1967 dan Pasukan Pertama pada 1968.

Anak Paskibra, Ini Lho Arti Logo dan Lambang Paskibra yang Sarat Makna

Referensi:

  • Hasibuan, T., Putri, N., & Khairunnisa, B. (2024). AKTUALISASI SEJARAH PASKIBRA MEWUJUDKAN NILAI–NILAI PENGABDIAN. Journal of Community Devation, 1(1), 52-59.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan A Reza lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel A Reza.

Terima kasih telah membaca sampai di sini