Tjong A Fie Mansion, Peninggalan Konglomerat Dermawan Kota Medan

Tjong A Fie Mansion, Peninggalan Konglomerat Dermawan Kota Medan
info gambar utama

Sebagian orang menganggap sejarah adalah sesuatu yang membosankan. Padahal, dari cerita-cerita sejarah akan membawa kita pada banyak pengajaran, khususnya tentang kehidupan. Pada dasarnya sejarah tidak bisa dipisahkan dari kehidupan kita. Sederhana saja, hari ini pun akan menjadi sejarah untuk bertahun-tahun ke depan.

Mungkin, image tentang sejarah yang membosankan karena belajar sejarah di sekolah biasanya melibatkan buku-buku tebal atau cerita dari guru yang membuat mengantuk. Padahal, ada cara lain untuk mengetahui sejarah, yang pastinya terasa lebih menyenangkan. Misalnya, mengunjungi tempat-tempat bersejarah di sekitar kita.

Nah, bila Kawan bertempat tinggal di Medan atau berencana datang ke Medan, disarankan berkunjung ke Tjong A Fie Mansion.

Tentang Tjong A Fie Mansion

Lokasinya berada di Jalan Ahmad Yani No. 105, Kesawan, Kecamatan Medan Barat. Di sepanjang jalan ini pun terdapat bangunan tua lain yang dijadikan sebagai toko. Di antara toko-toko itulah Tjong A Fie terdapat, dengan unsur bangunan Tionghoa yang khas.

Ketika Bus Pantura Cirebon-Jakarta Jadi Primadona pada Era Hindia Belanda

Meskipun kental dengan ornamen-ornamen pengaruh Cina, Tjong A Fie Mansion juga melibatkan unsur Melayu, dan Art Deco dalam arsitekturnya. Prinsip feng-shui dilibatkan dalam bangunannya.

Luas Tjong A Fie Mansion mencapai 8000 meter persegi. Membutuhkan waktu sekitar 5 tahun untuk menyiapkan bangunan luas tersebut, yaitu dimulai sejak tahun 1895-1900. Bangunannya sendiri terdiri dari dua lantai dengan kamar sebanyak 35.

Melewati gerbang utama, atensi pengunjung akan tercuri oleh dua Foo Lionas granit. Selain itu, pengunjung juga akan terpukau dengan pola-pola lukisan tangan asli serta pemandangan burung Phoenix dan kupu-kupu di langit-langit.

Masuk ke bagian dalam, ada satu bangunan penting yang dijadikam sebagai kuil. Namun, kuil tersebut tidak terbuka untuk umum. Hanya keturunan Tjong A Fie yang berhak dan biasanya digunakan untuk mendoakan leluhurnya pada hari pertama dan kelima belas penanggalan lunar.

Ada juga kamar tidur mendiang Tjong A Fie yang berisikan tempat tidur kayu mahoni berukir asli, pakaian sutra, dan artefak zaman lampau.

Yah, sejatinya saat berkunjung ke tempat bersejarah dan memerhatikan detail peninggalan-peninggalannya seolah akan mengantarkan kita pada zaman-zaman itu.

Mengenal Suku Madura dan Bahasanya

Kisah Tjong A Fie

Bila melihat Tjong A Fie Mansion secara langsung yang bersentuhan erat dengan seni serta mengetahui luas bangunannya yang menakjubkan, sudah pasti otomatis membuat orang-orang memikirkan betapa kayanya Tjong A Fie. Tak disangka, bahwa ia berasal dari keluarga sederhana dan miskin di Tiongkok.

Kisah Tjong A Fie di Medan bermula pada saat ia yang masih berumur 17 tahun menekuni jejak kakaknya, Tjong Yong Hian yang datang ke Labuhan Deli di Sumatra Hindia Belanda. Singkat cerita, mereka memulai bisnis dan sukses hingga mempunyai 10.000 orang karyawan lebih.

Kesuksesan tersebut membawa keduanya berhubungan dekat dengan penguasa Belanda, Kesultanan Deli, dan penguasa Tionghoa di Sumatra dan sekitarnya. Kemudian pada tahun 1911, Tjong A Fie diangkat menjadi Majoor der Chineezen untuk memimpin komunitas Tionghoa yang berkembang di Medan.

Kebijaksanaannya dalam memimpin sekaligus sebagai pengusaha membawa kedamaian bagi masyarakat. Dan masyarakat semakin mencintai Tjong A Fie karena ternyata ia juga seorang yang dermawan.

Tjong A Fie membelanjakan hartanya untuk membangun kota Medan, sehingga masyarakat ikut merasakan kesuksesan yang telah diraihnya. Ia membangun sekolah, rumah sakit, kuil, gereja, masjid, dan fasilitas umum lainnya tidak hanya di Medan, tapi juga Malaysia dan Cina. Semua dilakukannya tanpa memandang ras dan agama.

Pada tanggal 4 Februari 1921, masyarakat Medan dibuat berduka. Tjong A Fie meninggal dunia karena penyakit pitam. Sebagai bukti penghormatan, ribuan orang berbaris di jalan untuk mengiringi peti matinya ke pemakaman. Tjong A Fie meninggalkan bisnis perkebunan, pertambangan, perbankan, kereta api, kelapa, tembakau, teh, karet, kelapa sawit, dan perkebunan gula.

8 Makanan Khas Sumatra Utara, Ada Apa Saja?

Referensi:

https://tjongafiemansion.org/

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

NS
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini