Bell Living Lab menjaring 30 pebisnis di Vancouver, Kanada, untuk memanfaatkan limbah kopi dari Indonesia menjadi berbagai produk kulit vegan. Hal ini dilakukan dalam acara Business Forum yang digelar Konsulat Jenderal Indonesia (KJRI) Vancouver pada 5 Februari 2024 lalu.
Produk kulit vegan yang terbuat dari limbah kopi Indonesia dari Bell Living Lab menjadi salah satu produk yang disorot dalam acara tersebut. KJRI Vancouver melalui keterangan resminya, mengungkapkan bahwa antusiasme peserta cukup tinggi untuk menggunakan kulit vegan sebagai pengganti kulit sapi.
Beberapa pelaku usaha dikabarkan berminat untuk mendapatkan material kulit vegan dari perusahaan itu. Bahkan, sekolah mode dan kecantikan di Kanada, Blanche Macdonald juga mengharapkan Bell Living Lab dapat memberikan kuliah singkat mengenai kulit vegan kepada murid di kampus tersebut.
Produk ramah lingkungan
Bell Living Lab (PT) Kurva Lonceng Khatulistiwa) merupakan perusahaan berbasis riset yang mengembangkan dan memproduksi biomaterial berbahan dasar limbah kopi. Biomaterial yang dihasilkan beragam, yaitu M-Tex, lembaran kulit vegan yang terbuat dari coffee pulp waste.
Kemudian C-Flex, yakni pengganti cork yang terbuat dari husk & coffee pulp waste, serta Kalpa yang merupakan panel padat dari husk & coffee ground waste. Biomaterial ini selanjutnya diolah menjadi aneka produk, seperti merchandise, fashion, aksesoris, dan furnitur.
Pengolahan limbah kopi menjadi salah satu langkah yang tepat untuk mengurangi dampak negatif limbah terhadap lingkungan. Terlebih lagi bagi Indonesia, di mana kebiasaan minum kopi sudah merajalela di masyarakat. Data International Coffee Organization (ICO) menunjukkan, jumlah konsumsi kopi Indonesia mencapai 5 juta kantong berukuran 60 kilogram pada 2020–2021.
Baca juga CPO-Kopi Masih Jadi Primadona Ekspor Non Migas RI di Tahun 2024
Mengurangi dampak lingkungan
Berdasarkan data Kementerian Pertanian RI, Indonesia memproduksi 765.415 ton kopi pada tahun 2021. Dengan jumlah produksi sebesar itu, industri kopi tentunya menghasilkan ratusan ribu ton ampas kopi bekas setiap tahunnya.
Banyak dari limbah ini berakhir di tempat pembuangan sampah dan mengeluarkan gas rumah kaca yang berbahaya, termasuk metana. Dengan adanya pengelolaan limbah kopi dapat membantu mengurangi pembuangan limbah organik.
Selain Bell Living Lab, perusahaan di Indonesia yang memberikan perhatian pada limbah kopi adalah Catur Coffee Company dan So So Good Coffee Company. Kedua perusahaan ini berkomitmen untuk melaksanakan program pengelolaan limbah industri kopi dari hulu hingga hilir.
Baca juga Terkuaknya Peradaban Kuno yang Tersembunyi di Perkebunan Kopi Kerinci
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News