Mengenal Fishbone Diagram, Fungsi dan Cara Membuatnya

Mengenal Fishbone Diagram, Fungsi dan Cara Membuatnya
info gambar utama

Fishbone diagram, dikenal juga sebagai diagram Ishikawa, merupakan alat visual yang digunakan untuk menyelidiki dan mengidentifikasi akar penyebab masalah dalam suatu sistem / Root cause analysis.

Sekedar informasi, Root cause analysis adalah proses penting dalam menemukan akar masalah atau penyebab utama suatu situasi yang tidak diinginkan. Memahami akar penyebab masalah memungkinkan perusahaan untuk mengambil langkah-langkah yang sesuai untuk mencegah terjadinya masalah serupa di masa depan. Fishbone diagram adalah salah satu metode yang berguna dalam melakukan analisis penyebab akar. Dengan menggunakan diagram ini, tim dapat secara sistematis mengevaluasi berbagai faktor yang berkontribusi terhadap masalah yang terjadi, membantu dalam mengidentifikasi solusi yang efektif, dan merencanakan langkah-langkah perbaikan yang tepat untuk memperbaiki sistem secara keseluruhan.

Lebih detailnya, mari kita bahas di artikel GNFI berikut ini:

Pengertian Fishbone Diagram

Fishbone diagram, atau yang sering disebut juga sebagai diagram Ishikawa atau diagram tulang ikan, adalah sebuah alat visual yang sangat berguna dalam menganalisis penyebab masalah atau kondisi yang terjadi dalam suatu proses atau situasi. Nama "fishbone" berasal dari bentuk diagram ini yang menyerupai tulang ikan, dengan garis tengah yang menjadi tulang utama dan cabang-cabang yang menyerupai tulang-tulang lainnya.

Tujuan dari fishbone diagram adalah untuk membantu dalam mengidentifikasi berbagai faktor atau penyebab yang mungkin menjadi pemicu masalah atau kondisi yang tidak diinginkan. Faktor-faktor ini kemudian dikelompokkan ke dalam kategori-kategori tertentu yang disebut sebagai "tulang" pada diagram, dan setiap kategori tersebut terhubung ke garis tengah diagram sebagai representasi dari tulang ikan.

Kategori utama pada fishbone diagram adalah masalah atau kondisi yang ingin diselesaikan atau diperbaiki. Kemudian, penyebab masalah atau kondisi tersebut diidentifikasi lebih lanjut dalam bentuk kategori-kategori yang lebih spesifik, seperti manusia, metode, mesin, material, lingkungan, dan lain sebagainya, tergantung pada konteks analisis yang sedang dilakukan.

Fishbone diagram sangat membantu tim dalam memahami hubungan antara berbagai faktor penyebab masalah dan mencari solusi yang tepat. Ini adalah alat yang sangat berguna dalam proses pengambilan keputusan, perencanaan perbaikan proses, dan pengembangan strategi untuk meningkatkan kualitas atau efisiensi suatu sistem atau proses.

Selain di bidang manufaktur, fishbone diagram juga memiliki aplikasi yang luas di berbagai bidang lainnya. Contohnya, dalam dunia pemasaran, diagram ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mungkin menghambat keberhasilan suatu produk di pasar dengan mempertimbangkan semua variabel yang mempengaruhi penerimaan produk tersebut. Di sektor jasa, fishbone diagram juga sangat berguna dalam menemukan akar penyebab masalah dengan cara melakukan brainstorming untuk mengevaluasi probabilitas dan semua faktor yang mempengaruhi proses pemberian layanan.

Kegunaan Fishbone Diagram

Fishbone diagram memiliki sejumlah manfaat penting dalam proses analisis dan penyelesaian masalah. Misalnya, dalam membantu individu, tim, atau organisasi untuk memusatkan perhatian pada akar permasalahan yang menyebabkan masalah. Dengan mengidentifikasi faktor-faktor yang berperan dalam suatu masalah, fishbone diagram memfasilitasi eksplorasi berbagai kemungkinan penyebab, sehingga memungkinkan penemuan solusi yang lebih efisien.

Ini nih beberapa manfaat lain yang kamu dapatkan kalau menggunakannya:

  1. Memberikan visualisasi yang jelas: Fishbone diagram memberikan gambaran visual yang jelas tentang masalah yang sedang dihadapi, mempermudah pemahaman dan akses informasi.
  2. Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab: Diagram ini membantu mengidentifikasi berbagai faktor yang mungkin mempengaruhi masalah yang terjadi, membantu menemukan akar penyebabnya.
  3. Analisis yang sistematis: Fishbone diagram membantu dalam menganalisis masalah secara sistematis dengan membaginya ke dalam kategori-kategori yang terdefinisi dengan jelas.
  4. Meningkatkan efisiensi: Dengan mengidentifikasi penyebab masalah secara tepat, fishbone diagram dapat mengurangi waktu yang terbuang percuma dalam mengatasi masalah yang sama berulang kali, meningkatkan efisiensi dalam penyelesaian masalah.
  5. Meningkatkan kualitas: Dengan menemukan akar penyebab masalah, fishbone diagram membantu meningkatkan kualitas produk atau layanan dengan mengambil tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah.
  6. Meningkatkan kepuasan pelanggan: Dengan mengatasi masalah yang mungkin terjadi dalam produk atau layanan, fishbone diagram dapat membantu meningkatkan kepuasan pelanggan, yang pada gilirannya dapat berkontribusi pada pertumbuhan bisnis.

Cara Membuat Fishbone Diagram

Setelah memahami konsep dan manfaat fishbone diagram, penting untuk mengetahui langkah-langkah dalam membuatnya. Berikut ini adalah tahapan pembuatan fishbone diagram menurut panduan yang terdapat dalam buku “Failure in Safety Systems: Metode Analisis Kecelakaan Kerja” karya Dewi Kurniasih.

  1. Identifikasi Masalah: Tentukan masalah yang akan dianalisis dan tuliskan di bagian kepala diagram, yang merupakan pusat dari fishbone.
  2. Identifikasi Faktor Penyebab: Buatlah "tulang-tulang ikan" yang mewakili faktor-faktor yang diduga menjadi penyebab masalah. Faktor-faktor ini dapat mencakup orang, metode, mesin, material, lingkungan, dan kebijakan.
  3. Tambahkan Sub Faktor: Tambahkan cabang pada setiap tulang ikan dan tuliskan sub faktor yang mempengaruhi faktor tersebut. Ini membantu dalam memperinci penyebab potensial dari masalah.
  4. Analisis Subfaktor: Teliti setiap sub faktor dan cari tahu apa yang menyebabkan subfaktor tersebut menjadi masalah. Identifikasi faktor-faktor kritis yang perlu diperhatikan.
  5. Tentukan Tindakan Perbaikan: Setelah mengidentifikasi akar penyebab masalah, tentukan tindakan yang perlu dilakukan untuk menyelesaikan masalah tersebut.
  6. Evaluasi dan Perbaikan: Evaluasi hasil dari tindakan yang telah dilakukan dan perbaiki diagram sesuai dengan temuan dan hasil evaluasi. Terus lakukan evaluasi dan perbaikan jika diperlukan.
  7. Presentasikan Hasil Analisis: Setelah diagram selesai dibuat, presentasikan hasil analisis kepada tim atau pihak terkait untuk mendapatkan masukan dan merumuskan tindakan yang tepat guna menyelesaikan masalah.

Fishbone diagram dapat dibuat secara manual menggunakan kertas dan pensil, atau dengan menggunakan perangkat lunak khusus seperti Microsoft Visio, Lucidchart, dan SmartDraw.

Dengan menggunakan fishbone diagram, perusahaan atau tim dapat lebih mudah menganalisis masalah, mengidentifikasi akar penyebabnya, dan merumuskan rencana perbaikan yang tepat. Ini membantu dalam meningkatkan efisiensi operasional dan mengurangi risiko masalah di masa mendatang.

sumber:
https://ivosights.com/read/artikel/fishbone-diagram-mengenal-untuk-melakukan-root-cause-analysis
https://matadigital.net/mengenal-fishbone-diagram-fungsi-dan-cara-membuatnya/
https://www.linovhr.com/fishbone-analysis
https://eriskusnadi.com/2011/12/24/fishbone-diagram-dan-langkah-langkah-pembuatannya/
https://repository.dinus.ac.id/docs/ajar/Diagram_Fisbone.pdf

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Meita Astaningrum lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Meita Astaningrum.

MA
MS
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini