Kabar Gembira! Dua Bayi Orangutan Lahir di TN Betung Kerihun

Kabar Gembira! Dua Bayi Orangutan Lahir di TN Betung Kerihun
info gambar utama

Berita membahagiakan datang dari upaya pelestarian orangutan di Indonesia. Dua orangutan Kalimantan yang lahir di Sub DAS Mendalam, wilayah Resort Nanga Hovat, Seksi PTN Wilayah III Padua Mendalam, Taman Nasional Betung Kerihun, terlihat mengalami pertumbuhan yang baik dan kondisi kesehatan yang optimal.

Sebelumnya, dua orangutan Kalimantan yang dilaporkan melahirkan itu dikenal sebagai Juvi dan Jojo. Keduanya dilepasliarkan pada tahun 2017 di Wilayah Resort Nanga Hovat melalui kolaborasi antara Balai Besar Taman Nasional Betung Kerihun dan Danau Senarum dengan Yayasan Penyelamatan Orangutan Sintang (YPOS) dan BKSDA Kalimantan Barat.

Anak dari Jojo ditemukan pada November 2023, diperkirakan berusia dua tahun, sementara anak dari Juvi pertama kali dijumpai pada tahun 2019 dan diperkirakan berusia satu tahun. Dengan demikian, pada tahun 2024, anak dari Juvi sudah berumur 6 tahun.

Fakta ini menunjukkan bahwa Orangutan Kalimantan dapat tetap bertahan dan berkembang biak secara positif di habitat alaminya, terutama di Kawasan Taman Nasional Betung Kerihun.

"Kelahiran Orangutan Kalimantan di kawasan Taman Nasional Betung Kerihun menandakan kesesuaian habitat dan masih terjaganya kelestarian Orangutan Kalimantan," ujar Menteri KLHK, Siti Nurbaya Bakar.

Pertumbuhan populasi satwa, yang tercermin dalam kelahiran, menjadi indikasi perbaikan habitat. Menteri Siti mengajak semua pihak untuk bersatu dalam mendukung kelestarian satwa dan habitatnya.

Kembali ke Habitat, Orangutan Mona dan Aming Dilepasliarkan Setelah Rehabilitasi

Pentingnya peran bersama untuk kelestarian

Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE), Satyawan Pudyatmoko, menerima laporan dari Plt. Kepala Balai Besar Taman Nasional Betung Kerihun dan Danau Sentarum (BBTNBKDS), Wahju Rudianto, mengenai hal tersebut.

BBTNBKDS, bersama tim dan mitra seperti Rafael Tenting dan Bundany Anugra, melaporkan pemantauan Orangutan Jojo beserta anaknya. Sementara itu, Orangutan Juvi dengan anaknya berhasil dipantau berkat laporan tim Pusat Orangutan Sintang (SOC).

Satyawan menyatakan bahwa bersama jajarannya, mereka akan terus melaksanakan kegiatan perlindungan dan pengawetan, khususnya di dalam kawasan Taman Nasional, untuk memastikan keberlanjutan ekosistem dan keanekaragaman hayati di dalamnya.

Dalam upaya pelestarian Orangutan Kalimantan, BBTNBKDS menjalin kerjasama dengan Yayasan Penyelamatan Orangutan Sintang (YPOS), BKSDA Kalimantan Barat, dan masyarakat sekitar, terutama dalam konteks konservasi Orangutan Kalimantan, baik yang hidup di alam liar maupun hasil pelepasliaran.

Keberhasilan pelestarian orangutan ini tidak terlepas dari dukungan masyarakat, seperti yang dinyatakan oleh Rafael Tenting, salah satu tokoh masyarakat Desa Datah Dian.

"Sebagai masyarakat adat Suku Dayak Kayan, kami menghargai keberadaan orangutan di alam. Kami menganggap bahwa orangutan adalah bagian dari adat budaya dimana orangutan merupakan hewan yang sakral sehingga harus dilindungi dan dilestarikan," ungkapnya.

Cerita Siti dan Sudin, Anak Orangutan Korban Perdagangan yang Kini Belajar Hidup di Hutan

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Muhammad Fazer Mileneo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Muhammad Fazer Mileneo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini