Solusi Inovatif KKN-PPM UGM Kelana Kendal Manfaatkan Sampah Organik Menjadi Eco Enzyme

Solusi Inovatif KKN-PPM UGM Kelana Kendal Manfaatkan Sampah Organik Menjadi Eco Enzyme
info gambar utama

Masalah sampah rumah tangga, khususnya sampah organik, telah menjadi perhatian serius di banyak wilayah pedesaan di Indonesia. Desa Majasem, yang terletak di Kecamatan Kendal, tidak terkecuali.

Dengan jumlah penduduk yang mayoritas bermata pencaharian sebagai petani, sampah organik seperti sisa buah-buahan dan sayur-sayuran seringkali dibuang begitu saja atau bahkan dibakar sehingga dapat menimbulkan pencemaran udara. Hal ini terjadi karena kesadaran untuk memilah dan mengelola sampah, terutama sampah organik, masih sangat rendah di kalangan penduduk.

Ada sebuah inisiatif menarik dilakukan oleh mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN PPM) Universitas Gadjah Mada (UGM) Kelana Kendal, yaitu dengan mengadakan sesi sosialisasi di kantor Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Desa Majasem. Tujuannya adalah untuk memperkenalkan konsep eco enzyme kepada ibu-ibu PKK Desa Majasem sebagai solusi untuk mengatasi permasalahan sampah organik.

Penanggung jawab kegiatan, Hafidh Nurdiansyah, mahasiswa Program Studi Teknologi Rekayasa Perangkat Lunak, Sekolah Vokasi UGM, menjelaskan bahwa mereka memilih eco enzyme karena merupakan solusi ramah lingkungan dan dapat memberikan manfaat berkelanjutan bagi masyarakat. Sebagai contoh, mendorong untuk melakukan pemilahan dan pengelolaan sampah agar tidak menimbulkan masalah pada lingkungan.

Cara Membuat Eco Enzyme, Cairan Alami Banyak Manfaat

“Pemilihan eco enzyme sebagai fokus kegiatan kami disebabkan oleh karakteristiknya yang ramah lingkungan dan kemampuannya memberikan manfaat berkelanjutan bagi masyarakat. Kami berharap dapat mendorong kesadaran untuk melakukan pemilahan dan pengelolaan sampah, sehingga dapat menghindari dampak negatif pada lingkungan”, tutur Hafidh saat diwawancarai.

Apa Itu Eco Enzyme?

Eco enzyme merupakan cairan fermentasi yang terbuat dari campuran bahan organik, molase atau tetes tebu, dan air dengan perbandingan tertentu. Proses fermentasi ini menghasilkan enzim yang bermanfaat dalam berbagai kegiatan sehari-hari, mulai dari kebersihan hingga pertanian.

Kegunaan Eco Enzyme

Eco enzyme memiliki beragam kegunaan yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Selain sebagai pupuk organik, eco enzyme juga dapat digunakan untuk mencuci pakaian, membersihkan lantai, dan bahkan sebagai bahan pembersih gigi.

Menurut Hafidh, antusiasme ibu-ibu PKK Desa Majasem terhadap penggunaan eco enzyme sebagai pupuk organik sangat tinggi, mengingat mayoritas warga desa tersebut merupakan petani.

Eco Enzyme, Cairan Serbaguna Hasil Olahan Sampah Rumah Tangga

Cara Pembuatan Eco Enzyme

Adapun proses pembuatan eco enzyme relatif sederhana dan dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

  1. Persiapan Bahan: Siapkan molase atau tetes tebu, sampah organik seperti sisa buah-buahan dan sayur-sayuran (seperti kulit rambutan, batang kangkung, dan daun serai), serta air bersih.
  2. Pencampuran Bahan: Campurkan bahan-bahan tersebut dalam wadah seperti botol atau toples dengan perbandingan 1 bagian molase, 3 bagian sampah organik, dan 10 bagian air.
  3. Fermentasi: Tutup wadah rapat-rapat dan simpan selama 3 bulan di tempat yang teduh dengan suhu ruangan.
  4. Penyaringan: Setelah 3 bulan, saring campuran tersebut untuk mendapatkan cairan eco enzyme yang siap digunakan.

Selama sesi sosialisasi, ibu-ibu PKK Desa Majasem tampak antusias dan bersemangat untuk mencoba membuat serta menggunakan eco enzyme dalam kehidupan sehari-hari mereka. Dengan demikian, harapannya adalah bahwa inisiatif ini dapat membantu mengurangi jumlah sampah organik di Desa Majasem sambil memberikan manfaat ekonomi dan lingkungan yang positif.

Embung Wanakaya, Sumber Irigasi dan Tujuan Wisata Baru di Indramayu

Melalui kolaborasi antara mahasiswa KKN PPM UGM dan masyarakat Desa Majasem, diharapkan akan tercipta budaya peduli lingkungan yang memberikan dampak positif bagi kehidupan bersama. Tidak hanya itu, semoga masyarakat Desa Majasem dapat mengadopsi praktik-praktik ramah lingkungan ini secara berkesinambungan, menciptakan lingkungan yang lebih bersih, sehat, dan berkelanjutan untuk generasi mendatang.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini