Genjot Investasi Mobil Listrik, RI Guyur Sejumlah Insentif untuk Produsen

Genjot Investasi Mobil Listrik, RI Guyur Sejumlah Insentif untuk Produsen
info gambar utama

Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan sejumlah insentif untuk mempercepat investasi dan implementasi kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) di Indonesia. Insentif itu antara lain: bea masuk atas impor KBLBB roda 4 sebesar 0 persen, baik dalam bentuk utuh atau completely built up (CBU) maupun terurai lengkap atau completely knocked down (CKD). Kemudian, insentif pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) untuk KBLBB roda 4.

Penjualan kendaraan bermotor roda empat atau lebih di Indonesia pada 2023 tembus 1.005.802 unit. Gaikindo mencatat, penjualan domestik mobil listrik tahun lalu mencapai 17.147 unit, sedangkan ekspor mobil listrik sebesar 1.504 unit, penjualan mobil hybrid 54.656 unit, dan ekspor mobil hybrid 27.710 unit.

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menyebut, pemerintah juga telah memberlakukan insentif berupa pengurangan pajak pertambahan nilai (PPN). Dia berharap, industri kendaraan listrik (electricvehicle/EV) Indonesia bisa bersaing dengan negara lain.

“Saya kira, ini akan mendorong penjualan dan nanti baliknya mendorong ke produksi di pabrik-pabrik EV yang ada di Indonesia,” kata Jokowi dalam Opening Ceremony Indonesia International Motor Show (IIMS) 2024 di Jakarta International Expo (JIEXPO) Kemayoran, Kamis (15/2/2024).

Mobil Listrik Ora 3 yang Imut ini Akan Diproduksi di Bogor

Usai membuka IIMS secara resmi, Jokowi sempat mengatakan bahwa Indonesia memiliki bahan baku nikel untuk baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV). Sumber daya tersebut dapat mendorong produksi dan penjualan EV di Indonesia.

“Masa depan otomotif Indonesia itu ada di mobil listrik karena kita memiliki bahan baku nikel dan yang lainnya. Arahnya ke sana, kita akan bisa bersaing dengan negara-negara lain, terutama kalau semua local content sudah meninggi. Kita dorong nikel agar semua merek EV bisa berproduksi di Indonesia karena kita punya kekuatan di baterai,” tandasnya.

Kemudian, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) RI melaporkan, sepanjang 2023, industri pengolahan nasional tumbuh 4,64 persen (yoy). Sektor ini menjadi salah satu penyumbang besar bagi pertumbuhan ekonomi nasional dengan share mencapai 18,67 persen (yoy) terhadap produk domestik bruto (PDB).

Sementara itu, industri alat angkut mampu tumbuh 7,63 persen (yoy) dengan kontribusi 1,49 persen terhadap PDB nasional. Lalu, kontribusi ekspor produk otomotif nasional tercatat tumbuh signifikan, yaitu 5,96 persen (yoy) pada 2023 atau naik sedikit dari capaian 2022 yang besarnya 5,14 persen (yoy).

IIMS 2024 mengusung tema “Your Infinite Autotainment Experience". Pameran ini diikuti 188 peserta dengan 53 merek kendaraan. Pemerintah Indonesia menargetkan total transaksi IIMS kali ini sebesar Rp5,3 triliun dan dihadiri 460 ribu pengunjung selama periode 15—25 Februari 2024.

Rayu Pabrikan China, RI Mau Produksi Mobil Listrik Sendiri pada 2026

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Afdal Hasan lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Afdal Hasan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini