Apa itu Tahun Kabisat dan Sejarahnya, Tahun yang Habis Dibagi Empat yang Jadi Google Doodle Hari Ini

Apa itu Tahun Kabisat dan Sejarahnya, Tahun yang Habis Dibagi Empat yang Jadi Google Doodle Hari Ini
info gambar utama

Hari ini 29 Februari 2024 Google Doodle mengilustrasikan Hari Kabisat 2024 dengan seekor katak bernomor 29 sedang melompat di antara batu bernomor 29 dan 1. Di Indonesia kita menyebutnya dengan hari kabisat sedangkan untuk tahunnya bernama tahun kabisat. Dalam bahasa Inggris, orang-orang menyebutnya sebagai Leap Day untuk hari kabisat dan Leap Year untuk tahun Kabisat.

Apa sebenarnya tahun kabisat itu dan bagaimana sejarahnya? Mari kita bahas di sini.

Apa itu Tahun Kabisat

Tahun Kabisat merupakan tahun yang habis dibagi empat. Jika tahun ini dibagi dengan angka 4 maka hasilnya adalah bilangan bulat. Sebagai contoh tahun 2024 ini. Jika dibagi 4 maka hasilnya 506. Pas bulat, tidak ada sisa atau pecahannya.

Selain habis dibagi empat, tahun kabisat juga punya ciri khas lainnya, yaitu terdapat tanggal 29 di bulan Februari pada tahun tersebut.

Tidak hanya itu, tahun kabisat akan terus berulang setiap 4 tahun sekali. Jika tahun 2024 ini adalah tahun kabisat, maka tahun 2028, 2032, 2036, 2040 dan 2044 adalah tahun kabisat berikutnya.

Tujuan Tahun Kabisat

Mungkin Kawan pernah berpikir kalau tahun kabisat ini merepotkan, terutama yang lahir pada tanggal 29 Februari. Mereka merayakan ulang tahun hanya setiap 4 tahun sekali. Dan untuk perhitungan usainya supaya pas, mereka harus menggeser ke tanggal 28 setiap tahunnya.

Selain itu yang bekerja dalam bidang keuangan dan akuntansi pun juga akan menjadi kendala tersendiri. Jika ada transaksi yang terjadi pada tanggal 29 dan itu rutin maka pencatatannya akan membutuhkan penanganan tersendiri.

Namun begitu tahun kabisat hadir bukan tanpa tujuan. Tahun kabisat punya tujuan untuk menjaga agar kalender yang kita gunakan hingga saat ini tetap sejalan dengan tahun astronomis atau tahun matahari.

Perlu Kawan ketahui kalau tahun kalender itu berjumlah 365 hari. Sedangkan tahun astronomis itu berjumlah 365,25 hari.

Untuk memperbaiki ketidakcocokan tersebut maka ditambahkanlah hari kabisat setiap 4 tahun sekali.

Sehingga kita bisa tetap bisa mengatur waktu dan musim pertanian dan perayaan dengan lebih akurat.

Sejarah Tahun Kabisat

Dikutip dari laman situs History, tahun kabisat sebenarnya sudah ada sebelum tahun 45 SM yaitu pada masa Julius Caesar. Ketika itu dia menetapkan 1 tahun terdiri dari 365 hari dengan 12 bulan. Sistem penanggalan ini disebut dengan kalender Julian.

Kalender Julian mencakup tahun kabisat setiap empat tahun tanpa kecuali dan disinkronkan dengan musim di Bumi yang terdiri dari 15 bulan dengan total 445 hari.

Namun perhitungan tersebut ternyata melenceng. Pada abad ke-16 para ahli astronomi memperhatikan dan menyadari bahwa kalender Julian lebih lebih cepat dari perkiraan dari peringatan peristiwa penting.

Salah satunya adalah tanggal Paskah yang menyimpang dari tanggal tradisionalnya.Gereja Katolik biasanya merayakan Paskah pada hari Minggu pertama setelah bulan purnama pertama setelah ekuinoks musim semi. Namun di kalender Julian, tanggal Paskah menjadi 10 hari lebih cepat dari yang seharusnya.

Kemudian untuk mengatasi hal ini, Paus Gregorius XIII menugaskan agar kalender Julian dimodifikasi namun tetap mempertahankan hari Kabisat. Maka pada tahun 1582 diperkenalkan kalender Gregorian (Masehi). Kalender Gregorian ini sama dengan kalender Julian tetapi dengan pengecualian tahun kabisat untuk sebagian besar tahun keseratus yang tidak habis dibagi 400, seperti tahun 1700, 1800, 1900 dan 2100 bukanlah tahun kabisat.

Karena perbedaan kalender, negara-negara barat kemudian beralih ke kalender Gregorian agar dapat melakukan sinkronisasi dengan negara-negara lain di dunia.

Sebagai contoh, saat Inggris bertukar kalender pada 1752, 2 September diikuti oleh 14 September, menurut Royal Museums Greenwich.

Perhitungan Tahun Kabisat

Untuk menentukan apakah suatu tahun termasuk tahun kabisat atau bukan ada rumus perhitungannya sendiri.

Dikutip dari Quora, cara atau rumusnya adalah sebagai berikut :

  1. Jika angka tahun itu habis dibagi 400, maka tahun itu sudah pasti tahun kabisat. Contohnya tahun 2000.
  2. Jika angka tahun itu tidak habis dibagi 400 tetapi habis dibagi 100, maka tahun itu sudah pasti bukan tahun kabisat. Contohnya tahun 2100.
  3. Jika angka tahun itu tidak habis dibagi 400, tidak habis dibagi 100 akan tetapi habis dibagi 4, maka tahun itu merupakan tahun kabisat. Contohnya tahun 2016, 2020 dan 2024.
  4. Jika angka tahun tidak habis dibagi 400, tidak habis dibagi 100, dan tidak habis dibagi 4, maka tahun tersebut bukan tahun kabisat. Contohnya tahun 1993, 1997, 2001 dan 2023.

Referensi :

https://www.history.com/news/why-do-we-have-leap-year

https://id.quora.com/Mengapa-tahun-2100-bukan-merupakan-tahun-kabisat/answer/Wardah-F

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Muhammad Sholeh lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Muhammad Sholeh.

Terima kasih telah membaca sampai di sini