Kontribusi AS dalam Proyek Interkoneksi Listrik Lintas Batas RI dan Malaysia

Kontribusi AS dalam Proyek Interkoneksi Listrik Lintas Batas RI dan Malaysia
info gambar utama

Badan Perdagangan dan Pembangunan Amerika Serikat (USTDA) meneken perjanjian hibah dengan PT PLN untuk melakukan studi kelayakan pengembangan dua interkoneksi listrik lintas batas Indonesia dan Malaysia. USTDA akan menilai kelayakan interkoneksi listrik antara Sumatra dengan Semenanjung Malaysia (interkoneksi Sumatra), lalu antara Kalimantan dengan Sabah, Malaysia (interkoneksi Kalimantan).

Infrastruktur baru itu menjadi bagian dari 18 interkoneksi lintas batas potensial yang tercantum dalam Studi Masterplan Interkoneksi ASEAN dan dikembangkan menggunakan pendanaan dari USTDA. Proyek tersebut akan memfasilitasi pembagian sumber daya yang efisien, meningkatkan keamanan energi, serta menerapkan kebijakan energi bersih dan tujuan perlindungan iklim di kedua negara.

"Infrastruktur transmisi listrik lintas batas ini akan memajukan ambisi energi, iklim, ekonomi terbarukan Indonesia dan Malaysia, serta mengatalisasi manfaat di seluruh negara anggota ASEAN," kata Direktur USTDA Enoh Titilayo Ebong saat penandatangan perjanjian di Arlington, Virginia, Rabu (6/3/2024).

RI Dapat Hibah dari AS Sebarkan Sinyal 4G ke 1.621 Desa Terpencil

Melalui interkoneksi, Indonesia dan Malaysia memungkinkan untuk berbagi listrik lintas batas, membantu mencocokkan pasokan listrik dengan permintaan lokal, dan memaksimalkan daya yang dihasilkan oleh sumber energi terbarukan. PLN telah memilih Delphos International, Ltd. yang berbasis di Washington, D.C. sebagai firma penasihat untuk melakukan studi, berkoordinasi dengan perusahaan listrik Malaysia Tenaga Nasional Berhad dan Sabah Electricity Sdn. Bhd.

Pusat Energi ASEAN pun mendukung proyek ini dengan melibatkan banyak pemangku kepentingan di kedua negara. Menurut Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo, eksplorasi interkoneksi sangat penting untuk meningkatkan ketahanan energi nasional dan regional serta membawa kemakmuran bersama bagi Asia Tenggara.

“Mimpi ambisius ini hanya dapat dicapai melalui kolaborasi, seperti yang ditunjukkan dari penandatanganan perjanjian hibah antara PLN dan USTDA," ucapnya.

Darmawan mengakui, meski pembentukan sistem ini menimbulkan tantangan dalam aspek kebijakan, teknis, dan komersial, hal itu dapat diatasinya dengan melakukan pendekatan terpadu.

"Kolaborasi dengan USTDA memungkinkan kami untuk memanfaatkan keahlian dan sumber daya internasional, membawa kami lebih dekat untuk mewujudkan visi kami memiliki jaringan listrik yang lebih terhubung dan berkelanjutan di seluruh ASEAN," pungkasnya.

PLN Dapat Hibah Rp15 Miliar dari AS, Kembangkan EBT di Wilayah 3T

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Afdal Hasan lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Afdal Hasan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini