RI Dapat Hibah dari AS Sebarkan Sinyal 4G ke 1.621 Desa Terpencil

RI Dapat Hibah dari AS Sebarkan Sinyal 4G ke 1.621 Desa Terpencil
info gambar utama

Badan Perdagangan dan Pembangunan Amerika Serikat (USTDA) memberikan dana hibah kepada Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) RI untuk menjalankan studi kelayakan peluncuran sinyal makro 4G dengan teknologi jaringan akses radio terbuka (Open RAN). Program ini akan mendukung langkah Kominfo untuk menyediakan konektivitas nirkabel seluler ke 1.621 desa di Indonesia.

Pendanaan tersebut bertajuk Digital Connectivity and Cybersecurity Partnership. Pihak yang terlibat dalam studi ini akan menilai kelayakan penerapan Open RAN secara komersial dan teknis yang mencakup uji coba lapangan Open RAN untuk mengumpulkan data tentang model bisnis serta keputusan investasi. USTDA dalam kegiatan ini juga akan memberikan lokakarya pengembangan kapasitas dan sesi pelatihan kepada pemangku kepentingan tentang aspek teknis penyebaran Open RAN.

"Kemitraan kami dengan Kominfo RI akan membantu memajukan tujuan akses universal dan kepemimpinan Indonesia dalam penyebaran teknologi jaringan generasi mendatang," kata Direktur USTDA, Enoh Titilayo Ebong, di Arlington, Virginia, Kamis (22/2/2024).

Satelit Merah Putih 2 Meluncur di AS, Dukung Koneksi Internet ke Seluruh RI

Kominfo RI telah memilih asosiasi industri Open RAN Telecom Infra Project, Inc. (TIP) untuk melakukan penelitian. Di samping itu, sederet penyedia teknologi AS turut berpartisipasi dengan menyumbangkan peralatan dan keahlian teknis. Beberapa di antaranya: Mavenir Systems–produsen perangkat lunak asal Richardson, Texas, Parallel Wireless, International Business Machines Corporation, dan KCC Technology.

"Proyek ini akan semakin memanfaatkan pembiayaan sektor swasta untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur digital Indonesia dan menciptakan peluang baru bagi perusahaan AS dan mitra teknologi tepercaya untuk menawarkan solusi di salah satu pasar telekomunikasi terbesar di dunia," tambah Enoh.

USTDA menerangkan bahwa Open RAN menawarkan keuntungan bagi negara kepulauan dan daerah pedesaan yang infrastruktur komunikasi tradisionalnya kurang atau terbatas. Manfaat itu mencakup biaya penyebaran dan operasional lebih rendah, skalabilitas dan otomatisasi lebih besar, peningkatan efisiensi energi juga pengurangan dampak lingkungan dari infrastruktur telekomunikasi, serta momentum menuju peluncuran 5G.

Menurut Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika, Ismail MT, kolaborasi ini menjadi langkah maju yang signifikan dalam menjembatani kesenjangan digital dan mencapai tujuan nasional untuk akses universal. Dengan memanfaatkan fleksibilitas dan efektivitas biaya Open RAN, pihaknya dapat menghubungkan komunitas terpencil serta membuka potensi ekonomi di sana.

“Saya berharap implementasi Open RAN di Indonesia dapat membawa peluang bagi industri lokal untuk berpartisipasi dalam mengembangkan Open RAN dan MNO untuk membangun jaringan yang lebih efisien,” ucap Ismail.

Asal-usul Buzzer, Sejak Kapan Mereka Hadir di Internet?

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Afdal Hasan lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Afdal Hasan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini